jangan dibuka! lemari kosong itu aku, fatamorgana. yang pintunya bisa hancur sekali saja kamu sentuh. tak ada apapun di dalamnya, hanya tersisa kenangan entah apa yang terlipat rapi di sekat paling atas, tak ada barang berharga yang kupunya kecuali rekam senyum manismu di laci sekat kedua yang tertutup rapat, sedang rinduku bersembunyi di sekat ketiga paling bawah bersama debu-debu bernama sepi.
tutup hidungmu jika kau ingin melihatku, karena bisa saja debu sepiku menyeruak masuk ke dalam pernapasanmu dan menyebabkan kau jadi bersin, sebab sejak pertama kali ditinggalkan, aku tak pernah terkunci. aku sendiri dan lapuk. kau dengan tanpa sadar justru sudah membawanya jauh entah kemana, mungkin tercecer atau dengan sengaja kau membuangnya sebab aku begitu menganggu. di dalamku, tak ada kamper warna warni yang indah, hanya ada rembasan airmata di kayu-kayu penyekatnya yang mungkin bisa menyebabkan bau tak sedap dari anak-anak tikus kecil yang membawa kabar bahwa kau sudah tak sendiri lagi. sedang kayu gantungan baju yang bertengger di sebelah kananku memilih patah sesaat setelah mendengarnya.
aku mungkin tak dibuat terlalu tinggi sebab harapku padamu sudah menjulang tinggi, --juga meski tak terbuat dari kokohnya kayu jati, rasaku tetap saja awet untukmu yang maha kampret, fatamorgana. gagang-gagang pintuku mengejek, katanya aku yang lusuh ini pasti gampang rubuh, tapi nyatanya aku yang paling tangguh soal mencintai dengan sungguh.
****
tangerang, 03 Juli 2021
00:21
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Tentangmu, Fatamorgana
PoesiaSebab hanya padamu perasaanku jatuh begitu dalam, sebab ingin denganmu tak bisa aku redam.