4

1K 86 5
                                        

voment nya cintah👉🏻👌🏻💦

***

Setelah kejadian beberapa hari lalu, Chittapon ah tidak mari kita sebut saja Ten karena identitas diriya sudah terkuak. Ten menghindari Johnny entah itu pertemuan yang di sengaja ataupun tidak disengaja. Saat pemotretan ia selalu meminta ruangannya di kunci rapat namun hal tersebut gagal karena Johnny tetaplah Johnny. Ia akan mendapatkan apa yang ia mau.

Ten bersumpah akan membunuh siapapun yang memberi tahu tentang bad person miliknya kepada Johnny. Ia mempunyai firasat jika Lucas lah yang memberi tahu semuanya kepada Johnny. Tetapi mengapa semudah itu? Apakah Lucas sudah lelah menghadapi dirinya?

Seperti yang Ten duga, ia tidak akan bisa lepas dari pengawasan semua anak buah Johnny atau Johnny sendiri. Setiap pergerakan Ten kini tidak sebebas dulu. Seperti hari ini, Ten sedang melakukan makan siang di sebuah restoran Italia di dekat perusahaan Johnny namun ia dikejutkan dengan Johnny yang tiba tiba duduk didepannya. Awalnya, Ten hanya mendiamkan sumber uangnya itu, namun pada dasarnya ia tidak suka keheningan pun akhirnya membuka topik pembicaraan terlebih dahulu.

"Tidak bisakah anda pergi dan membiarkan saya tenang untuk sehari?"

Johnny terkekeh saat lelaki manis di hadapannya itu memulai pembicaraan terlebih dahulu. Terdengar nada ketus dan kesal di setiap tekanan kata yang Ten ucapkan. Johnny yang sebelumnya duduk bersandar kini mengubah posisi duduknya menjadi tegap. Tangannya tiba tiba terulur ke depan wajah Ten membuat sang empunya terkejut dan langsung memundurkan kepalanya. Johnny tidak peduli, ia tetap memajukan tangannya lalu mengusap noda saus spaghetti yang menempel di sudut bibir si manis.

"3 hari lalu kau berbicara denganku dengan bahasa informal. Lalu sekarang, bahasa formal hm?"

Ctak!

Ten meletakkan garpunya cukup keras di selingi dengan dengusan kesal. Ia menatap kesal kepada CEO-nya yang sekarang sedang menampilkan senyuman tampan tetapi bagi Ten itu senyuman yang menggelikan. Catat itu!

"Sebenarnya apa yang kau mau Mr. Jo?"

"Jadilah kekasihku Tenlee."

***

"Sayang, bisak-"

"Berhenti memanggilku sayang! Aku muak!"

Ten menghentakkan kaki serta menatap tajam Johnny yang terdiam sembari memperhatikan wajah kesal kucing manis itu. Sedari keluar dari restoran Italia, Johnny menyeretnya masuk ke dalam mobil mewah milik lelaki tampan itu dan terus menerus memanggilnya sayang. Membuat Ten risih dan ingin sekali menampar wajah Johnny.

Mereka saat ini berada di salah satu brand ternama, Louis Vuitton untuk mengambil barang pesanan Johnny. Awalnya Ten memberontak dan meminta untuk di turunkan, namun Johnny seakan tuli. Ia sama sekali tidak mengindahkan rengekan kucing manis itu membuatnya semakin kesal dan berkali kali berbicara ketus kepada Johnny.

Johnny yang mendengar hal tersebut, memilih untuk mengalah dan berbalik badan sembari memilih warna dasi yang cocok untuknya tanpa menghiraukan Ten yang masih merajuk. Ten yang mengetahui dirinya diabaikan pun hanya bisa menyilangkan tangannya didepan dada dan jangan lupa bibirnya yang mengerucut karena kesal.

Oh tidak sadarkah dia sangat lucu saat ini? Membuat para pengunjung serta pegawai brand yang di sekitarnya menahan jeritan karena gemas. Ten mulai menyadari jika ia menjadi pusat perhatian pun langsung mendekat ke arah Johnny dan berdiri di samping lelaki yang lebih tinggi darinya itu; membuat perbedaan tinggi mereka terlihat cukup jelas. Ten terlihat sangat mungil ketika bersandingan dengan Johnny.

Beautiful Baddies (Johnten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang