Kehebohan Di Pesantren

19.7K 1.2K 55
                                    

Hallo ges...

Mana nih yang menunggu Gus Gibran update?!

Rating 1/10 kalian kasih berapa untuk cerita Gus Gibran?

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya ges..

Happy reading!!

*****

"Mas..," panggil Azalia menatap suaminya yang saat ini tengah duduk di atas tempat tidur sambil memangku sebuah laptop.

"Iya sayang," sahut Gibran menoleh ke arah Azalia yang saat ini menghampiri Gibran.

"Mas udah tau, kalau besok akan ada acara di pesantren?" tanya Azalia memastikan.

Gibran menganggukkan kepalanya. "Sudah sayang, besok kita akan ke sana."

"Terus? Kita gak beli apa-apa untuk kasih ke pesantren mas?" tanya Azalia lagi memastikan.

Gibran tersenyum, ia menarik pelan tangan Azalia untuk lebih mendekat padanya. "Mas udah mengirimnya ke pesantren sayang."

"Lho, kenapa gak ajak aku untuk mencari bahan-bahan masakan yang akan di berikan ke pesantren mas?" Azalia mengerucutkan bibirnya sebal.

Gibran terkekeh. "Kamu sedang banyak tugas campus sayang, mas gak mau kamu kecapean dan berujung sakit," perjelas Gibran mencium sekilas bibir Azalia membuat Azalia membelalakkan matanya sebal.

"Mas ih!!" Azalia memukul pelan dada bidang Gibran yang mana membuat Gibran terkekeh.

"Kebiasan mas ini ya, aku jadi malu." Azalia menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Gibran membuat Gibran semakin tertawa. Apa lagi wajah istrinya yang sudah memerah karna Bulshing.

"Kenapa malu sayang? Kan sama suami sendiri," ucap Gibran mengusap surai hitam Azalia dan mencium puncak kepala istrinya berkali-kali, menghirup aroma wangi yang selalu membuatnya candu.

"Tetap aja malu, mas sih asal nyosor aja gak bilang-bilang dulu, kan jadi kaget."

"Owh.. Harus bilang dulu ya, ya udah kalau gitu mas mau bilang dulu sama kamu sayang, tapi kamu jangan menolak dan jangan kaget okey."

Azalia yang bingung mendongak menatap wajah suaminya. "Memang mas mau bilang apa?" tanya Azalia memastikan.

Gibran menatap dalam manik mata istrinya, tatapan penuh cinta dan kasih sayang yang begitu besar untuk istrinya. "Mas boleh memintanya malam ini?"

Blush!

Seketika wajah Azalia memerah, jantungnya berdegup kencang, seketika ia menjadi gelagapan bahkan, udara di sekitarnya seperti hilang dalam sekejap hingga membuat Azalia susah bernafas.

Tangan Gibran bergerak membingkai wajah istrinya, sehingga tatapan mereka semakin bertemu. "Apakah boleh?" tanya Gibran lagi memastikan.

Azalia mengangguk lirih sebagai jawaban. Ia sendiri sejujurnya memang menginginkan apa yang suaminya inginkan. Akan tetapi, Azalia belum memiliki keberanian besar untuk mengatakannya. Apa lagi mereka hanya pernah melakukannya 1 kali, sebelum Azalia masuk ke dalam rumah sakit.

Gibran tersenyum cerah. Di ciumnya kening Azalia cukup lama. "Terimakasih sayang," balas Gibran.

"Kita ambil air wudhu dan solat sunat dulu okey," ucap Gibran yang lagi-lagi di balas anggukan oleh Azalia.

GUS GIBRAN ( PERJODOHAN.)  TERBIT  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang