2

441 45 4
                                    

"Aku menyukaimu. Maukah kau jadi pacarku? "

Mendengar itu mata Sanji langsung melotot dan mulutnya menganga.

"Apa ini? Apa aku sedang bermimpi?" Dirinya berujar sambil mencubit pipinya dengan keras.

"Auuu sakit" setelah merasakan nyeri akibat prilakunya sendiri.

"Hei kenapa di cubit? " Zoro berkata sambil mendekat dan mengelus pipi milik Sanji.

Wajah Sanji berubah menjadi merah secara drastis. Semua darah seperti berjalan ke wajahnya dan membuatnya pusing.

"Jadi? " Zoro kembali bertanya sambil memperhatikan Sanji dengan lekat.

"A-aku... "

"Kau tidak menyukaiku ? " Zoro bertanya karena terlihat sekali Sanji kesulitan memutuskan.

"Ahh tidak, bukan begitu.. Tapi~"

"Apa kau yakin? " Sanji memastikan. Karena jujur dia masih tak percaya jika Zoro menyukainya. Dirinya bukan apa-apa dibandingkan dengan Zoro yang sangat populer.

"Aku tau kau menyukaiku. Aku sering melihatmu menatapku diam-diam dan cukup lama"

"Ah.. Soal itu" Sanji malu. Ternyata selama ini tindakannya sangat ketara. Rasanya saat ini dia ingin mengubur dirinya hidup-hidup sangking malunya.

"Jadi apa kau mau?" Lagi-lagi suara berat dari Zoro berhasil mengeluarkannya dari khayalan liarnya.

"Te-tentu saja" Jawab Sanji malu-malu sambil meremas bajunya sendiri sangking gugupnya.

"Hah~ syukurlah. Kupikir aku akan di tolak" Zoro menghela nafas.

Setelah itu dia berjalan mendekat dan menggenggam kedua tangan milik Sanji.

"Tanganmu dingin" Ujarnya pelan.

"Ma- mphhh" Belum lagi Sanji menyelesaikan kalimatnya, bibirnya sudah di bungkam oleh bibir kenyal milik Zoro.

Waktu terasa berhenti dan Sanji hanya bisa terpaku.

Tak lama Zoro melepaskan tautan bibir mereka dan berkata "manis"

Hah apa ini? Ciuman pertamaku?!
Sanji berteriak dalam hati.

"Sekarang kau pacarku. Ayo kuantar pulang" Zoro menarik tubuh Sanji yang masih syok dan membuat pria itu mengikutinya sampai keparkiran.

Namun Sanji tak menyadari selama perjalanan Zoro tersenyum miring sambil sesekali melihat ke sampingnya.

Sesampainya di parkiran motor, Sanji melihat satu-satunya motor Sport bewarna hijau terparkir disana.

"Ayo naik" Ujar Zoro setelah memakai helmnya dan menaiki motornya.

"Ahh baik" Sanji menurut dan dengan susah payah menaiki motor yang begitu tinggi.

Setelah merasa keberadaan Sanji di belakangnya Zoro bertanya "sudah?"

"Iyah sudah" Jawab Sanji sambil memegang erat besi samping motor untuk berpegangan.

"Oke aku jalan "

Brummm

Zoro memutar gas dengan cepat sehingga membuat Sanji hampir terjatuh.

"Ahh" Teriaknya dan tanpa sengaja malah memeluk pinggang Zoro.

"Maa-maaf" Ujarnya seraya melepaskan rangkulannya. Namun belum lagi rangkulan itu terlepas, tangan milik Zoro sudah menahannya.

"Pegangan padaku, kalau tidak kau akan jatuh" Ujarnya sambil mengalungkan kembali tangan Sanji di pinggangnya.

Sementara pria pirang itu tak menjawab dan hanya mengeratkan pelukannya.

Someday (Short Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang