Prolog

3.2K 105 0
                                    

Bismillah, Holla👋🏻 semuanya. Ini adalah cerita pertama ku, mohon maklum ya bila masih ada typo, alur prik, dan lainnya.




"Busettt dah nih novel gaje banget dah, apalagi protagonis cewe nya sok polos njirrr, jyjyik gue." Zanara menghela nafas berat.

Ting!
Ting!
Ting!
Ting!

Sebuah notif dari aplikasi WhatsApp nya terdengar. Zanara mengambil handphone nya yang berada di nakas samping tempat tidur, karena handphone nya sedang ia charger.

Notifikasi dari grup geng motor nya.

INTI GENG DRAGON

Sialan
Heolll epribabeh

Sialan
Gue ada info ni

Sialan
Yuhuuu pada kemane ni?

Sialan
Ada balapan motor di Jalan Raya Tuya Tuya. Hadiahnya kaga main-main.


Jodoh Taehyung
Widihh boleh tuh. Gue otw.

Gevan
Anjing sialan lo, kenapa harus bilang-bilang di grup.

Theodore
Nyaho ih maneh mah Alan, naha maneh beja-beja di grup, tuh si neng Ara jadi nyaho kan

Guntur
😒

Sialan
Ya maap😭🙏🏻

Beberapa notifikasi terdengar lagi dari handphone Zanara. Tapi Zanara mengabaikannya. Toh paling dari grup geng nya.


╮(. ❛ ᴗ ❛.)╭



Deretan motor berjajar di pinggiran jalan yang sepi. Jalan tersebut memang sering dipakai untuk arena balap liar, karena memang jalan tersebut sudah lama tidak di lintasi kendaraan. Rumor-rumor si karena jalanan tersebut angker bahkan katanya ada sosok hantu seorang gadis berambut panjang yang selalu milintasi jalan tersebut untuk memberhentikan pengendara agar si gadis diberi boncengan. Jadi banyak pengendara yang tidak berani melintasi jalan tersebut.


Namun beda hal nya bagi para remaja remaji yang memanfaatkan jalan tersebut untuk arena balap. Riuh suara bersahutan ketika ada sebuah motor sport berwarna hitam merah di dominasi warna hitam. Motor sport yang selalu langganan menang ketika balapan. Tidak heran orang orang di sana sudah banyak yang hapal.

Seorang gadis membuka helm motor nya dengan gaya slow motion, setelah helm dibuka terpampang lah wajah si gadis, kulit sawo matang, hidung mancung, halis tebal bahkan hampir menyatu, rambut panjang bergelombang sepinggang, rambutnya itu terlihat sedikit agak acak-acakan karena tertiup angin. Namun, terlihat sangat indah. Gadis tersebut sedikit merapikan rambutnya dengan jari-jari tangannya. Mengedarkan pandangannya mencari teman-temannya.

"Woy Ra disini." Ucap seorang pria bernama Alan yang memberitahunya. YA BENAR gadis tersebut adalah Zanara. Zanara Dwi Shabira. Zanara turun dari motornya, lalu menghampiri teman-temannya.

"Hollaaaa." Sapa Zanara sambil melambaikan tangan dan menampilkan cengiran yang memperlihatkan gigi gingsul nya yang berada di atas sebelah kanan.

"Pulang Ra!" Perintah dingin Guntur, salah satu temannya.

Zanara membolakan matanya. Apa apaan ini, baru juga dirinya sampai sudah di suruh pulang.

"Sialan emang bangsat lo, kalo tau info balapan udah diem, ga usah kasih tau si Ara." Ucap Gevan.

"Hayu neng, pulang sama Aa Theo, ulah ikut balapan pirasat Aa teu enak neng. Mending ikut Aa Theo ka warung Mang Ujang bae, kita nongkrong sambil ngopi disana." Bujuk Theo.

"Iya nanti gue pulang setelah balapan ini Guntur. Gevan stop salahin Alan. Dan, Theo, lo tenang oke gue bakalan hati-hati ko. Jadi udah ya.... Gue pengen ikut balapan kali ini, udah lama juga gue ga ikut balapan lagi, lagian balapan terakhir waktu itu kan nggak jadi gara-gara bujukan kalian. Dan tolong kali ini bolehin gue ikut yaa." Bujuk Zanara sambil menunjukkan puppy eyes nya.

"Tapi neng Ara, pirasat Aa Theo teh ngga enak, takut neng Ara kunaon naon"

"Tenang Theo gue bakal hati-hati dan nggak kebut-kebutan ko"

"Lo mau balapan anjir, otomatis Lo bakal kebut-kebutan." Jengah Gevan.

"Bolehin ya?" Bujuk Zanara lagi. Sambil melihat satu persatu temannya.

Guntur menghembuskan nafas berat. "Oke, jaga diri"

"Nah gitu dong, thanks Tur" antusias Zanara. "Yaudah gue balik ke arena ya, dadah doain gue semoga menang" Ucap Zanara lalu pergi meninggalkan mereka.

"Gue takut." Ucap Theo.

Alan menepuk pundak Theo untuk menenangkan budak satu itu. "Tenang bro, Zanara dulu sering menangin balapan jadi dia udh pro"

"Iya sering karena Lo sering ajakin dia balapan diam-diam dari kita" kesal Gevan.

"Diem." Peringat dingin Guntur, mereka langsung diam karena mereka takut dengan ketua mereka yang memiliki aura berbeda. Namun, sebuah senyum semirik terpatri diwajahnya walau hanya seperkian detik. Dan mereka tidak ada yang menyadarinya.

Deruman motor saling bersahutan, Zanara sudah siap di posisinya, dia melirik ke arah lawannya. Lawannya kali ini adalah Bima salah satu anggota dari geng 'Predator'. Geng yang selalu mencari gara-gara kepada geng nya. Entahlah Zanara bingung kenapa geng itu selalu saja membuat masalah terhadap geng nya. Padahal geng 'Dragon' adalah geng yang netral. Tidak suka buat keributan, cari gara-gara atau apalah.

"Halo cantik" goda Bima.

Zanara hanya merotasikan matanya jengah, sudah olab dia dengan goda-godaan para jantan.

"Ready semuanya?" Tanya wanita berbaju kurang bahan. Sambil membawa slayer merah ditangannya.

Zanara dan Bima mengangguk.

1
2
3

Tepat saat slayer merah tersebut jatuh di tanah. Pembalap mulai melajukan motornya.

Bima memimpin balapan. Dengan Zanara berada dibelakangnya. Meraka berdua mengendarai motor dengan begitu lincah nya apalagi Zanara, saat garis finish mulai terlihat Zanara melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Namun keburu Bima menendang pinggiran motor Zanara. Membuat motor Zanara oleng ke pinggir jalan, Zanara panik saat di depannya terdapat pembatas jalan, Zanara mencoba me rem motornya namun rem tersebut blong. Melihat motor Zanara oleng, Bima tersenyum semirik di balik helm nya.

"Ya Tuhan tolong jika saat ini emang Ara udah saatnya meninggal, tolong jaga lah selalu mami Ara, tapi Ara nggak mau meninggal sekarang Tuhan..... Ara belum bikin cucu buat mami." Kata Ara sambil memejamkan matanya dan dentuman keras terjadi, Ara merasa kegelapan memenuhi indra penglihatannya, kesadaran mulai memudar dalam diri Ara sebelum dia mendengar riuh suara terikan. Gelap.

Alhamdulillah.

Kutaraja, 3 Mei 2023

ZANARA TRANSMIGRATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang