O6. Unconscious Baby 🔞

716 30 9
                                    

Semua perabot sudah tertata rapi. Satya tidak terlihat di ruang tamu atau dapur sejak pagi tadi, bersembunyi di kamar tidur, tidak ingin mengganggu Derren dan tamunya.

Lantai tempat mereka tinggal tampak sangat bersih, melebihi keadaan biasanya.

ding dong.

Derren berhenti menata bantal di atas sofa. Kakinya bergegas melangkah ke arah pintu.

"Lo kenapa pake sarung tangan?"

"Dingin," balas Andi terlihat sedikit kaku.

Sebelum berhasil menyembunyikan tangan ke belakang punggung, Derren lebih dulu meraih dua tangannya.

Menggenggam dengan erat.

"Ayo masuk," ujar Derren, sambil ibu jarinya mengusap punggung tangan Andi.

"Derren–"

"Hmm?"

Andi segera menggelengkan kepala. Takut kalau ucapannya akan merusak suasana. Perhatian yang diberikan oleh Derren sudah lebih dari cukup baginya.

"Satya di mana?" tanya Andi, sembari menutup pintu. Kakinya bergerak mengikuti Derren, melepas sepatu dan melangkah ke dalam.

"Ada di kamar. Lo bawa apa?"

Plastik yang dibawa Andi terlihat cukup besar, memancing rasa penasaran.

"Kue."

"Siapa yang ulang tahun?"

"Buat dimakan aja, kan ga harus ulang tahun buat makan kue."

Derren mengangguk, menjauhkan tangan dari Andi saat mereka tiba di dapur.

"Di kulkas ada apa aja?"

"Banyak."

Rasanya aneh dengan keadaan seperti ini. Derren duduk di kursi makan, sedangkan Andi sibuk di depan kulkas dan kompor. Pria alpha itu sangat cekatan menyiapkan bahan-bahan dan peralatan masak.

"Gue bikin masakan lokal aja ya?"

"Boleh, gue makan semua."

"Gue kira lo ga suka makan manis."

"Tergantung."

"Tergantung apa?" tanya Andi, sembari menotong daging ayam.

Derren menonton dengan kagum.

Andi yang sedang memasak adalah pemandangan yang cukup seksi– Derren tidak yakin bagaimana cara mendeskripsikan itu.

"Tergantung manisnya kaya gimana," jawab Derren seadanya, lalu menopang dagu dengan telapak tangan. Kakinya yang menggantung berayun pelan. Ia menanti dengan sabar saat Andi mulai menumis.

"Nanti ga gue kasih gula."

"Baguslah."

"Masak apa?" sahut Satya dari belakang, baru keluar kamar karena harum bumbu yang menyebar di mana-mana.

"Oh– halo Kak Satya..."

"Satya aja," tukas Satya, menempatkan diri di sebelah Derren.

"Satya– gue masak ayam tumis lada hitam sama sayur brokoli."

"Sehat juga ada sayurnya."

Kepala Andi hanya mengangguk. Terlihat gugup, dan Derren menyadari itu. Meski ia hanya melihat punggungnya.

"Lo jangan galak-galak."

"Gue biasa aja."

"Lo galak," balas Derren, mulai malas karena Satya tak acuh pada tegurannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PET THE ALPHA | HENXIAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang