6

625 33 6
                                    

Matahari mulai meninggi dan sinarnya pun perlahan masuk melalui sela-sela gorden yang sedikit terbuka.

"Nghh.. " Sanji mengelu saat merasakan tidurnya terganggu akan sinar yang menerpa wajahnya.

Dikuceknya sedikit kelopak matanya yang sedikit gatal lalu mulai membukanya untuk melihat kesekitar.

Dimana? Benaknya saat merasakan suasana asing disekitarnya.

"Nenek!! " Ujarnya tiba-tiba saat dirinya sadar kalau sekarang dia tak sedang dirumah.

Buru-buru dia bangkit namun gerakannya terhenti saat merasa nyeri pada pinggul dan bokongnya.

"Ashhh... Sakitnya"

Di usapnya pinggul belakangnya perlahan berharap nyeri yang dia rasakan segera mereda.

"Sudah bangun?! " Suara husky dan wangi sabun yang semerbak mengalihkan pandangan Sanji kearah sosok pria yang tengah berdiri tepat di hadapannya.

"Zo-zoro" Mulutnya terbata dan matanya membesar sempurna. Semburat merah menghiasi pipinya dan dengan cepat dia mengalihkan pandangannya kearah lain.

Zoro jalan mendekat dengan senyum yang tepatri diwajahnya. Tubuh atletis bak binaragawan itu hanya tertutupi sehelai handuk putih dan hal itulah yang membuat Sanji menjadi salah tingkah.

"Kenapa? Kau malu?! " Tanyanya dengan nada jahil. Tak tau mengapa, ia suka melihat ekspresi malu-malu dari Sanji.

"Ti-tidak. Kau kenapa berpenampilan seperti itu?! CEPAT PAKAI BAJUMU!!" Sanji sudah berteriak dan mengambil sebuah bantal untuk dilempar kearah Zoro. Wajahnya semakin memerah.

Dengan refleks yang cepat, Zoro berhasil menghalau bantal yang dilemparkan oleh Sanji lalu berkata "aku masih memakai handuk, sementara Kau sendiri bertelanjang seperti itu".

Mendengar perkataan Zoro, Sanji langsung Terkesiap dan melihat tubuhnya yang berada dibalik selimut.

Betapa terkejutnya dia saat mendapati tak ada sehelai benangpun menutupi tubuh polosnya kecuali selimut.

"Aghh...MANA BAJUKU!! " Teriaknya sambil menoleh kesana kemari mencari helaian kain yang ia kenakan semalam.

"Aku mencucinya. Kau bisa pakai punyaku" Dengan santainya Zoro berkata.

"Sebentar akan kuambilkan"

Setelah mengatakan itu Zoro berlalu untuk mengambil pakaian untuk Sanji sekaligus memakai pakaiannya sendiri.

Sanji hanya bengong dan tak berkutik.

Otaknya berusaha berpikir dan mengingat apa yang terjadi tadi malam.

Apa dia mabuk?

Apa yang telah mereka lakukan?

Kenapa Sanji tak bisa mengingatnya?

Pertanyaan-pertanyaan itu menari di otaknya membuat kepalanya pusing dan perutnya tiba-tiba mual.

"Hueek... "

Merasakan ada yang ingin keluar dari kerongkongannya, Sanji langsung berlari menuju washtafel untuk mengeluarkan isi perutnya.

"Huek... Nghhh.. Agh"

Hanya cairan kuning kehijauan yang keluar tapi hal itu cukup membuat badannya lemas dan akhirnya terduduk dilantai.

"Ini" Ternyata Zoro sudah berada di sampingnya dan menawarkan segelas air putih padanya.

"Makasih" Ujar Sanji lemas sambil menerima dan perlahan menegak segelas air yang cukup menetralkan rasa sakit di tenggorokannya.

"Kau semalam mabuk, wajar saja sekarang kau seperti ini" Zoro berkata dan berhasil menjawab semua pertanyaan yang ada dibenak Sanji.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Someday (Short Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang