6. Russian Roulette

1.3K 144 17
                                    

Baozi, lumpia, bakpao, xiao long bao, mantou.

Xiao Zhan memasukkan satu per satu dari berbagai macam dimsum yang dihidangkan di atas meja ke dalam mulutnya, kemudian mengunyahnya dengan nikmat. Sedangkan Song Jiyang duduk mendampingi di sisinya, mengelap sebuah revolver tua. Dua puluh pria bertubuh kekar—bawahan di kelompok Hēi Láng —berdiri di belakang keduanya.

"Zhanzhan, apa menurutmu dia benar-benar akan datang?" tanya Jiyang skeptis.

.

.

Wang Yibo turun dari mobil setelah sang sopir membukakan pintu. Ia merapihkan jas gelap yang dipakainya dan mengamati bangunan klasik tradisional Cina di depannya—sebuah restoran yang disebutkan oleh Xiao Zhan sebagai tempat pertemuan mereka di Guangzhou.

Sayang, malam ini Yixing berhalangan hadir karena ada kepentingan mendadak, sehingga Haoxuanlah yang menemaninya.

Wang Yibo melangkah perlahan, diikuti oleh Haoxuan, kemudian barulah belasan anak buah mereka berbaris rapi mengikuti dari belakang.

Seperti dugaan, restoran tersebut tampak lengang. Xiao Zhan telah memesan seluruh tempat ini. Dan seperti yang ia harapkan dari selera Xiao Zhan, restoran Cina tersebut tergolong mewah meski tetap mempertahankan interior tradisional otentik.

Di bawah lampu kuning temaram, Xiao Zhan terlihat tengah menyantap hidangannya lahap. Wang Yibo berdehem kecil guna memberitahukan kedatangannya.

Lelaki manis itu sontak menghentikan kegiatan makannya dan mengelap bibir semerah buah persik matang miliknya yang belepotan oleh saus. Ia tersenyum lebar menyambut kedatangan mantan tuannya.

"Oh, Wang Yibo, selamat datang!" ucapnya riang, berbanding terbalik dengan atmosfer mencekam di ruangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, Wang Yibo, selamat datang!" ucapnya riang, berbanding terbalik dengan atmosfer mencekam di ruangan itu. "Masih tampan seperti biasanya, ya, Tuan Wang," seringainya.

Wang Yibo tetap mempertahankan raut datarnya. Ia mendudukkan diri dengan tenang di hadapan Xiao Zhan.

Kedua kelompok kini saling berhadapan, para anak buah berada dalam posisi siaga, siap menyerang kapan saja perintah turun dari atasan mereka.

"Apa kau masih melakukannya?"

Xiao Zhan memiringkan kepala, tak mengerti akan pertanyaan Wang Yibo.

"Apa kau masih menggoda para musuhmu dan menusuk mereka saat sedang lengah?" sindirnya.

Xiao Zhan melemparkan senyum manis mendengar sindiran Wang Yibo. "Menggoda? Aku tidak pernah sekalipun berniat untuk menggoda. Apa jangan-jangan ...." Ia sengaja menjeda kata-katanya.

Wang Yibo menyipitkan matanya tajam.

".... Kau tergoda olehku, Tuan Wang?" seringainya.

"Tch." Pria tampan itu mendecih dan memasang eskpresi jijik. "Berhenti banyak bicara dan segera selesaikan urusan kita."

The Mafia and His Naughty Bunny (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang