5

1K 65 8
                                        

"Omong kosong Mr.Jo! Kau tidak mungkin menyukaiku selam-"

"Itu benar adanya. Aku selalu mengamatimu saat menari, menggoda serta mabuk karena kelelahan dan pengaruh alkohol. Aku selalu ingin mendekatimu, tapi aku ragu. Lucas mengatakan jika kau sangat tidak mau untuk diketahui saat malam hari."

Ten terdiam mendengar penjelasan Johnny yang berhasil membuatnya bungkam. Ternyata dugaannya benar, Lucas yang memberitahu tentang siapa dirinya kepada Bos tampan di depannya saat ini. Ten mengepalkan tangannya hingga jemarinya memutih karena emosi yang memuncak.

Johnny menatap dalam lelaki manis di hadapannya, tangan besarnya terulur untuk meraih tangan si mungil yang sedang mengepal karena menahan amarah. Bos tampan itu mengira sikap yang ia tunjukkan saat ini akan di tepis dan ditolak mentah mentah oleh Ten, namun kenyataannya tidak.

Ten sama sekali tidak berontak dan membiarkan Johnny menggenggam serta mengusap lembut punggung kedua tangannya. Johnny melangkahkan kakinya agar jarak antara dirinya dengan Ten yang masih setia duduk di mobil semakin dekat. Semakin dekat jarak keduanya, semakin dekat pula wajah mereka. Detik berikutnya, benda kenyal milik keduanya sudah bertemu. 

Johnny menjadi awal dominasi permainan basah itu. Namun, lelaki manis yang menjadi lawan permainan itu semakin mengambil alih dominasi bahkan Johnny sedikit kewalahan mengimbangi bringasnya ciuman model cantik itu. Dengan sigapnya, Johnny merengkuh pinggang Ten lalu menggendongnya keluar dari mobil dengan pagutan yang masih belum terlepas. Persetan dengan para maid, Johnny ingin menikmati waktunya dengan kekasihnya(?)

***

"Babe."

Ten menggeliat di dalam pelukan Johnny. Tidak. Keduanya tidak melakukan hal itu, keduanya memang sengaja beristirahat karena kelelahan lebih tepatnya Ten bercerita tentang kehidupannya. Model manis itu menangis membuat tubuhnya lelah dan memutuskan untuk tidur ditemani dengan Johnny yang kini resmi menjadi kekasih model cantik itu.

Sejujurnya ini bukan keputusan yang pas untuk Ten, namun lelaki cantik itu mencoba untuk percaya kepada Johnny. Ia yakin jika lelaki tampan itu bisa menjaganya dan menjadikan dirinya lebih baik. Ten ingin merubah dirinya menjadi lebih baik dan meninggalkan pekerjaan haram itu. Tetapi masih belum bisa. Ia akan berusaha itu pasti.

Johnny menatap lamat lamat lelaki manis yang kini tengah tidur di dalam dekapannya. Ia menghela nafas panjang, mengingat cerita Ten yang sukses membuat dirinya terkejut, sakit juga terharu. Dalam lubuk hati Johnny, lelaki tampan itu bertekad untuk menjadikan Ten lelaki manis tanpa dunia kelam dan dunia malam. Johnny akan mengganti dunia malam club Ten menjadi dunia malam hangat penuh pelukan dan ciuman kasih sayang untuk Ten.

"Uhm huggieee!"

Johnny terkekeh pelan saat lelaki cantik yang masih bergelut dengan alam mimpinya itu tiba tiba aja merengek agar tubuhnya di peluk. Padahal posisi keduanya sudah berpelukan bahkan Johnny mendekapnya dengan erat; mengusap punggung serta menepuk-nepuk pantat lelaki mungil di sampingnya itu. Mungkin efek setelah menangis, Tennie merengek sembari sesenggukan di dalam tidurnya.

"Iya ini sudah huggie, babe. Tidak lapar hm? Bangun dulu sayang."

"Hungry."

"Wake up, babe."

Ten semakin mengeratkan pelukannya tanpa berniat membuka matanya. Johnny menghela nafas pelan lalu dengan perlahan mengangkat tubuh mungil si cantik; membawanya kedalam gendongan ala koala dan membiarkan Ten membenamkan wajahnya di ceruk leher lelaki kekar itu.

"Aku masih mengantuk!"

"Kau harus makan sayang. Setelah makan, kau boleh melanjutkan tidurmu."

Mendengar hal tersebut berhasil membuat lelaki mungil itu mengerucutkan bibirnya. Ia seketika menegakkan kepalanya sembari menatap Johnny dengan wajah sembab dan bibir mengerucut. Johnny yang merasa ditatap akhirnya ikut menatap si manis.

Beautiful Baddies (Johnten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang