CHAPTER 06

4.2K 371 20
                                    


Sedari tadi, Leonard berguling-guling sendiri di atas kasurnya. Hatinya tidak enak dan pikirannya terus membayangkan wajah Ratih tanpa hijab.

"Ada apa denganku?"

Leonard duduk, dia berjalan kearah sofa dan mencoba tidur di sana. Namun, itu sama saja, malah lebih parah. Bayangan itu malah semakin jelas di pikirannya.

"Arghhhh," Leonard mengacak rambutnya frustasi.

Pria itu menghentakkan kakinya, dia keluar dari kamar menuju lantai bawah. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tapi dirinya belum juga tidur. Di bawah juga, para maid dan para bodyguard sudah tidur di rumah sebelah.

Jika kalian tidak tau, di kawasan Tunggara terdapat dua bangunan. Mansion utama, dan tempat para maid juga bodyguard.

Leonard sudah sampai di lantai bawah, dia memilih untuk melangkahkan kakinya ke dapur untuk mencari minuman yang bisa membuat nya sedikit tenang.

"Sial," umpatnya kala wine yang ia miliki sudah habis.

Matanya mengantuk tapi pikirannya membuat Leonard tidak bisa tidur. Dengan terpaksa, malam-malam sekali Leonard keluar dari mansion utama untuk pergi ke bangunan yang tak jauh dari mansion Tunggara.

Sesampainya disana, ternyata ada bibi Nahla yang sedang duduk di atas sofa. Sontak saat menyadari keberadaan sang tuan, bibi Nahla bangun dan menundukkan kepalanya sebagai hormat.

"Dimana gadis itu?" Tanya Leonard tiba-tiba, membuat bibi Nahla yang mendengar itu syok.

"M-maksudnya istri anda?"

Leonard mengusap wajahnya gusar, "dia bukan istriku."

"Ta-"

"Dimana dia sekarang bi?!"

"Ee..." Bibi melirik ke kanan ke kiri bingung, "saya tidak tau, tuan. Nyonya tidak datang kemari."

Untuk yang kedua kalinya, Leonard mengusap wajahnya gusar. "Kemana kau gadis lusuh."

Leonard keluar dari tempat istirahat para pekerjanya tanpa permisi pada bibi Nahla, sang ketua pelayan.

Di perjalanan, Leonard terdiam sejenak. Dia melirik ke kanan tempatnya kearah pohon Flamboyan yang terdapati kursi besi di bawahnya. Dia menyipitkan matanya kala melihat.. seseorang yang sedang berbaring.

Perlahan dia berjalan kearah kursi itu, alangkah kagetnya dia melihat seorang gadis tertidur disana.

Akhirnya, Leonard menghela nafas panjang. "Ternyata kau disini, gadis kampung."

Leonard berjongkok di samping tubuh Ratih yang berbaring di atas kursi. Dengan gamis berwarna putih dan hijab yang berwarna hitam, membuat menampilannya seperti baju melayang, apa lagi disini tidak ada lampu jalan karena pohon ini tepat berbeda di taman belakang mansion. Sedangkan lampu jalan, Leonard hanya meminta memasangkan nya di jalan tempat para maid lewat.

Leonard menatap wajah gadis di hadapannya, "tidak buruk," gumamnya, lalu duduk dan memeluk tubuh Ratih dari bawah. Kepalanya ia sandarkan pada pundak Ratih dan tangannya memeluk pinggang gadis itu. Perlahan mata Leonard tertutup dan dengkuran halus pun terdengar beserta suara angin sejuk yang melintas.

Akhirnya, malam ini Leonard tertidur dengan posisi duduk memeluk tubuh Ratih yang berbaring di atas kursi taman.

••••••••

"Nela tunggu."

Nela-seorang maid berparas cantik dan juga berpakaian seksi. Bahkan seragam pelayan nya pun memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah.

Serayu | Berlanjut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang