Kembali

406 33 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡











"Hai." Sosok yang masih terlihat pucat itu terkekeh. "Kok masih shock sih? Udah tiga hari loh aku sadarnya." Ujar dia.

Davin akhirnya ngehela nafas, jam tugas dia sudah selesai dan sebelum pulang Davin akan menyempatkan diri untuk menjenguk korban lakalantas beberapa hari lalu.

"Sini duduk !!"

Bukannya di kursi samping ranjang, tapi Davin di seret buat duduk diatas ranjang.

"Juan ini rumah sakit."

"Iya tahu." Jawab Juan sembari memeluk tubuh Davin oleh sebelah tangannya, kan sebelah tubuh dia masih banyak bekas luka.

"Diem !! Aku pukul nih tangan kanan kamu."

"Eiyy... Jahat banget sih." Davin keliatan gak peduli, dia turun dari ranjang terus duduk di tempat semestinya.

Muka Davin masih terlihat kaget dan tidak percaya dengan semua hal yang Juan ucapkan kemarin-kemarin, semuanya masih terasa mimpi aja.

"Kenapa sih nekuk terus?"

"Akutuh masih gak percaya kalo ini kamu."

Kening Juan ngerut. "Emangnya muka aku beda?"

"Enggak, bukan perihal tubuh kamu tapi... Semua cerita kamu."

"Gak percaya bagian mananya? Kan aku udah jelasin, aku hidup pake sisa uang tabungan sampe akhirnya kerja jadi ajudan salah satu pemilik tempat judi, walaupun ngelindungin orang gak bener tapi dari situ aku bisa lanjutin kuliah yang ketunda sampe lulus."

Davin tetep bengong, bahkan Juan menceritakan hal yang sama dengan hari-hari sebelumnya.

"Apa tentang Naya yang belum jelas? Oke, aku ceritain ulang !! Naya itu anak dari bos aku, yang punya tempat judi tapi karena sekarang dia banyak yang incer, akhirnya Naya dititip ke aku tapi sayangnya bos aku dan istrinya meninggal dalam kecelakaan." Juan ngehela nafas, mulutnya kering.

"Lagi pula, Naya masih panggil aku paman kok bukan papa. Cuma, emang aku udah sering jagain dia selagi bayi. Terus...."

"His bawel, kenapa sih mulut kamu gak luka?" Keluh Davin.

"Ya jangan dong !! Kalo luka, nanti gak bisa jelasin terus kamu makin susah tidur saking penasarannya." Davin ngedelik.

"Aku kurang tidur yah karena tugas, bukan mikirin orang." Elak Davin.

"Ah masa?"

"Hish, nyebelin."

"Hahaha.. Iya iya, maaf. Lagian kalo mulut aku yang luka, nanti gak bisa..." Davin natap Juan curiga.

"Gak bisa apa?"

"Gak bisa apa hayooo."

"Ish, Juannn." Rengut sosok yang lebih kecil itu.

Pilihan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang