17. salah paham

52 38 29
                                    

Happy reading 🌸

Aldy yang menyadari kehadiran Naya yang berada didepan nya pun bertanya " mau apa " tanya Aldy singkat.

" Nih " ucap Naya sembari memberi kan dasi milik Aldy yang tadi di pinjam kan oleh Aldy untuk diri nya pakai.

" Gitu doang? " Tanya Aldy tak yakin Naya cuma mau ngasih dasi itu tanpa bilang terimakasih.

" Ya terus apa lagi, gue cuma mau balikin ini " jawab Naya santai dan ingin melenggang pergi dari sana.

Namun Aldy lebih dulu mencengkal tangan kanan milik Naya membuat Naya menoleh ke Aldy.

" Apaan sih! " Cetus Naya.

" Gue sampai dihukum Loh, dan Lo gak bilang terima kasih gitu? " Tanya Aldy mulai geram.

" Ih kalau gak ikhlas bantuin, mending tadi Lo gak usah bantuin gue" keluh Naya.

" Astaghfirullah kalian ini, nay apa susah nya Lo bilang terimakasih sama Aldy sih nay. Jadi selesai kan semua nya, kalian gak Malu dilihat banyak orang cuma perihal dasi doang " ceramah Renzo yang dari tadi mendengar pembicaraan antara Aldy dan Naya.

Iya, sih apa susah nya naya ketimbang bilang terimakasih kan jadi beres semua nya.

Gak bertele-tele seperti ini, modus emang sih Naya. Dari kejauhan Bella melihat interaksi antara Aldy dan Naya dengan Aldy yang masih menggenggam tangan Naya.

Dasar , sok polos. Tau nya nikung - batin bella.

Setelah mengucapkan itu Bella langsung pergi dari sana , kemudian berjalan menuju kelas nya.

Saat sampai dikelas dia terus mengingat kejadian Aldy dan Naya yang sedang berpegangan tangan.

Kertas yang tadi nya Naya beri kan untuk Bella dapat menjawab itu terletak di atas meja milik Bella.

Bella yang melihat itu, langsung merobek nya menjadi potongan kecil-kecil lalu menggenggam nya dengan ekspresi wajah tidak suka.

Tak lama bel masuk kelas berbunyi, semua murid masuk kedalam kelas mereka masing-masing.

Naya pun juga masuk kedalam kelas nya, karna tempat duduk nya yang berdekatan dengan Bella. Naya menyapa Bella.

" Hay bel? " Sapa naya kepada Bella yang sibuk mencoret kertas lembar terakhir dibuku milik nya.

Tak ada jawaban, Bella tetap sibuk dengan aktivitas menulis, dan mencoret-coret kertas yang ada dibuku belakang nya.

Naya tak berpikir negatif, mungkin Bella tidak dengar. Jadi Naya mulai mengeluarkan buku milik nya dari dalam tas.

Tak lupa pena, tip ex , dan alat tulis lainnya. Tak lama guru matematika mereka masuk ke dalam kelas, dia adalah ibu Siska wali kelas mereka.

Ibu Siska sudah ada didalam kelas sekarang, lalu dia mengabsen dan membuka buku cetak pada halaman yang akan dipelajari.

Ibu Siska berdiri mendekati papan tulis yang berada di paling depan, sehingga menjadi kan ibu Siska sebagai pusat perhatian.

Ibu Siska mulai menulis, pelajaran matematika Tetang matriks.

Ibu Siska membuat matriks, yang berisi tiga baris dan tiga kolom. Bentuk matriks dari susunan barang tersebut dapat dinyatakan sebagian berikut.

        
       |10        20        14 |➝ Baris satu
A = |18        12        8   |➝ Baris dua
       |22         6         17 |➝ Baris tiga
          |           |          |
          |   Kolom 2     |
          |                  Kolom 3
Kolom 1
       
Itulah pelajaran matriks yang ibu Siska tulis di papan tulis mereka.
" Anak-anak jadi yang bagia atas ini"jelas ibu Siska sembari menunjuk angka 10 , 20 , dan 14 " merupakan baris, jadi kalau arah nya kesamping itu baris yah" sambung buk Siska.

most wanted || End ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang