~❉✿❉~
"Pasien mengalami Herniasi otak yaitu bergesernya sebagian jaringan otak dari posisi normal. Kondisi tersebut mengakibatkan jaringan otak bergeser melewati celah di tulang tengkorak. Hal ini sangat berbahaya dan mengancam jiwa karena pasien sekarang mengalami koma. Dia terlalu sering mendapatkan pukulan di bagian kepala hingga mengalami Hematoma Subdural. Sementara kami hanya bisa melakukan pemasangan selang penyedot (drain) untuk mengeluarkan cairan serebrospinal yang berlebih di otaknya. Kami juga akan memberi obat manitol dan cairan saline untuk mengurangi pembengkakan yang terjadi. Pemasangan alat bantu napas juga penting untuk meningkatkan laju napas penderita, sehingga menurunkan jumlah karbondioksida dalam darahnya,"
Penjelasan panjang lebar dari dokter Lee tentang kondisi Jihan menjadi teror yang mencekam untuk Dita. Gadis itu tahu persis resiko lanjutan dari keadaan Jihan sekarang. Jihan tak bisa menghindari pertarungannya dengan maut. Dan itu membuat Dita terpuruk.
Dia baru saja melakukan hubungan telepon dengan manajer Bangtan dan nekat menelpon Appa untuk meminta ijin agar Jimin bisa datang ke Busan. Jihan koma, dan dia butuh Jimin.
Dita menggenggam jemari Jihan yang memucat. Ada banyak alat bantu medis yang terpasang di tubuh gadis itu. Membuat Dita miris. Dia hanya bisa menangis karena dia bukan praktisi ahli. Dia orang awam yang hanya bisa berdoa dan mempercayakan semua pada sistem penanganan medis.
Dita menoleh ketika mendengar pintu ruangan terbuka. Jimin berdiri disana dengan menggunakan pakaian steril seperti yang dia gunakan. Gadis itu sontak berdiri dan menghambur memeluk Jimin. Dia tak kuasa membendung kesedihannya. Jiminpun merengkuh kekasihnya dengan erat. Ada luka tak terlihat di hati keduanya ketika Sang Takdir tiba-tiba menghadirkan sosok Jihan di antara mereka. Jihan yang membawa begitu banyak rasa dalam waktu yang singkat.
"Hana ada diluar, kau pulanglah dan istirahat, Lily. Aku yang akan menemani Jihan malam ini," bisik Jimin dengan mencium sisi kepala Dita.
"Kau datang sendiri?"
"Ada Yoongi Hyung dan Sejin Hyung yang menemaniku. Appa juga mengirim dokter neurologi kepercayaannya. Mereka sedang menemui dokter Lee. Kita akan berjuang menyelamatkan nyawa Jihan,"
"Semoga belum terlambat," sengguk Dita.
"Apapun yang terjadi nanti. Itu adalah yang terbaik untuk Jihan dan kita semua, Lily,"
Jimin mengecup kening Dita. Dia tahu gadisnya sangat ketakutan dan cemas. Tapi bagaimanapun juga dia tidak boleh tumbang.
Disini Jimin ada untuk jadi sandaran dan penguat untuk Dita, dan juga untuk Jihan. Dua wanita yang sudah datang dalam hidupnya dan mengobrak abrik sisi lembut hatinya dengan cara yang berbeda tapi menimbulkan pendar rasa yang sama kuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral (FOR A WHILE)
Fanfic~ ketika AKU ingin berCERITA tentang sebuah CINTA ~ @ryubluemoon