Sebulan kemudian..
Bandara Internasional Seokarno-Hatta
Mega sudah sampai di Indonesia setelah melewati 9 kali transit dan menempuh perjalanan kurang lebih 21 jam. Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan tapi untungnya dia tidak sendiri, dia bersama sahabatnya Rasya. Iya seperti yang dikatakan Rasya sebulan yang lalu kalo dia akan ikut pulang ke Indonesia menemani Mega.
"Akhirnya kita sampai di Indonesia. Sumpah gue kangen banget sama suasana Indonesia, apa Jakarta masih macet sama kayak 5 tahun yang lalu ya?" Ucapnya yang sama sekali tidak digubris oleh Mega, karena Mega sudah berjalan mengambil kopernya tanpa memperdulikan celotehan sahabatnya itu.
"Tega banget lo ninggalin gue" ucapnya setelah berhasil menyusul Mega ke tempat pengambilan koper.
"Kamu lama dan aku malas mendengar ocehan gak berarti darimu" ucapnya acuh kemudian berjalan melewati Rasya dengan wajah kesalnya. Rasya pun mengikuti langkah Mega.
"Iya kan gue lagi menikmati euphoria kebahagiaan gue karena udah sampai di tempat kela--" ucapan Rasya terhenti karena melihat Mega yang berlari menghampiri seorang wanita di depan mereka.
"Ibu awas" teriak Mega kemudian memeluk wanita yang dia panggil ibu. "Aaawww" desisnya ketika sebuah bola mengenai punggungnya. Iya Mega berlari ke arah ibu itu karena dia melihat seorang anak kecil yang menendang sebuah bola ke arah ibu itu.
"Astaga.. apa kamu tidak apa nak" ucap ibu itu ketika menyadari situasi yang terjadi tadi.
"Tak apa bu, ibu tidak apa?" Ucap Mega menatap ibu itu. Betapa terkejutnya Mega ketika melihat siapa wanita iya dia tolong.
"Tante Yani" ucapnya. "Astaga tante tak apa kan?
"Tante yang harusnya bertanya sama kamu, kan kamu yang kena bolanya"
"Aku tidak apa tante" ucapnya sambil tersenyum ramah. Tapi kemudian atensinya beralih kepada anak kecil yang hampir menangis karena sudah membuat orang terkena oleh bola yang dia tendang tadi. Mega pun menghampiri anak itu sambil membawa bola tadi berniat menenangkan anak kecil itu.
"Hei jagoan" sapanya sambil berjongkok untuk menyamakan tinggi badannya dengan anak kecil itu.
"Maaf kak" ucapnya masih menunduk tidak berani menatap mata Mega.
"Hei.. kakak gak marah kok, tapi kakak boleh pesen sesuatu sama kamu?" Anak kecil itu mengangguk untuk menjawab pertanyaan Mega.
"Baik sekarang lihat kakak" anak kecil itupun mendongakkan wajahnya untuk menatap wajah Mega. Mega tersenyum menatap anak kecil itu. "Kakak sudah memaafkanmu, tapi besok-besok jangan main bola di bandara lagi iya, bahaya soalnya. Nanti mainnya pas di halaman rumah atau di taman iya"
"Iya kak maaf" ucapnya.
"Nah ini bola kamu" anak itupun langsung mengambil bola dari tangan Mega seraya mengucapkan terima kasih. Setelahnya anak kecil itu berniat pergi mencari orang tuanya. Tapi gerakannya terhenti karena ucapan Mega.
"Eh jangan pergi dulu" anak kecil itu menoleh sambil mengernyit. "Ini permen untuk kamu" ucapnya tersenyum sambil menyodorkan permen ke arah anak itu.
"Kenapa?" Tanya Mega ketika anak kecil itu tak kunjung mengambil permen dari tangan Mega. "Jangan takut, kakak gak jahat kok. Ayo sini ambil" lanjutnya.
Anak itupun akhirnya mengambil permen yang Mega berikan "Makasi kakak cantik" ucapnya kemudian mencium pipi Mega lalu berlari ke arah orang tuanya sambil melambaikan tangannya. Sungguh menggemaskan di mata Mega.
Disisi lain ada Rasya dan tante Yani yang tersenyum melihat interaksi Mega dan anak kecil itu.
"Tante pikir Mega akan marah" ucapnya kepada Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || Min Yoongi
FanfictionTakdir mempertemukan kita, tapi apakah takdir juga akan menyatukan kita? ~ Mega Aulia Adtmaja ~ Takdir mempertemukan kita pasti ada alasannya, tidak mungkin hanya mempertemukan lalu memisahkan. Jika aku harus melawan takdir untuk bersamamu maka aku...