Di hadapan-Mu, kuucapkan ikrar untuk hidup bersamanya. Selamanya, sampai malaikat maut menghampiri kami atau dunia yang runtuh lebih dahulu. Kuberikan mukena paling manis sesuai pilihanmu, mahar yang sepenuh jiwa kuletakkan dalam kalimat qabul, juga cincin yang tepat melingkar di jari manismu.
Di hadapan-Mu, kugetarkan arsyi Tuhan, kutancapkan pondasi bahtera rumah yang akan kita tinggali bersama, lantas kuhempas tali penghalang yang dulu membatasi kita.
Demikian kurencanakan momentum idamanku, menikahimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentigraf (Cerita Pendek Tiga Paragraf)
AcakDalam tiga paragraf ini, tidak menutupi moral yang bisa kita maknai darinya. :) Salam literasi