.
.
Reminder!
Ini hanyalah sebuah cerita fiksi belaka. Terinspirasi dari sebuah trailer music video dengan berbagai kombinasi imaji. Cerita ini murni dari imajinasi dan pemikiran penulis.
Selamat membaca!
┌⌯━━━━━━━━━━⊰⍣⊱━━━━━━━━━⌯┐
.
"It's okay, you're not alone."
.
[4 : Natha]
Waktu berlalu begitu cepat. Tidak ada satupun yang tahu bagaimana nasib bisa berbalik. Awalnya mungkin baik, tapi siapa yang akan mengira kalau semuanya berubah selayaknya antonim?
Kita mungkin lupa Saka mencari keberadaan Natha beberapa saat lalu. Pikirnya sedikit riskan apabila membiarkan Natha tanpa ada kabar. Bukan, bukan maksud Saka tidak memberikan Natha kebebasan layaknya anak laki-laki lainnya. Namun, Natha adalah seseorang yang istimewa.
Di awal kita membicarakan tentang nasib. Adalah benar apabila nasib bisa saja berubah. Bisa jadi nasib baik, bisa jadi buruk. Natha salah satunya. Pemuda yang terlihat manis apabila diperhatikan lamat-lamat ini awalnya pemuda yang berkuasa. Hanya saja, ia berkuasa dalam sebuah geng di sekolahnya. Bayangkan saja bagaimana anak-anak sekolah yang tergabung dalam sebuah geng. Sudah tahu kan kebiasaannya?
Natha dulu tak lepas dari rokok, minuman keras, taruhan, apalagi berkelahi. Herannya, dia juga atlet renang kebanggan sekolah. Coba bayangkan bagaimana perasaan korban-korban yang dirundungnya saat melihat Natha bersinar di penjuru sekolah. Tentunya muak dan sakit sekali. Seakan takdir tidak adil menaruh keberuntungan nasib pada Natha, tetapi tidak pada korbannya. Beberapa siswa melakukan bunuh diri karena tidak sanggup mempertaruhkan hidupnya menjadi babu Natha. Natha? Tentu, bersembunyi di balik kata "Kasihan sekali.".
Pemuda itu bermain 'bersih' sehingga perilaku aslinya tidak terekam, didukung orang tuanya yang memegang kendali besar untuk sekolah karena mereka donatur terbesar. Dari sana lah korbannya enggan membuka mulut melaporkan, bisa jadi bumerang sendiri kalau berani melawan pikirnya.
Semuanya terlihat berjaya sampai gadis yang menyandang sebagai pacar Natha berselingkuh dari Natha dengan membawa hartanya. Mereka bertengkar hebat hingga sebuah kecelakaan tragis menimpa. Sang gadis kehilangan nyawa, sang pria kelihangan kemampuan berjalannya.
Natha menderita kelumpuhan total. Di saat itu juga, orang tuanya terbukti melakukan korupsi ditambah semua rekam jejak perundungan Natha terkuak. Alur klise terjadi, keluarganya jatuh miskin, perceraian, dikeluarkan dari sekolah, parahnya kedua orang tuanya tidak memperebutkan hak asuh karena enggan menanggung seluruh biaya pengobatan Natha yang selangit harganya. Natha terbuang begitu saja, padahal ia masih membutuhkan segala pengobatan.
Singkat cerita Saka bertemu Natha di tempat kumuh lengkap dengan kursi rodanya. Tempat yang sebelumnya sama sekali tidak pernah Natha kenal dalam hidupnya. Saka iba melihatnya, saat itu juga ia membawanya ke rumah untuk tinggal bersama Jehan, Brian, Kala, dan dirinya.
Saka mengakui bahwa butuh waktu yang tidak sebentar untuk membuat Natha terbuka. Natha terlalu kaget dengan perubahan nasib yang drastis, ia tidak pernah belajar sebelumnya untuk menghargai apapun dalam hidupnya. Penyesalan selalu datang terakhir 'kan?
"Natha!" Pemuda itu menoleh ke arah Saka sang pemanggil.
"Jangan coba berdiri, nanti jatuh lagi!" Serunya.
Natha menatapnya sendu, kemudian melihat ke arah kolam renang dalam rumah mereka. Tersirat keinginan untuk berenang lagi, tidak hanya sekali Natha memiliki keinginan demikian. Saka segera berlari ke arah Natha, mencegahnya kembali menjatuhkan diri dari kursi roda.
"Natha, ga perlu menghukum diri lagi. Natha sudah cukup baik untuk kejadian yang lalu. Natha sekarang sudah menjadi anak baik." Ujar Saka menenangkan Natha.
"Salahku besar banget, Kak. Udah berapa orang yang bunuh diri karena aku? Banyak. Aku jahat."
"Tha, yang lalu sudah selesai. Sekarang Tuhan lagi baik hati sama kamu, kamu masih dikasih kesempatan hidup. Kamu masih dikasih kesempatan buat memperbaiki dari awal. Natha ga jahat, kemarin Natha salah jalan saja. Sekarang perlahan Natha lagi ngikutin jalan yang benar." begitulah Saka menenangkan bocah laki-laki ini.
"Mereka sakit banget karena Natha, sedangkan Natha belum ngerasain sakitnya jadi mereka. Ga adil kalau Natha ga dihukum, kak." Natha mulai menangis saat dirinya mengingat tersirat bengisnya ia di masa lalu.
"Ga boleh begitu. Tuhan sudah kasih jalan tersendiri untuk Natha. Sekarang coba bilang sama kakak, Natha lagi capek? Natha habis lihat apa? Atau dengar apa?" tanya Saka lembut.
"Natha...Natha tadi lihat berita di TV. Ada siswa meninggal karena loncat dari atas gedung sekolah."
Pantas saja pemuda itu langsung merasa itu salahnya. Karena mayoritas korban Natha di masa lalu bunuh diri di sekolah atau bahkan terlaporkan gantung diri di kamar tidur mereka. Semenjak jatuhnya reputasi dan derajat Natha, ia menganggap semua penderitaan siswa SMA akibat pembullyan yang ia dengar adalah salahnya, tidak peduli sekolah manapun itu.
Benar, Natha trauma akan hal itu.
"Ingat kata kakak baik-baik ya, Tha. Natha sudah tidak lagi menindas orang. Natha sudah tidak lagi menyakiti orang. Natha orang baik dan sekarang sedang memperbaiki diri lagi. Banyak yang sayang Natha. Semua orang yang tinggal di rumah ini sayang sama Natha. Kita keluarga, Tha. Natha mau kan buang jauh-jauh pikiran negatif yang muncul kalau lihat seperti itu lagi?"
Pemuda itu mengangguk di sela Isak tangisnya. "Iya, kak. Natha mau. Natha ga mau tersiksa. Natha mau sembuh."
"Janji sama kakak, ya? Jangan memojokkan diri sendiri. Itu bukan salah Natha, OK?"
Cengkeraman tangan Natha yang semula tegang kini melemah, napasnya perlahan teratur tidak menggebu seperti awal. Pemuda ini tampaknya sudah lebih tenang dari sebelumnya. Saka menarik kursi roda nada menjauh dari kolam renang lalu mendorongnya masuk ke ruangan hangat penuh orang-orang hebat yang mampu bertahan bertarung dengan nasibnya. Natha termasuk salah satu dari mereka. Natha membutuhkan mereka, begitupun mereka juga membutuhkan satu sama lain untuk saling menguatkan.
"Kita keluarga." ucap Natha tiba-tiba.
Saka yang mendengarnya langsung memberikan validasi sebagai tanggapan. "Iya, kita keluarga."
"Kak, kalau Natha salah jalan lagi, tuntun Natha pulang, ya kak."
.
.
.
To be Continued
![](https://img.wattpad.com/cover/335628691-288-k481603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
No Way - TBZ
Fanfiction"Semua manusia punya cerita 'kan? Semua manusia tokoh utama di dalam ceritanya 'kan? Kami semua juga punya kisah dimana kami adalah tokoh utama dari masing-masing milik kami." - Arsaka Abhimana Written in Bahasa Indonesia The Boyz au