"Sebenarnya lo ini pengen cepet-cepet
ninggalin bumi apa gimana sih, Far?"---
Gifar itu perokok aktif, saking batunya tidak ada orang sekitar yang sanggup menahan, bahkan sampai orang yang melahirkannya pun sudah menyerah. Mau ditakuti dengan penyakit bahkan kematian pun, Gifar tetap mau merokok. Kalau kata Nora, "Gimana lagi? Namanya juga kecanduan."
Hari ini ada pelajaran seni musik, kesukaannya William. Meski dia tak terlalu mahir, tapi niat belajarnya sangat tinggi. Dia punya impian, untuk menyanyikan pasangan masa depannya sambil diiringi oleh gitar. Romantis bukan?
"Pelajaran seni, gue booking Gifar ye, awas aja lo semua manggil-manggil dia nanti," peringatnya kepada seisi kelas. Semua sudah tau, Gifar sangat pandai menggerakkan jemari di atas senar-senar tipis itu.
Di ruang seni musik, karena materi untuk semester 2 sudah habis, guru membebaskan murid-muridnya untuk bermain alat musik apapun.
Dengan tak tau diri, William menyuruh Gifar untuk berhenti makan snack, dan cepat ajari dia cara memetik senar. Itu sudah menjadi rutinitas mereka setiap minggu, dan lucunya, Gifar nurut saja.
"Kalau kunci gantung memang agak susah, Will. Pelan-pelan aja, pas mencet itu dirasain, biar bunyinya gak aneh pas dipetik," jelasnya panjang lebar sambil mengunyah keripik kentang yang dilapisi bumbu jagung bakar.
"Jari gue gak nyampe Far, sumpah!"
"Nyampe say, jari lo sebenernya panjang, cuma perlu dibiasain aja." Gifar sedikit membungkuk, kemudian mengarahkan jari William satu-persatu pada senar yang membentuk kunci gantung. "Noh, bisa kan?"
"Iya bisa, 5 detik lagi jari gue bisa patah." kemudian Gifar langsung tertawa kencang, sampai hampir tersedak oleh keripik kentangnya sendiri. "Susah Far.. lo aja dah, coba main." William langsung menyerahkan gitar yang ia pegang, sedangkan Gifar menyerahkan sekantung keripik, menyuruh William untuk pegangkan terlebih dahulu.
"Makan mulu lo."
Gifar tertawa, kemudian membuka mulutnya, mengisyaratkan William untuk memasukkan satu keripik lagi. Karena malas berdebat, William melakukan apa yang pria itu mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNAMOVAS 🌙 ; Kookv
RandomAku paham, semesta telah membangun tembok tinggi melebihi ancala. kita terlalu kecil, untuk bisa menghancurkannya, tapi yang ada di dada, membuat ku menganggap tidak ada hal yang mustahil di dunia.