Beberapa tahun kemudian...
Di kota Guanzhao saat ini seorang pemuda sedang sibuk mengurus bisnis makanan yang ia dirikan dengan nama Xie Fan... Usahanya ada di mana-mana, ia juga tumbuh menjadi anak yang baik dan suka berbagi. Ia sesekali memperhatikan pergelangan tangannya, dimana tanda itu masih ada disana.
Ya dia Adalah Luyi Fan, hari sudah sore, Luyi pergi meninggalkan cafe miliknya. Ia ingin berjalan-jalan sore, ia pergi kesebuah taman yang tidak jauh dari tempat usahanya itu. Ia hanya berjalan kaki, namun ada sebuah mobil mewah yang mengikutinya dari belakang. Luyi Fan menoleh, seketika mobil itu berhenti, ya wajah orang yang baru saja keluar dari mobil sangat Familiar. Wajah yang Luyi Fan kenal. "Kak Sichen?"
Lalu keluar pria satunya lagi itu adalah Bailuyen. Kedua pria itu tersenyum padanya, kemudian berbicara. "Jadi di dunia ini adikku di jaga dan di besarkan?"
Yifan hanya mendengus kesal, lalu berbicara. "Ya, ini memang duniaku, dan sudah sepantasnya aku tinggal disini, dari pada dunia yang aneh itu."
Sichen kemudian memeluk Luyi Fan. "Apapun pilihanmu, tapi sudah takdirmu adikku."
Bailuyen juga memeluk Luyi Fan, lalu Yifan berbicara. "Bagaimana kalian bisa sampai kemari?"
"Yaaaah, kami sudah lima tahun tinggal di dunia ini. Memulai bisnis dan sukses," ujar Bailuyen.
"Baguslah kalau begitu, aku mau pulang. Kalian mau mampir kerumahku?" ujar Yifan.
"Kau yang ikut kami, aku sebagai kakak mu tidak akan membiarkan anak perawan ini berkeliaran sendirian di kota sebesar ini." ujar Sichen.
"What The.... Aku sudah tidak perawan, aku juga bisa menjaga diriku." sahut Luyi Fan.
"Huh? Apa? Siapa yang?" ujar Bailuyen.
Luyi Fan hanya tersenyum, ia bahkan merindukan sosok pria ubanan itu. Kemudian Sichen berbicara. "Oh, apakah pria ubanan itu?"
Luyi Fan tidak banyak berbicara, kemudian Bailuyen membuka obrolan di dalam mobil. Ya mereka pergi menuju ke rumah Sichen. "Apakah kau tidak merindukan Xie Teng?"
"Aku sangat merindukannya, aku harap dia baik-baik saja." Ujar Luyi Fan.
Sichen dan Bailuyen mengangguk, Sichen menyetir dan berkonsentrasi saat berkendara. Mereka mengobrol banyak hal, kemudian Luyi Fan berbicara. "Kak Shi, antarkan aku ke suatu tempat dulu."
Sichen menuruti apa kaya Luyi Fan, mobil itu sampai disebuah rumah kecil yang sangat sederhana. Ya rumah itu dulunya yang di tempati Luyi Fan dan neneknya, tempat dimana Yifan di besarkan, tapi kini menjadi tempar penyimpanan abu milik neneknya. Sichen menunggu Luyi Fan di luar, Luyi Fan memgambil kendi yang berisikan sisa abu neneknya untuk ia bawa bersamanya.
Sichen berbicara. "Abu milik siapa itu?"
"Milik Nenek, nenek yang sudah membesarkan aku dan merawatkan hingga aku seperti ini." ujar Luyi Fan.
"Semoga beliau tenang dan di tempatkan di tempat yang terbaik." ujar Sichen.
Luyi Fan mengangguk, merekapun pergi meninggalkan tempat itu. Tempat yang penuh dengan sejuta kenangan, tempat dimana Luyi Fan menghabiskan waktu bersama dengan neneknya, bahkan ia juga teringat dengan Feng Yue. Luyi Fan sudah mengikhlaskan segalanya, ia tidak mau terlalu larut dalam kesedihan itu lagi. Luyi Fan teringat masa kanak-kanaknya, dimana ia sedang asik bermain bersama neneknya, bahkan ada Feng Yue juga. Yifan berteman dengan Feng Yue sejak mereka masih kecil. Feng Yue sudah menganggap Yifan sebagai adiknya.
Tapi kini, semua berbanding terbalik, Feng Yue dan para Bangsawan lainnya lah yang sudah membunuh semua keluarganya. Hingga detik ini Bangsawan Elemen air masih Luyi Fan sembunyikan, pada kenyataannya, lembah kematian itu adalah tempat dimana para Klan Air hidup dan di sembunyikan oleh Luyi Fan. Jika suatu saat nanti terjadi kekacauan lagi, Luyi akan memanggil mereka keluar dari persembunyiannya untuk membasmi angkara murka di Soul Land.
KAMU SEDANG MEMBACA
BxB- TRANSMIGRATION TO THE SOUL LAND
FantasiBERAWAL DARI RASA KETERTARIKANNYA DENGAN BUKU-BUKU YANG SUDAH TUA, LUYI FAN PUN AKHIRNYA BERTEMU DENGAN KAKEK TUA DI SEBUAH KUIL SAAT SEDANG BERIBADAH. KAKEK ITU MEMBERINYA SEBUAH BUKU YANG MUNGKIN AKAN MEMBUAT LUYI FAN MERASA SENANG NAMUN JUGA DENG...