Aroma masakan menyebar keseluruh ruangan. Suara televisi yang menampilkan acara anak pun terdengar sampai ke dapur.
"Jie, kecilkan volumenya, Buna lagi telpon." Teriak Nana dari arah dapur.
Nana kembali berbicara dengan seseorang melalui saluran telpon.
"Nanti saya akan hubungi kembali karena suasana saat ini tidak kondusif,"
Nana mematikan telponnya, ia menghampiri Jisung yang asik menonton."Kecilkan volumenya Jie, tetangga pasti bisa mendengar." Setelah tidak ada tanggapan dari Jie karena terlalu fokus, Nana kembali pada masakannya.
Bell pintu berbunyi, tapi masakan Nana tidak bisa ditinggal sedetikpun.
"Nakamoto Jisung! Tolong lihat siapa yang datang," teriak Nana.
Jisung berjalan menuju pintu, namun matanya tidak terlepas dari televisi.
Seseorang menunggu di depan pintu dengan senyum lebar, berharap hari ini adalah hari keberuntungannya.
"Pagi Jisung~" sapanya.
"Uncle!"
Jisung mempersilahkan Jeno untuk masuk ke dalam, setelah itu ia langsung berlari lalu duduk pada posisi semula.
Jeno tertawa melihat kelakuan Jie, ia menghampiri Nana yang berada di dapur.
Senangnya melihat Nana mengambil alih dapur dan mengeluarkan semua keahliannya dalam mengolah bahan masakan menjadi makanan enak.
Saat masih bersama, Jeno selalu duduk di kitchen bar untuk melihat Nana memasak untuk mereka berdua.
Melihat Nana yang kesulitan, ia mengambil alih blender yang sudah terpasang.
"Mushroom soup?" Tanya Jeno memastikan.
"Boleh aku bantu?"
"Jangan terlalu halus," dengan kata lain Nana memberikan persetujuan.
Ketiganya sarapan dengan masakan rumah versi Nakamoto Jaemin.
Dari semua menu sarapan yang tersedia, Jie hanya memakan yakitori atau sate versi Jepang.
"Makan nasi mu, atau buna matikan tv nya." Jie dengan cepat menyantap sarapan pagi miliknya.
Jeno beruntung Nana mengizinkan dirinya untuk bergabung sarapan pada pagi hari yang cerah ini.
Sepulang dari rumah sakit, Jeno lebih sering berkunjung ke rumah Nana dibandingkan berdiam diri mengurus pekerjaannya.
Nana tetaplah Nana, ia memang mengizinkan Jeno untuk lebih sering datang, tapi ia memberikan batasan yang jelas. Seperti waktu berkunjung dan pulang Jeno dari rumahnya. Bagaimanapun mereka bukan lagi pasangan.
Nana mencuci semua peralatan dapur yang ia gunakan, sedangkan Jeno membersihkan meja makan. Mereka berbagi tugas layaknya pasangan.
Saat semuanya sudah selesai, Nana memberikan Jeno segelas ice cream dengan berbagai topping.
"Sekalian untuk Jie," Nana menunjuk Jie dengan matanya yang sibuk memasukkan suapan ice cream ke mulut.
"Aku mau ajak kamu dan Jie jalan," ujar Jeno.
Nana tidak begitu peduli, "Aku sibuk" jawabnya. Tapi berbeda dengan Jie yang langsung menanggapi kalimat Jeno dengan antusias.
Nana kalah. 2 lawan 1, jelas Jie sangat memihak pada Jeno untuk saat ini.
**
Akhir pekan memang diperuntukan orangtua membawa anaknya keluar untuk bermain.
Kebanyakan dari teman Jie berlibur bersama keluarganya pergi ke alam, sungai, perkebunan, perternakan atau pegunungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Announced (Vol. 3)
FanfictionSetelah perceraiannya dengan Nana, Jeno menyadari bahwa Jisung adalah anak kandungnya yang sengaja disembunyikan. Namun semuanya terlambat, Jie tidak mengenalinya. Bagi Jie, Daddy nya adalah Guanlin.