Tiga hari sudah berlalu begitu cepat. Sekarang Mega sudah resmi menjadi dokter di Rumah Sakit Siloam pada divisi bedah kardiotoraks. Mega baru saja keluar dari ruang kepala divisi untuk melaporkan bahwa hari ini dia mulai bertugas. Kepala divisi juga sudah menjelas bagaimana sistem kerja di Rumah sakit tersebut. Mega cepat paham karena sistem kerjanya lebih mudah dari Mayo clinic tempatnya dulu bekerja.
"Dokter Mega" panggil seseorang dari arah belangkang Mega yang sontak langsung membuat Mega menoleh ke sumber suara.
"Sya. Kamu tidak perlu terlalu formal denganku. Samakan saja seperti di Mayo" ucapnya ketika Rasya sudah berada di hadapannya. Iya yang memanggil Mega tadi adalah Rasya.
"Kita pisah divisi lagi" ucapnya.
"Bukankah itu sudah pasti. Kamu dokter jantung sedangkan aku dokter bedah" sahutnya terkekeh sambil melanjutkan perjalanannya menuju ruangannya.
"Yayayaya.. berarti lo satu divisi sama Byan dong"
"Iya. Kan dulu aku satu prodi dengan Byan"
"Yah gue sendiri dong"
"Kan kita masih bisa saling bertemu sya"
"Tapi nanti lo pasti sering operasi seperti di Mayo"
"Kan itu tergantung pasiennya perlu melakukan penangan operasi apa tidak. Kita juga masih terhubung sya. Kalo ada pasien kamu yang perlu penanganan operasi, kamu merujuknya ke bagian bedah kardiotoraks" jelasnya.
"Lo bener juga" Mega hanya memutar bola matanya malas melihat sahabatnya yang sedikit pelupa ini.
"Lagian apa kamu tidak punya kerjaan sampai bisa menyapaku?"
"Gue sebenarnya mau ke ruangan kepala divisi untuk menanyakan beberapa hal, tapi tadi kepala divisinya sedang ada urusan jadi tidak ketemu" jelasnya.
"Yaudah kamu balik ke ruangan kamu aja. Aku harus mempelajari beberapa kasus pasien yang tadi sempat kepala divisi berikan padaku"
"Bilang aja lo ngusir gue"
"Tuh kamu tau. Udah sana" ucap Mega mendorong badan Rasya untuk pergi. Kemudian dia segera masuk ke dalam ruangannya. Rasya hanya mendengus kesal, lalu berjalan ke arah lift untuk turun ke ruangannya.
Saat ini Mega sudah duduk di kursinya untuk mempelajari beberapa kasus. Dia pun memilah kasus tersebut sesuai dengan jenis penanganan dan tindakan apa yang harus dilakukan nanti. Terlalu larut akan kegiatannya sampai tidak sadar kalo sedari tadi ponselnya bergetar menampilkan beberapa notifikasi chat dari seseorang. Mega masih sibuk dengan berkas kasusnya sampai dering ponsel mengalihkan atensinya dari berkas-berkas tersebut. Terlihat disana Yoongi yang menelponnya.
"Halo kak" sapa Mega setelah mengangkat telpon Yoongi tapi pandangannya masih meneliti sebuah kasus yang memerlukan tindakan secepatnya.
"Sibuk sekali ya sampai tidak melihat ada pesan masuk?" Tanya pria diseberang sana.
"Sedikit. Kenapa kak? Apa ada kendala terkait pembangunan rumahnya?"
"Tidak. Tapi coba kamu lihat jam berapa sekarang" Mega mengernyit kemudian menghentikan kegiatannya seraya menatap ke arah jam dan disana menunjukkan pukul 12.30 yang artinya waktu istirahat tersisa 30 menit lagi.
"Astaga kenapa waktu cepat sekali berlalu" ucapnya.
Terdengar kekehan dari seberang sana. "Sekarang kamu turun, saya ada di lobi"
"Hah? Gimana kak? Kenapa kakak bisa ada di lobi?"
"Jangan banyak tanya atau waktu istirahatmu akan berakhir. Atau saya saja yang ke ruanganmu, nanti kita makan di ruanganmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || Min Yoongi
FanficTakdir mempertemukan kita, tapi apakah takdir juga akan menyatukan kita? ~ Mega Aulia Adtmaja ~ Takdir mempertemukan kita pasti ada alasannya, tidak mungkin hanya mempertemukan lalu memisahkan. Jika aku harus melawan takdir untuk bersamamu maka aku...