2

842 78 13
                                    

"Kau sangat lama sayang."

"Coba sekali lagi kau panggil aku sayang, maka penismu akan terkubur dalam tumpukan sampah."

"Haha bercanda sayang."

"Fuck you Bambam!"

"Dasar pemarah. Kau lihat dulu barang yang akan dikirim."

Chittaphon a.k.a Ten Lee itu melangkah menuju tumpukan barang yang akan siap dikirim sesuai permintaan konsumennya. Ia mulai mengamati barang dihadapannya sembari menyentuhnya.

"Heroin, ganja, kokain, ekstasi. Semua sudah terkemas rapi."

"Kerja sama?"

"Clear captain."

"Good, langsung saja bawa ke jasa pengiriman."

"Sesuai permintaanmu."

Chittapon membalik tubuhnya lalu mengecek arlojinya. Kemudian mencium blazer dan pakaian yang ia kenakan. Ia harus memastikan aroma tubuhnya tidak seperti aroma narkotika yang baru saja ia dekati. Bambam yang mengerti dengan apa yang Chittapon butuhkan dengan cepat mengambilkan satu botol parfume mahal milik model manis tersebut lalu memberikannya.

Chittapon tanpa melihat Bambam, langsung menyambar botol parfume tersebut dan segera menyemprotkan banyak parfume ke seluruh tubuhnya. Bahkan sang empunya terbatuk karena ulahnya sendiri.

Merasa cukup, Chittapon memberikan kembali botol tersebut. Ia menyambar tas YSL hitam miliknya kemudian menepuk bahu Bambam dan berpamitan untuk pergi dari gudang penyimpanan kekayaannya.

Ya, narkotika adalah salah satu sumber kekayaannya.

Chittapon melenggang pergi setelah tuntas menjalankan pekerjaan sampingannya. Chittapon memasuki mobil hitam mewahnya dan meminta sang sopir untuk melaju menuju tempat dimana ia seharusnya. Ya, perusahaan Nakamoto. Sesuai perkataannya tadi saat berpamitan dengan Johnny, Chittapon memang mempunyai jadwal pemotretan di perusahaan CEO berdarah Jepang itu.

Sepanjang perjalanan menuju perusahaan, Chittaphon menyesap batang nikotinnya. Sepertinya ia harus menggunakan parfume lagi untuk menutupi aroma yang menempel pada tubuhnya. Sopir pribadinya hanya diam dan tidak sama sekali tak berniat untuk membuka topik. Toh juga apa yang akan ia bicarakan? Melihat Tuannya yang sibuk dengan batang nikotinnya.

***

"Selamat datang Tuan Chittaphon."

Chittapon tersenyum dibalik maskernya. Ia berjalan memasuki gedung mewah milik Nakamoto dan segera menuju tempat dimana ia akan melakukan pemotretan.

Turtle neck putih dibalut dengan blazer hitam dan juga celana bahan membuatnya sangat terlihat elegan dan berkelas. Sepatu heels 7cm berbunyi di setiap langkahnya menambah kesan karismatiknya.

Sesampainya di ruangan pemotretan, ia langsung menukar bajunya dan berganti mengenakan produk terbaru milik perusahaan Nakamoto. Chittaphon termasuk model yang sangat cekatan dan tidak suka menunda waktu. Terbukti, saat ia selesai mengenakan pakaian mewah untuk pemotretan, lelaki cantik itu langsung duduk di meja rias dan mempersilahkan para staff untuk merias wajahnya.

Chittaphon selalu dipuji cantik oleh para staff. Terutama pada bibir mungilnya. Para staff mengatakan jika bibir Chittaphon sangatlah terlihat natural. Chittaphon yang selalu mendengar penuturan tersebut hanya bisa tertawa dengan hati yang membatin.

"Tidak tahu saja aku suka merokok."

Sisi model dan sisi gelap Chittaphon sangatlah berbanding terbalik. Diluar pekerjaannya sebagai model, Chittapon sangat suka minum dan juga candu akan rokok. Tapi lelaki cantik sangat pintar menutupinya dengan rapi. Terlebih lagi ia adalah bos besar pemilik gudang narkoba yang tentu saja itu adalah santapan para polisi yang lapar akan pemberantasan narkoba. Tapi lagi lagi, Chittaphon Leechayapornkul bermain mulus tanpa cela. Sungguh licik.

Beautiful Baddies (Johnten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang