Perpustakaan adalah tempat ternyaman untuk menyendiri dan mengistirahatkan pikiran. Selain karena spot tersebut jarang diminati dan tidak menarik perhatian, rak-rak buku yang menjulang tinggi dan berjajar mampu menghalangi arah pandang CCTV—tidak mengherankan bila benda pengintai kecil tersebut terpasang di seluruh sudut mansion semenjak kehadiran Xiao Zhan. Suasana senyap, tenang, kemudian dikelilingi oleh koleksi buku-buku dari para penulis terkenal dari seluruh penjuru dunia, bukankah ini surga?
Xiao Zhan terduduk di karpet, menghadap salah satu rak di sana, memandangi kotak kue besar pemberian Song Jiyang dari bakery favoritnya. Sahabatnya itu sungguh perhatian. Xiao Zhan tersenyum tipis, menyanjung Song Jiyang dalam hati.
Perhatian, dan juga pintar.
Kotak kue dibuka, Xiao Zhan mengangkat makanan lezat di dalamnya, mengeluarkannya dari sana dan menjilat whipe cream manis di jemarinya hingga bersih. Melongok kembali ke dalam kotak kosong, ternyata masih ada pembatas yang membagi box tersebut menjadi dua bagian. Jika bagian atas untuk tempat kue, maka apa yang tersimpan di bagian bawah?
Xiao Zhan menarik pembatas yang terbuat dari kertas karton tebal.
Bubuk TNT, belerang, cairan spiritus, sterofoam, transistor, dua buah ponsel bekas, beberapa kabel berbeda warna, potensio, dan masih banyak lagi benda aneh lainnya.
Senyum di bibir Xiao Zhan terkembang sempurna.
"Brilian, dengan ini aku bisa menciptakan sebuah bom!" ucapnya puas, diakhiri dengan tawa lebar.
Xiao Zhan tidak pernah melupakan latihan neraka yang ia jalani selama bertahun-tahun di masa lalu. Ia ingat, salah satu pengampunya adalah seorang teroris kelas kakap yang diburu beberapa negara. Meski belum mampu menciptakan sebuah bom militer seperti granat atau mortir, sebagai yang paling berbakat di antara anak didik kelompok Hēi Láng , setidaknya ia bisa membuat bom sederhana dengan daya ledak kecil yang mampu menghancurkan satu ruangan.
Ah, ngomong-ngomong bagaimana kabar gurunya itu, ya? Dari berita yang terakhir Xiao Zhan dengar, teroris legendaris tersebut telah ditembak mati oleh pasukan khusus dari negeri Paman Sam dalam bunkerpersembunyiannya di Pakistan.
Laoshi, terima kasih atas ajaranmu yang sangat bermanfaat. Semoga kau tenang di atas sana.
Sebuah masker terpasang rapat menutupi hidung dan mulutnya saat ia mengaduk bahan-bahan membentuk pasta menyengat di dalam karton kue tadi, dan jangan lupakan sarung tangan untuk melindungi kulit.
"Wang Yibo, aku membuat adonan ini sepenuh hati, kuharap proses kematianmu tidak menyakitkan, kekasihku," gumamnya.
Stop kontak yang tersedia di setiap rak sebagai fasilitas charger Xiao Zhan manfaatkan untuk menyalakan solder. Tiap-tiap kabel ia sambungkan pada tempatnya masing-masing hingga tercipta sebuah detonator yang terhubung pada salah satu ponsel. Rencananya, detonator elektrik tersebut akan terpicu setelah timerdinyalakan melalui ponsel lain yang Xiao Zhan bawa.
Xiao Zhan mengusap peluh yang mengaliri pelipisnya, sekujur tubuhnya basah akan keringat. Tak terasa, ia telah bekerja selama tiga jam lebih. Anak buah Wang Yibo yang menungguinya di depan pintu pasti telah mengeluh kebosanan, mungkin mengira ia tertidur saat membaca buku.
"Baiklah, sudah selesai."
Xiao Zhan membereskan kembali sisa peralatannya, menyembunyikannya di dalam sebuah kamus besar tiga bahasa yang diam-diam telah ia lubangi bagian tengahnya. Sedangkan bom mini buatannya ia masukkan ke dalam kotak kue. Dengan begitu, semuanya telah siap.
Misi melenyapkan Wang Yibo telah dimulai kembali.
Xiao Zhan bahkan sudah tak sabar kembali pulang dan melaporkan keberhasilan misi ini kepada Boss. Mungkin, setelah ini ia akan menerima bonus uang tak berseri dan diizinkan cuti keliling dunia selama beberapa tahun, sesuai keinginannya sejak dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia and His Naughty Bunny (Yizhan)
FanficWang Yibo, sang mafia berdarah dingin, dikhianati oleh tangan kanannya sendiri, yaitu seorang pemuda cerdik bernama Xiao Zhan. Setelah berhasil bangkit dari keterpurukan, Yibo berniat untuk melancarkan aksi balas dendamnya pada Xiao Zhan dan berenca...