Wang Yibo, sang mafia berdarah dingin, dikhianati oleh tangan kanannya sendiri, yaitu seorang pemuda cerdik bernama Xiao Zhan.
Setelah berhasil bangkit dari keterpurukan, Yibo berniat untuk melancarkan aksi balas dendamnya pada Xiao Zhan dan berenca...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
Kota Milan.
Di tengah gemerlapnya kota yang didapuk sebagai pusat mode dunia dan jantung perekonomian Italia, Milan ternyata memiliki sejarah masa lampau yang cukup kelam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah era kebangkitan ekonomi di Tahun 60-an, seluruh kota digemparkan oleh kasus kriminalitas yang kian meningkat. Perampokan, pencurian, pembunuhan, perdagangan narkoba, dan lain-lain. Semua itu disebabkan oleh ulah para mafia dan gangster. Hingga akhirnya, pada 1987 tertangkaplah dalang dibalik kekacauan tersebut. Konon, persidangan pun berjalan dengan dramatis, adegan baku-tembak turut mengiringi jalannya proses peradilan. Hingga akhirnya, kisah masa lalu kelam kota Milan telah berakhir.
Tetapi, meski telah memasuki era baru, tak dapat disangkal jika para mafia masih ada hingga sekarang. Hanya saja, organisasi kriminal mereka hanya beroperasi di balik layar. Walaupun sudah tidak menampakkan diri dengan adegan tembak-menembak, bukan berarti jejak mereka telah sepenuhnya hilang.
Fang Bolin adalah salah satu anggota kelompok Hei Lang. Selain itu, dia juga merupakan seorang pecandu. Ketika Xiao Zhan menemukannya, pria itu tengah sakau menghirup serbuk kokain di sebuah gudang tua terbengkalai. Dengan mudah, Xiao Zhan melumpuhkannya hanya dalam satu kali tembakan di kaki. Bukannya kesakitan, pria itu hanya tertawa, memamerkan giginya yang telah menguning.
"Sinting," cela Xiao Zhan. Ia segera mengarahkan para bawahannya untuk mengikat tangan dan kaki Fang Bolin, menahan segala pergerakannya. Kemudian, ia berjongkok di hadapan pria itu dan mulai menginterogasi, "Katakan, di mana kau menyembunyikan satu ton sabu milik Boss? Apa kau menjualnya pada salah satu sindikat lokal?"
Tawa Fang Bolin perlahan surut, digantikan oleh racauan tak jelas, "Sean Xiao... hik, seperti yang kudengar, kamu memang sangat cantik..."
"Astaga." Jiyang membekap mulutnya yang hampir meledakkan tawa. Ia tak bisa membayangkan tindakan apa yang akan dilakukan Xiao Zhan setelah ini.
Mata Fang Bolin melebar ketika bilah tajam pisau menusuk bagian tulang selangkanya. Pria itu seketika mengerang, napasnya berubah tersengal, bulir keringat dingin mengaliri kulitnya.
