Chapter 5

29 1 0
                                    

"S-Shur...?!" Saga tertegun. "Clothmu..?"

Shura terdiam. Matanya berkaca-kaca.

"Aku tidak akan membunuh kakak dari sahabatku sendiri. Itu tidak akan terjadi."

...

Dua minggu yang lalu,

Shura menatap layar ponselnya, memastikan jam.

00.53

Tinggal tujuh menit lagi. Dia akan datang.

Shura kemudian membuka chatnya dan memeriksa alur kejadian dari percakapannya.

Shura kemudian membuka chatnya dan memeriksa alur kejadian dari percakapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hah..." Shura mendesah panjang. Dia telah berusaha memutar otak habis-habisan untuk memahami pikiran kedua kakak beradik tersebut. Dia telah datang ke Osaka untuk mencari mereka, dan karena dia lebih dekat dengan Aiolia, dia pun berusaha untuk menghubungi Aiolia terlebih dahulu.

Namun...Aiolia malah memintanya untuk menemuinya di proyek pembangunan gedung yang telah dihentikan. Itupun setelah sekian lama Shura telah memborbadir Aiolia dengan telepon dan pesan.

Tmp, tmp.

Sorang lelaki muda dengan jaket hitam bertudung mendekatinya.

"Aiolia?" Shura bangkit dari tempatnya besandar. Aiolia pun membuka tudungnya dan menatap Shura.

Shura melangkah mundur. Entah mengapa, mata Aiolia tampak aneh, seakan-akan menyimpan kegelapan yang tak terhingga di dalamnya. Dan wajahnya yang dulu tersenyum ceria itu kini tampak dingin, seakan-akan tidak mengenal ampun.

"Ada apa, Shur?"

Shura tersentak kembali ke dalam kenyataan, dan menatap Aiolia lekat-lekat.

"Aku dikirim dari Sanctuary untuk mencari dirimu dan kakakmu. Kalian bagaimana bisa sampai disini?"

Aiolia mengalihkan pandangannya, dan menjwab sederhana, "Bukan urusanmu."

"Apa?!"

Shura tidak menduga Aiolia akan menjawab seperti itu, "Kamu ini kenapa sih?!"

"Kamu tahu tidak," Aiola tidak mengalihkan perhatiannya. "Kalau kita tetap di Sanctuary, kakak bakal mati?"

Shura  tercengang.

"Ka-kamu ini ngomong apa...?"

Aiolia mengangkat tangannya, dan cloth pun menutupi tubuhnya. Anehnya, cloth tersebut berwarna hitam, kecuali beberapa bagian yang masih berwarna emas.

Melihat Shura yang tertegun, Aiolia membuka mulutnya, "Kamu heran mengapa cloth Leo menjadi seperti ini? Jangan mengiraku sebagai pengkhianat, karena jika demikian...Cloth ini akan berubah sepenuhnya menjadi hitam. Namun, masih ada emas yang tersisa, artinya Leo pun setuju dengan perbuatanku."

Shura pun memanggil cloth Capricornnya, "Tch. Kamu ini sudah benar-benar gila."

"Lightning Plasma!!!"

Shura melompat menghindari sambaran petir yang disekitarnya. Dia mengambil kesempatan untuk mendekati Aiolia sebelum melepaskan jurus andalannya.

"Excalibur!!"

Aiolia menahannya dengan satu tangan, dan menepis Shura. Shura pun melangkah maju lagi, hendak menyerang Aiolia.

"Kamulah yang gila...Bisa-bisanya menjadi pembunuh kakakku!!" Teriak Aiolia dengan geram.

Saint Seiya : The MemoirWhere stories live. Discover now