Chapter 3

36 1 3
                                    

"Selamat datang."

Sang bartender menyapa kedua kakak beradik itu. Dia sedang berdiri di belakang konter sambil mengelap gelas dengan selembar kain putih. Musik dari harpa terdengar mengalun di tempat tersebut.

Aiolia masuk seakan-akan telah lama mengenal tempat itu, dan mengangguk ke tempat dimana Saga telah duduk. Tempat itu sedikit di pojok ruangan, dan Aiolia serta Aiolos pun menyeberang menuju meja tersebut.

Saga mendongak saat melihat mereka datang, dan tersenyum.

"Duduklah, dan pesanlah minuman yang kalian inginkan."

Aiolos pun duduk, namun Aiolia tetap berdiri untuk sesaat, beradu pandangan dengan SAga, sebelum memilih duduk disebelah kakaknya.

Setelah memesan, Saga bersandar di kursinya dan menatap mereka berdua lekat-lekat.

"Kurasa kita tidak perlu terlau lama berbasa-basi," dia memulai. "Jadi to the point aja, untuk kali ini. Kenapa kalian berdua bisa sampai di Jepang?"

Aiolos tidak bisa menjawabnya, "M-maksudnya...?"

"Tingkahmu seakan-akan tidak mengenalku, padahal kita sudah berteman selama 13 tahun lebih. Tidaklah kamu ingat, bahwa aku adalah Gemini Saga, teman masa kecilmu?"

"Maaf, seperti anda salah orang. Saya tidak ingat pernah bertemu denganmu sebelum akhir-akhir ini," Aiolos menjawab gugup.

"Tidak mungkin," Saga membalas. "Aku merasakan cosmomu, Aiolos. Cosmo yang sama yang tersisa di cloth Sagittarius."

"..."

Hening sejenak di bar tersebut, karena Aiolos tidak sanggup menjawab apa-apa. Dia tidak mengerti apa yang sedang dibicara oleh Saga.

Saga, melihat bahwa Aiolos kesulitan memahami, hendak membuka mulutnya untuk berbicara lagi.

"Hentikan."

Aiolia telah berdiri dari duduknya, menghentikan Saga yang ingin berbicara. Tatapan matanya yang berkilau ganas membuat Aiolos sedikit cemas. Benarkah ini adik yang dikenalnya....?

"Jika anda mengundang kami berdua untuk berbicara omong kosong seperti ini, lebih baik kita kembali saja."

Aiolia memberi Aiolos tatapan yang mengajaknya pergi. Namun, Saga tidak akan melepaskan mereka begitu saja.

"Aiolia, apakah kamu sadar bahwa sikapmu itu benar-benar mengundang kecurigaan?"

Aiolia berbalik ke arah Saga, namun anehnya dia tersenyum.

"Kamu ngotot sekali minta jawaban, ya. Kalau begitu, jawabannya..," Aiolia berkata misterius. "Tidak, Kita. Tidak. Akan. Kembali. Ke. Sanctuary."

"Kalau gitu, jangan marah kalau aku menganggapmu desertir."

Saga ikut berdiri, dan beberapa orang yang duduk disekitar mereka mendekati meja yang mereka tempati. Aiolos mengamati mereka, rupanya mereka adalah semacam kaki-tangan Saga.

"Aku sangat menyesal, Aiolia. Namun, aku harus memenuhi tugasku dan membawa kalian berdua kembali ke Sanctuary."

"Brengsek," Aiolos menatap adiknya dengan tercengang ketika Aiolia mengumpat dan cahaya emas menyelimuti tubuh adiknya itu. Kemudian, cahaya itu memadat menjadi baju zirah.

Namun baju zirah itu tidak berwarna emas seperti cahaya tadi, melainkan seperti permata hitam. Ekspresi Saga dan ketiga anak-buahnya tidak kalah terkejut dengan Aiolos.

"Aiolia...Clothmu...?"

"Aku tidak mau mendengar apa-apa lagi. Kak, ayo."

Aiolia menarik Aiolos keluar dari bar tersebut. AIolos yang teralu kaget hanya bisa ikut dengan pasrah.

Saga menggeram, dan mengejar mereka.


Saint Seiya : The MemoirWhere stories live. Discover now