Chapter 4

128 5 1
                                    

Happy Reading
.
.
.

.
.
.

Jangan lupa Vote dan Komen
(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)

Setelah melewati perkenalkan singkat kemarin malam kini di sebuah kamar yang bernuansa hitam dan sedikit ada abu-abu nya kedua anak adam ini masih bergelut dengan selimut tebal nya dan jangan lupakan mereka di posisi yang memeluk sangat erat bahkan ternyata pelukan itu belum terlepas dari tadi malam, sinar matahari pagi yang masuk di sela-sela gorden pun tidak menggangu mereka, sehingga terdengar lah ketukan pintu serta teriakan yang akan membangun kan mereka.

"Fian Varo bangun lah sudah pagi ini"

"Jika kalian tidak bangun bunda akan siram kalian" ucap sang bunda yang membangun si sulung dan bungsu itu, karena tidak ada jawaban ia pun masuk yang kebetulan pintu kamar anaknya tidak di kunci.

Setelah masuk sang bunda pun tersenyum dan geleng-geleng kepala karena melihat keduanya anaknya ia tersenyum karena selama ini Dia yang memiliki sifat yang hampir sama dengan sang ayah ia tidak pernah memberlakukan kedua adiknya seperti itu, sedangkan sekarang dengan melihat kedua matanya sendiri Fian melakukan hal yang belum pernah ia lakukan kepada orang terdekat nya.

"Hey anak-anak bunda bangun lah udah pagi loh" ujar Ana, karena tidak mendapat respon akhirnya ia pergi ke kamar mandi yang sebelum itu mengambil sesuatu buat menampung air

Sehabis dari kamar mandi ia pun membasahi salah satu tangannya untuk memercikan air itu ke wajah kedua anaknya

Fian dan Varo yang merasa basah di wajah mereka pun mulai menggeliat dari tidurnya.

"Ughh"

"Bunda" ucap Varo yang telah terbangun dulu.

Ana pun tersenyum melihat putra bungsunya.

"Eh bunda dari kapan?" tanya Fian yang sudah terbangun.

"Udah lima menit yang lalu"

"Kalian bangun lama ya tidur nya nyenyak banget emang?" jawab Ana yang sekarang memberi pertanyaan kepada ke dua anak nya.

"Hehe iya bunda nyenyak soalnya Varo kangen tidur kasur empuk gini"ucap Varo.

"Kok bisa kangen sih dek" tanya sang Abang

"Iya Abang karena sudah sangat lama Varo nggak merasakan kasur lagi" ucapnya dengan nada sedih.

"Hey anak bunda kok sedih, jangan sedih dong sekarang rumah ayah rumah kamu juga jadi kamu bisa tidur di sini dan Varo juga udah ada kamar sendiri jadi jangan sungkan lagi ya sama ayah bunda Abang dan kedua kakak kamu juga oke" ujar sang bunda kepada Varo yang sudah ada di pelukan nya.

Fian yang mendengar ucapan sang bunda pun tersenyum ia bahkan tak menyangka sekarang keluarga nya tidak akan seperti dulu lagi yang bahkan sangat dingin dan tidak tersentuh apa lagi akan peduli dengan orang lain, karena kehadiran Varo di keluarga ini yang mengubah semuanya.

"Baby mandi sekarang ya udah pagi tuh" ucap Fian

"Abang manggil Varo?" tanya Varo sambil memiringkan kepala nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALVARO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang