Semenjak Sae mengetahui dia ikut dengan Rin ke Prancis....
☆☆☆
Semenjak ayah memberi tahu bahwa (name) akan ikut Rin ke Prancis, Sae lebih diam dari biasanya dan kedua adik nya menyadari itu
"(Name) lebih baik kau mengajak Sae berbicara, atau lebih tepatnya menghibur nya??" Ucap Rin sambil memasukan cemilan ke mulutnya
Saat ini Rin berada di kamar (name), dan berbaring di kasurnya sedangkan (name) sedang melanjutkan menulis novel
"(Name)... ragu ragu mau ajak Sae-nii berbicara, soalnya Sae-nii lebih diem dari biasanya kan??" Ucap (name)
"Sebab itu aku menyuruh mu berbicara dengan Sae" ucap Rin kembali
(Name) tampak berfikir sejenak lalu bangkit dari meja belajar nya
"Kalau gitu (name) pergi nyamperin Sae-nii dulu" ucap (name) dan di angguki oleh Rin
"Aku berharap kau bisa menenangkan nya (name)....aku sebenarnya tidak tega melihatnya seperti itu, tapi disisi lain aku juga menginginkan diri mu bersama ku.." gumam Rin
(Name) berjalan ke arah kamar Sae dan saat sampai di depan kamar nya (name) mendengar isakan tangis seseorang, dan reflek (name) langsung panik lalu membuka pintu kamar Sae
Dan betapa syok nya dirinya ketika ia melihat Sae sedang menangis menunduk kan kepalanya dan menjadikan kedua kakinya sebagai tumpuan
(Name) menutup pintu perlahan dan mendekat secara perlahan ke arah Sae, Sae yang menyadari ada seseorang yang mendekati nya pun mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang masuk dan ia kaget ketika ia mengetahui siapa yang masuk
"Sae-nii....??? Ar u ok??" Tanya (name) dan mendekat ke arah Sae dan duduk di hadapannya
Sae terdiam sejenak lalu menunduk kan kepalanya kembali dan mengangguk kecil
"Sae-nii kenapa nangis??" Tanya (name) dengan lembut
Sae lagi-lagi tidak menjawab (name) dan (name) hanya bisa tersenyum kecil dan membiarkan kesunyian terjadi karena ia tau Sae perlu untuk menenangkan dirinya
Beberapa menit pun berlalu dan Isak tangis Sae mulai menghilang, Sae mengangkat kembali kepalanya dan menatap (name) dengan tatapan sayu nya
"Udah mendingan??" Tanya (name) kembali dan mendapatkan anggukan dari sae
"Boleh kan Sae peluk (name)??" Tanya Sae sambil menatap mengharap ke arah (name)
(Name) yang melihat sisi lain dari sae yang sangat jarang Sae perlihatkan pun merasa gemes sendiri
Bagaimana tidak??
Mata yang sembab, hidung yang memerah sehabis menangis dan mengeluarkan tatapan mengharap
Jika bisa (name) sudah melahap Sae dalam mode seperti ini, karena bagi nya Sae sangat menggemaskan
"Tentu, mengapa tidak??" Ucap (name) dan tanpa basa basi Sae langsung menerjang (name) sampai jatuh tertidur lalu memeluknya dengan sangat erat
(Name) pun membalas pelukan Sae dengan senang hati
"¿¿Por qué?? ¿Por qué papá te dijo que vinieras con Rin?"
(Kenapa?? Kenapa ayah menyuruh mu ikut dengan Rin?) Tanya Sae dan menyembunyikan wajahnya pada tengkuk leher (name)"No sé, tal vez papá tenga sus razones. "
(Tidak tau mungkin ayah mempunyai alasan tersendiri) jawab (name) dan mengusap punggung SaeBeberapa menit berlalu Sae melepaskan pelukannya dan turun
"Hah...Espero que papá cambie de opinión."
(Hah...aku berharap ayah berubah pikiran) ucap Sae"Omong omong, Sae-nii tadi begitu menggemaskan!!!" Sorak (name) dengan riah
"H-hah??? A-apaan sih" ucap Sae dengan semburat merah kecil di wajah nya
"Hahahah beneren, serius Sae-nii lucuuu tadi, apalagi pas Sae-nii minta peluk ke (name)" ucap (name)
"Huh?? Memalukan" ucap Sae lalu memalingkan wajahnya
(Name) yang melihat reaksi Sae malu seperti itu reflek tertawa terbahak-bahak, dan tanpa mereka menyadari ayah dan bunda mengintip lewat pintu
"...sekarang bagaimana??" Ucap bunda
"Hmm, entahlah nanti ku pikirkan kembali"
☆☆☆
Lebih diam dari biasanya dan Sae ingin dia tetap ikut dengan dirinya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved little sister [Itoshi Rin and Sae]
Historia Cortabagaimana rasanya menjadi adik dari Itoshi brothers??