Chapter 1

192 17 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

Jangan lupa Vote dan komen
(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)

Di sebuah gubuk kecil tepatnya di pembangunan akhir sampah ada seorang anak kecil yang mempunyai wajah menggemaskan, hidung kecil yang terlihat merah, bibir plum yang berwarna pink alami ia baru bangun dari tidurnya dialah Alvaro, lebih tepatnya Alvaro Mervik, yang biasa di sapa Varo anak kecil yang ditinggal oleh orang tua nya 2 tahun lalu tepat saat ia berusia 7 tahun dan kini ia berusia 9 tahun, seperti yang kita tahu bahwa seharusnya anak yang usianya nya masih segitu harus belajar , bermain dan juga menghabiskan waktu bersama keluarga ia malah harus bekerja keras untuk bertahan hidup.

back to topik..

Setelah bangun Alvaro akan mandi di WC umum dekat tempat ia beristirahat dan kebetulan ia bangun agak siang yang biasanya bangun jam 8 sekarang ia harus bangun jam 9 di karenakan ia capek berjualan saat kemarin , setelah mandi ia bergegas untuk ke rumah minimalis tempat seorang bapak yang bernama pak Dodit memberikan koran untuk ia jual dan hasil akan di bagi dua dengan pak dodit sebagai orang yang punya koran.

Di trotoar tepat nya di dekat tiang lampu merah ia menunggu agar lampu berwarna merah untuk menjual kan koran nya, setelah beberapa lampu tersebut pun berwarna yang ia inginkan, ia pun mendekat ke mobil-mobil yang ada di sana

"Pak koran nya pak" ucapnya.

"Pak koran nya cuma lima ribu aja"

" Enggak dek makasih" balas bapak tersebut

Walau di tolak ia tetap menampilkan senyum ramah nya.

" Pak koran pak lima ribu saja " ucap alvaro.

" Tidak dek terimakasih " balas bapak yang ia tawari koran tersebut.

Jam sudah menunjukkan sekitar pukul satu siang panas yang menyengat menjadikan ia berkeringat lebih banyak dari sebelumnya dan koran yang terjual baru 4 koran, Alvaro pun memilih untuk beristirahat sejenak untuk menghilangkan panas yang ada walaupun belum tentu akan hilang.

"Semangat varo pasti bisa" ucap Varo yang sudah bangun dari duduk untuk istirahat sebentar ia merasa ia harus semangat untuk tetap berjualan koran agar nanti ia bisa makan dan juga istirahat dengan cepat walau kemungkinan ia akan pulang sekitar setengah 6 sore dan itu pun koran yang ia jual habis apa tidak pun tidak tahu.

Lampu sudah berwarna merah saatnya untuk Alvaro menjajakan koran nya kepada orang yang ada di dalam mobil maupun orang yang berkendara menggunakan montor.

"Koran nya pak di beli"

"Dek beli koran nya satu" ucap bapak yang berkendara sepeda motor tersebut.

"Beli berapa pak"

" Satu koran nya berapa dek?" tanya si bapak

"Satunya lima ribu murah pak" ucap alvaro

" Ya Udah beli 3 ya dek"

Varo yang mendengar itu langsung menunjukkan senyum yang sangat manis menggemaskan, ia juga menunjukkan binar yang cerah di matanya setelah mendengar kata yang di ucap kan oleh bapak tersebut karena sakin senangnya.

ALVARO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang