Prolog

2.6K 197 92
                                    

                     Note : new version

       100% CERITA INI HANYALAH
       KARANGAN FIKTIF.

       JANGAN MEMBAWA CERITA KE
       REAL LIFE.

       SELURUH CERITA ADALAH
       MURNI KARANGAN SAYA DAN
       UBEKAN DARI OTAK SAYA.

       JIKA ADA KESAMAAN NAMA
       TOKOH, ATAU HAL APAPUN ITU
       TIDAK DI SENGAJA SENGAJA!

       DON'T BE PLAGIAT!

       INGATKAN JIKA ADA TYPO!

                      Jangan lupa vote
               dan komen nya karena
         vote mu dan komen mu adalah
                       SEMANGAT KU!

                         Happy Reading
                                      •
                                      •
                                      •
                                      •
                                      •
                              ~Jaevan~


Agustus 2004

Di dalam sebuah ruangan persalinan. Perasaan cemas dengan denyut jantung yang berdetak begitu cepat terasa menyelimuti dalam diri Yuno. Pria itu sejak tadi tetap setia berdiri di samping istrinya yang kini tengah berjuang melahirkan buah hati mereka.

Tangannya terus menggenggam erat tangan sang istri. Seakan-akan menyalurkan seluruh semangat dan dukungan sekuat tenaga untuk istri tercintanya.

"Mas......" lirih pelan istrinya.

Dengan mata yang tampak berkaca-kaca. Yuno mengusap pelan pucuk kepala istrinya dengan lembut.

"Semangat ya sayang, kamu pasti bisa."

Di setiap helaan napas dan usaha yang terus dilakukan oleh istrinya. Yuno selalu berada di sisinya untuk bersiap menyambut kehadiran buah hati mereka yang sangat di nanti-nantikan.

Sesekali, ia juga menghapus jejak-jejak keringat yang menjadi tanda perjuangan dari sang istri tercinta.

Setelah melalui proses yang cukup panjang. Para dokter dan perawat yang berada di ruangan tersebut seketika langsung berseru bahagia saat bayi itu akhirnya telah berhasil lahir dengan disambut oleh suara tangisannya yang memenuhi seluruh ruangan tersebut.

"Kamu berhasil, Sayang, kamu berhasil," seru Yuno tak kuasa menahan tangis.

"Terimakasih kasih atas jerih payah mu hari ini." Pria itu kemudian mencium kening istrinya dengan perasaan bahagia dan lega.

"Selamat bapak, ibu, bayinya sudah lahir dengan keadaan sehat dan berjenis kelamin laki-laki," ucap dokter tersebut.

Yuno dan istrinya tidak dapat menahan air mata kebahagiaan melihat buah hati mereka yang telah hadir di dunia. Semua rasa sakit dan lelah telah terbayar lunas dengan kehadiran makhluk kecil itu.

Dokter tersebut lalu membawa bayi mungil mereka yang sudah terbungkus dalam selimut hangat ke sisi ibunya yang masih terbaring lemah.

Wanita itu sungguh tak kuasa menahan tangis bahagia melihat buah hatinya yang telah lahir di dunia dengan keadaan sehat. 

Dengan perlahan, wanita itu kemudian mencium pipi anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Kamu hebat, Nak, Bunda sayang sama kamu," lirihnya dengan suara yang terdengar mulai lemah.

Yuno merasakan kebahagiaan yang begitu mendalam saat melihat istri dan anaknya bersama.

Namun, wajah istrinya tampak sudah semakin pucat dan napasnya terdengar semakin melemah. Dokter yang menyadari hal itu langsung mengambil tindakan dan memberikan isyarat kepada perawat untuk membawa bayinya menjauh sebentar.

Yuno seketika mulai panik melihat keadaan istrinya.

"DOK, ADA APA DENGAN ISTRI SAYA?"

"ISTRI SAYA KENAPA, DOK?"

"Mohon tenang, Pak. Mohon tenang, kami akan melakukan yang terbaik. Tolong beri kami ruang."

Yuno lalu berjalan sedikit mundur dengan denyut jantung yang kembali berdetak begitu cepat. Perasaannya saat ini campur aduk melihat kondisi istrinya yang terlihat semakin melemah.

Setiap detik terasa seperti menit, setiap menit seperti jam. Yuno hanya bisa berdoa dan berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkan istrinya.

Setelah beberapa waktu yang terasa seperti selamanya, dokter mendekat dengan wajah penuh duka. "Kami sudah berusaha melakukan yang terbaik. Tetapi maaf, nyawa istri anda tidak dapat kami selamatkan. Kami turut berdukacita."

Deg!

Dunia Yuno seketika runtuh mendengar kata-kata yang seharusnya tidak ingin ia dengarkan itu. Air matanya berjatuhan menatap wajah istrinya dengan isak tangisnya yang terdengar pecah memenuhi ruangan tersebut.

                                     ***

                                     Tbc
_________________________________________

                         Semoga suka!

                         Semoga suka!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JAEVAN ; A stepchild's life  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang