Hosh hosh hosh
Bruk
"Hahh.."
Akhirnya aku sampai di rumah juga. Aku sangat membenci suasana mencekam barusan itu. Kupikir aku adalah orang yang sangat tidak beruntung hari ini. Tanpa sengaja, kuping ini mendengar percakapan seseorang, yang sedang membahas tentang peredaran narkoba lebih lanjut, di pulau Sulawesi saat itu di balik dinding gang yang sepi.
"Sayang sekali aku malah ketahuan, lebih parahnya dia adalah seorang mafia..tamatlah riwayatku. Apa yang harus kulakukan?" gumamku sambil memikirkan berbagai kejadian yang mungkin akan terjadi kepadaku di masa depan.
Aku tak bisa melaporkannya kepada polisi. Aku tak memiliki bukti apapun, selain memoriku, dimana aku mengingat sebagian perkataan pria itu. Dan aku tahu jika mafia pun bukan orang sembarangan. Mereka punya koneksi dimana-mana. Dan bodohnya, malah aku yang hanyalah orang biasa-biasa ini. Malah terkena masalah dengan mafia itu.
Malam itu aku begitu gelisah. Samar-samar, aku mendengar deru suara kendaraan beroda empat, berhenti di sekitar halaman rumahku. Aku langsung bangun, dan dengan pelan-pelan berjalan sambil menenteng sendal rumahku. Aku ketakutan. Sangat ketakutan.
"Oh shit.." gumamku ketika mendengar pintu kamar anggota keluarga lainnya mulai terbuka.
Kedua orang tuaku sangat peka, utamanya pada pendengaran mereka. Mereka tidur, tapi masih bisa dengan mudah terbangun dengan suara-suara, seperti mesin mobil maupun motor yang terdengar dekat.
"Siapa yang datang?" aku masih mendengar suara ibuku bertanya-tanya.
Masih ketakutan, aku memilih berjalan menuju pintu belakang rumah.
"Apa maksud kedatangan kalian kemari pada jam seperti ini?"
Hening. Mereka tak menjawab apapun.
Dorr! Dorr! Dorr!
"PAPAAA!!"
Aku bisa mendengar suara teriakan ibu.
Dorr! Dorr!
Dan aku tahu ibuku adalah korban selanjutnya. Aku membuka pintu belakang rumah secara hati-hati. Tapi...
"Sisanya adalah untukmu, tikus kecil"
Dorr!
Peluru itu tembus. Bagaimana tidak tembus?! Pistolnya sangat dekat bahkan menempel di keningku.
Mafia sialan..
Malam itu adalah malam paling kelam. Paling tragis. Paling malang. Bagi keluargaku..dan sekarang...
Tiiittttttt
Aku membuka paksa kedua mataku. Nafasku terengah-engah. Sekilas dapat kulihat beberapa orang terlihat terkejut dan begitu sibuk di sekitarku. Bahkan aku melihat mereka menangis. Apa yang mereka tangisi? Apakah aku? Tapi, aku tidak mengenal mereka, dan sebaliknya, mungkin?
Setelah peristiwa itu, aku hanya mencoba beristirahat dan terkadang meladeni beberapa pertanyaan dari sang dokter. Dan dokter menyimpulkan jika aku terkena amnesia sementara. Tapi aku tidak yakin, itu aneh. Aku menjawab semua pertanyaannya dengan jujur, sesuai dengan ingatanku yang sangat jelas.
Hanya ada satu kesimpulan setelah aku menghabiskan waktuku selama 2 minggu di rumah sakit. Perpindahan jiwa...yah..aku mengalami pindah jiwa. Dokter tersebut menceritakan jika aku mengalami kecelakaan pesawat bersama kedua orang tuaku. Kedua orang tuaku meninggal di tempat, tapi ajaibnya aku kembali hidup setelah dinyatakan meninggal 5 menit yang lalu.
Ini aneh, tidak ada yang datang menjengukku selama tubuh ini berada di rumah sakit, hingga aku merasukinya. Aku tahu itu dari perawat yang selalu rutin datang ke kamar rawatku. Meski begitu, semua biaya telah di tanggung oleh keluarga tubuh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Life In Another Body
قصص عامةAku mengingat dengan jelas bagaimana aku berakhir tak bernyawa. Aku mengetahui sebuah rahasia seorang mafia tanpa sengaja. Malam itu, aku kehilangan nyawaku bersama keluargaku. "Mafia sialan.." batinku sebelum kesadaranku menghilang sepenuhnya. Pad...