Perjodohan.

27.9K 1.6K 69
                                    

Haii gengs....

Masih di cerita Gus Gibran dengan aku nih.

Btw.... Mana pembaca baru nih? Udah baca dari awal kan?

Jangan meloncat kaya kancil ya gengs. Eh, kelinci deng hehe....

Semoga kalian suka part ini.

****

Ba'da solat maghrib, Pak kiyai Hasan sudah bersiap akan pergi ke rumah Fahmi bersama dengan putra putrinya.

"Ayah." panggil Cyra yang baru saja menuruni anak tangganya menghampiri Hasan yang duduk di single soffa dekat tangga, di tanganya terdapat sebuah kitab kuning tebal.

Hasan menoleh ke arah puti bungsunya. "Ada apa Cyra? Kenapa kamu belum bersiap?" tanya Hasan.

"Ayah Cyra gak bisa ikut, soalnya Cyra ada tugas kuliah yang belum di kerjakan, sedangkan tugasnya di kumpul besok pagi jam delapan." ucap Cyra memberikan alasannya.

"Owh, ya sudah kalau begitu." ucap Hasan mengangguk faham.

"Eh, bocil. Kenapa belum siap? Gak mau ketemu sama calon mbak ipar?" tanya Ghani melihat sang adiknya yang justru memakai piama tidur.

"Enggak, aku banyak tugas. Jadi ketemunya lain kali aja." ucap Cyra yang di balas anggukan faham dan O ria dari Ghani.

Cyra menoleh ke arah Gibran yang hanya diam dengan tampang andalannya. ( datar, bagaikan lapangan basket.)

"Coba itu muka senyum dulu, udah mau nikah juga masih jadi kanering." sindir Cyra teruntuk Gibran.

Gibran menoleh ke arah adiknya itu yang saat ini tengah membawa laptop, dan juga beberapa buku untuk di bawa pergi.

"Kamu mau ngerjain tugas di mana?" tanya Ghani memastikan.

"Asrama Kinza, kenapa? Mau nitip salam? Basi." sahut Cyra.

"Benarkan jilbab kamu Cyra. Rambut kamu kelihatan, tidak baik jika di lihat santri adam." ucap Gibran memperingati adiknya yang kini memakai jilbab, namun rambutnya sedikit terlihat di bagian belakangnya, karna jilbabnya tersikap sedikit.

Cyra sedikit menoleh ke arah belakang. "Bang bantu benerin dong." pinta Cyra keadaan Ghani.

Dengan telaten Ghani membenarkan jilbab yang di gunakan adiknya. "Makanya sama abang sendiri gak usah suka julid kamu, ujung-ujungnya ke abang jugakan." cibir Ghani.

"Habisnya abang nyebelin, nitip salam mulu ke Kinza. Emang anak orang bakalan kenyang kalok cuma salam doang? Kasih makanan kek." sahut Cyra.

"Owh ya, tunggu bentar, aku punya sesuatu buat Kinza." ucap Ghani berlari ke lantai atas untuk mengambil sesuatu.

Tidak berapa lama, Ghani kembali dengan sekotak silverqueen cangkibar di tanganya. "Nih kasih ke Kinza." ucap Ghani memberikannya kepada Cyra.

Cyra bukanya menerima justru memicingkan matanya. Ghani menghela nafas panjang melihat ke lakuan adiknya itu.

"Iya, besok ongkirnya abang tf ke rekening kamu." ucap Ghani pasrah.

Seketika senyuman cerah muncul di wajah cantik Cyra. Hasan yang melihat itu hanya tersenyum kecil dan geleng-geleng kepala. Sedangkan Gibran sibuk dengan handphonenya sambil menunggu kedua kakaknya yang masih bersiap.

"Yeay! Makasih abang aku yang paling tamvan! Jadi makin sayang deh, jangan lupa 2 jt ya tfnya?" ucap Cyra menaik turunkan alisnya.

Ghani membelalakkan matanya saat Cyra menyebutkan nominal uang yang dia mau. "Eh bocil, kenapa jadi banyak banget gitu?" kesal Ghani.

GUS GIBRAN ( PERJODOHAN.)  TERBIT  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang