Akbar Azam Derazhka

27 2 0
                                    

"Jodoh adalah cerminan diri, maka jika engkau mencintai seseorang hendak lah engkau memantaskan diri mu apakah pantas untuk nya"

Akbar Azam Derazhka
.
.
.
.
.

"A'udzu billahiminas-syaitanir-rajim. Bismillahirrahmanirrahim, Amma Yatasaaaa-alun....."

".........."

".........."

"innaaa angżarnaakum 'ażaabang qoriibay yauma yangzhurul-mar-u maa qoddamat yadaahu wa yaquulul-kaafiru yaa laitanii kungtu turoobaa....."

"Shadaqallahul-'adzim"

"Alhamdulillah Zam bisa hafal Juz 30 dulu, minimal 1 juz, awas ya kalau Papa denger kamu di pondok godain santriwati terus, pantesan ga fokus hafalan pikiran nya cewe mulu"

Akbar Azam Derazhka seorang anak tunggal kaya raya yang di pondok kan oleh Papanya. Papanya berharap bahwa ia akan menjadi seorang Hafiz.

"Yeee Papa sih, kali ini santriwati nya beda pa, santriwati ini yang buat Azam semangat buat hafal Al-Qur'an" ucap Azam dengan semangat.

"Tapi tetep aja, niat nya itu hafal Al-Qur'an buat dekat dengan Allah dan buat orang tua baru berkah Zam" jelas Papa Azam

"Iya-iya siapp Kapten" ucap Azam dengan sikap tegap dan tangan hormat.

"Ayo kita makan di luar, kita makan-makanan kesukaan Azam" ucap Papa Azam

"Hore Let's Go makan Seafood" ucap Azam bersemangat langsung melepas sarung yang sebelumnya ia pakai lalu melipatnya.

"Mama~~~ ayo kita makan di luar" ucap Azam yang tadi dari mushola mendapati Mama nya yang sedang menonton tv di ruang keluarga.

"Ya Ampun Azam, ngagetin Mama aja gimana hafalan nya?" ucap Mama Azam

"Hafal 1 juz Ma, Alhamdulillah" jawab Azam.

"Alhamdulillah gitu dong baru anak Mama, tadi katanya mau makan diluar? Mama mau siap siap dulu" ucap Mama Azam.

"Siapp" ucap Azam lalu dengan cepat ia berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Azam mengambil handphone nya lalu memakai hoodie kesayangannya. Dan segera turun kebawah.

Azam, Mama dan Papa nya pergi ke restoran yang masih buka di jam 8 malam.

"Besok balik ke pondok jangan sampai Mama sama Papa denger Azam godain cewe lagi" ucap Mama sembari menyendok nasi goreng yang telah tersaji.

"Belajar yang rajin Zam, biar bisa nerusin perusahaan Papa" ucap Papa Azam.

"Hehehe Insyaallah Pa, Ma" ucap Azam dengan wajah sumringah.

..........

"Zam, Mama sama Papa pamit dulu ya" ucap Mama Azam

"Iya ma, pa, hati-hati di jalan" ucap Azam mencium punggung tangan Mama dan Papa nya.

Azam segera merapikan barang-barang di kamarnya.

"Zam, ayo habis ini murojaah" ucap Andi teman sekamar Azam.

"Duh, surah apa Di?" Tanya Azam.

"Ya kalau aku surah At-Tahrim, kamu gatau kemaren sampai apa" ucap Andi.

"Okelah kemaren juga udah murojaah sama Papa, yuk Di" ucap Azam merangkul pundak teman nya itu.

"Wudhu dulu atuh Zam, kumaha kamu teh" ucap Andi.

Gus Fawaz Atau Azam!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang