6 Fourth's side

1.4K 60 0
                                    

Im so sorry for out off topic.
Cerita bab 5 akan tetap di lanjutkan.
Terimakasih

_

Mami, hari ini aku, Fourth yang sudah dewasa

Fourth mempunyai banyak cerita.

Aku terlambat bangun untuk kesekian kali karena suara alarm yang menjerit selama lima belas menit berturut-turut itu tidak mampu menarikku dari alam mimpi.

Salahkan betapa nyaman pelukan yang Mami berikan dalam tidurku sehingga aku nyaris terbuai. Melewatkan sarapan sudah pasti, setidaknya aku masih sempat untuk berbenah diri.

Mungkin aku harus menyebut diriku sebagai seorang yang beruntung karena dengan ajaib aku datang dua menit sebelum kelas pertama dimulai. Sampai kelas terakhirku di sore hari, Ma, aku melakukannya dengan baik tanpa ada hal buruk yang terjadi. Aku rasa langit memberikan banyak kemudahan padaku dengan bersikap baik hati.

Atau mungkin aku terlalu cepat menyimpulkan tentang hari ini, Ma. Menjelang petang saat pekerjaan paruh waktu ku baru dimulai, aku sudah mendapat dua omelan panjang dengan kalimat tidak santun. Dengan berbekal prinsip 'pembeli adalah raja', maafku terucap dengan kepala tertunduk dalam dan ego yang sebisa mungkin aku timbun.

Mami, menjadi dewasa itu ternyata

melelahkan.

Aku tidak menyangka, betapa mudahnya mereka membuang uang mereka dalam sekejap mata, mereka tidak memikirkan masa depannya.

Aku sudah lupa kapan terakhir kali menyantap makanan dengan berleha-leha dan tenang. Rasanya aku selalu diburu waktu yang terus membayang. Sejak kapan dua puluh empat jam dalam sehari seperti diringkas begitu cepat hingga terasa kurang?

Aku juga ingin memberi tubuhku istirahat dengan tidur lebih awal, contohnya. Namun, tumpukan tagihan yang berserakan di atas meja ruang tamu membuatku urung melakukannya. Uang dan waktu adalah dua hal berharga yang tidak dapat dihamburkan begitu saja. Terutama aku yang tidak memiliki keduanya.

Dua puluh empat jam milikku hampir berakhir dan saatnya merebah untuk sementara. Ucapan selamat malam tidak lagi diterima karena jam dinding sudah menunjuk angka dua. Aku menutup hariku dengan satu pertanyaan yang terus memenuhi kepala.

Mami, kenapa tidak pernah bilang menjadi dewasa itu akan penuh luka?

Saat aku sedang sibuk mencari pekerjaan untuk menghidupi diriku sendiri, mereka berbeda denganku, mereka sedang asik menjalani masa remaja mereka.

Aku tidak iri, aku tidak sedih, tetapi aku hanya ingin berusaha demi masa depan ku yang akan datang.

Aku menangis sesenggukan setiap malam, berharap Mami datang dan memelukku dengan erat dan hangat.

Memang, hidupku adalah apa yang harus aku jalani. Tetapi aku hanya meminta satu permintaan, "Aku hanya ingin Mami ku kembali di sisiku, seperti dulu, menenangkan ku saat aku berkecil hati."

Aku tidak akan putus asa untuk diriku sendiri, aku akan membalas jasa mami ku dengan cara berjuang untuk hidup ku sendiri.

Aku, Fourth Nattawat, akan berusaha untuk diriku sendiri, Mami.

-Fourth Nattawat.

Cuz I Obsessed With U🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang