Terbongkarnya Hobi Tabuku

1.3K 16 0
                                    

Sekitar 15 menit menunggu Luna mengabariku lewat WA bahwa ia akan sedikit terlambat. Aku memutuskan untuk memesan minuman sambil menunggu. Saat aku menunggu sambil meminum es juice pesananku tiba-tiba aku merasakan bahwa aku sedang diperhatikan. Aku melihat ke sekelilingku tapi tidak mendapati siapapun memperhatikanku. Aku kembali meminum juice pesananku dan 5 menit kemudian kembali perasaan seolah-olah sedang diperhatikan menyelimutiku. Kembali aku melihat ke sekelilingku, kali ini dengan lebih mendetil tapi lagi-lagi aku tidak mendapati ada orang yang sedang memperhatikanku. Hmmm....aneh sekali.

"Hai say, udah lama nunggunya?" ternyata Luna sudah tiba dan langsung menyapaku.

"Hai sis, nggak koq baru sekitar setengah hari." Jawabku sambil bercanda.

Luna tidak mengenakan pakaian wanita seperti yang diberitahukannya sebelumnya karena ia akan langsung pergi lagi ke tempat lain. Sangat disayangkan pikirku karena kalau sudah berdandan dengan perlengkapan wanita Luna biasanya tampil cantik seperti Katy Perry. Dia memang memiliki darah blasteran Belanda yang menambah kecantikannya.

"Memangnya nanti mau kemana Sis?" Tanyaku kepadanya.

Tiba-tiba air mukanya agak berubah. "Aku.....mungkin mau dipindahkan ke luar Jawa sis. Jadi aku harus urus travel arrangement."

"Ah....ke mana sis?" aku agak sedih mendengar bahwa salah satu teman crossdresser-ku akan meninggalkanku.

"Ke Batam."

"Wah, jadi lebih dekat ke Singapore dong?"

"Iya cuma itu upside-nya, downside-nya aku harus cari tempat dan teman crossdressing lagi."

"Kapan rencana keberangkatannya?"

"Mungkin 2 minggu lagi."

Tiba-tiba WA-ku berbunyi lagi. Dari Wendy yang mengabari bahwa kelihatannya ia tidak bisa datang karena ada halangan. Aku membalas untuk memberitahukan tidak apa-apa. Luna juga menerima WA-yang sama dan membalas dengan "OK"

Akhirnya kami berdua saja yang berkopi darat. Aku dan Luna mulai memesan makanan untuk kami santap sambil kami ngobrol. Kalau dilihat dari jauh kami seolah-olah pasangan yang sedang berpacaran. Kami bercanda dan ngobrol sampai akhirnya tiba waktunya Luna harus pergi. Kami saling berpamitan dan aku pun menuju ke lahan parkir untuk mengambil mobilku.

Di area parkir, tiba-tiba....kembali aku merasa seolah-olah ada yang sedang memperhatikanku. Kembali aku melihat sekeliling dan kembali aku tidak mendapati siapapun. Huh, aneh sekali. Aku masuk ke dalam mobil dan keluar dari area parkir langsung menuju ke apartemenku. Aku masih ingat ada rencana untuk pergi dengan tunanganku malam ini.

Sesampainya di apartemenku aku langsung bersiap-siap untuk kencanku dengan tunanganku. Selesai mandi tiba-tiba.....

"Riingg.....Riinggg...." telpon berbunyi.

"Halo."

Ternyata Jessica, "Hai Tian, kamu nggak usah ke sini, aku saja nanti langsung ke tempat kamu. Klik." Aku terheran-heran, ia begitu ketus di telepon, hanya memberitahukan bahwa nanti ia akan ke tempatku. Aku jadi bingung ada apa gerangan. Aku mencoba menelpon balik tapi Jessica tidak menjawabnya. Aku melanjutkan bersiap-siap dan menunggu di apartemenku.

Jam 7.00 tiba-tiba bel pintu berbunyi dan saat kubuka ternyata Jessica sudah berdiri di depan pintu. Ia terlihat lebih serius dari biasanya. Aku berusaha mencium pipinya dan ia menghindariku. Hal ini semakin membuatku bingung.

Aku mempersilahkannya masuk dan bertanya, "ada apa sih say?"

Ia duduk dan mengeluarkan hp-nya sambil bertanya, "tadi siang kamu ke mana say? Aku telpon apartemen kamu koq tidak diangkat?"

"Aku...oh....aku tadi keluar sebentar beli baju dan makan siang." Jawabku agak sedikit gelagapan.

"Oh....ke mana?" tanyanya sambil memainkan hp-nya.

"Cuma di sekitar sini koq." Jawabku.

"Oh gitu. Aku tadi siang ke Plaza Senayan." Jessica berkata, dan aku merasa jantungku seperti berhenti tiba-tiba. Jangan-jangan.......

"Terus tadi aku makan di Food Court di sana, pas aku mau pulang tau-tau aku lihat ada orang lagi pacaran, sempat aku foto di hp-ku." Ia makin ketus berkata sambil memainkan hp-nya

Jantungku makin berdebar, jangan-jangan ia melihat aku di sana. "Ah ngapain lagi kamu foto orang lagi pacaran," aku menjawab dengan agak gugup.

Jessica menyodorkan hp-nya ke depanku. "Tapi pasangan ini kamu harus lihat."

Foto di hp-nya memperlihatkan fotoku sebagai Tiffany sedang duduk dengan Luna di food court. Aku berpura-pura biasa saja.

"Lihat deh cewek-nya, mirip banget ya seperti kamu." Jessica terus berusaha mencecar aku.

" Aku pura-pura memperhatikan dan menimpali, "ah masak sih, beda ah."

Tiba-tiba Jessica berdiri dan marah kepadaku. "Itu kamu kannnn, aku tadinya masih ragu-ragu tapi waktu aku lihat tahi lalat yang bentuknya agak aneh di belakang pundak kamu aku jadi makin yakin!"

"Aku sengaja nunggu dan mengikuti ke tempat parkir. Saat aku lihat mobil yang dipakai ternyata mobil kamu aku 100% yakin kalau cewek itu kamu!!" Ia makin histeris marah kepadaku.

"Kamu....w...waria? K.....kamu mau jadi p....p..perempuan? Sampai pacaran sama cowok segala." Saat ini Jessica sudah sedemikian marahnya sampai ia berteriak sambil menangis.

Aku hanya bisa pasrah dan tertunduk. Pernikahanku terancam batal. Aku diam dan tidak tahu harus berkata apa. Jessica makin menangis dan aku merasa begitu menyesal. Aku berusaha menenangkan dan memeluknya tapi tiba-tiba Jessica mendorongku seperti jijik melihat sosokku dan pergi keluar dari apartemenku begitu saja tanpa berpamitan. Aku berusaha mengejarnya tapi ia langsung masuk ke lift dan meninggalkanku.

Aku berusaha menelponnya tapi Jessica tidak mau menerima bahkan akhirnya ia mematikan hp-nya. Aku kemudian menelpon rumahnya yang dijawab bahwa Dia belum sampai rumah. Aku berpesan agar Dia langsung menelponku sesampainya di rumahnya. Satu jam kemudian Dia masih belum menelponku dan aku kembali menelpon ke rumahnya. Ternyata ia sudah sampai di rumah... Mama-nya justru bertanya kepadaku apa yang terjadi karena Jessica tiba-tiba menangis dan langsung masuk ke kamarnya.
"Nggak apa koq Ma, cuma ribut sedikit." Aku berusaha menenangkan calon ibu mertuaku ini. Nyata bahwa Jessica tidak mau bicara denganku maka aku menulis pesan WA kepadanya.
Di pesan itu aku menjelaskan tentang keadaanku. Aku menjelaskan panjang lebar bahwa aku seorang crossdresser, seorang pria yang senang berdandan seperti wanita. Aku menjelaskan bahwa aku tidak berencana untuk menjadi wanita, bahwa yang ia lihat itu adalah teman sesama crossdresser bernama Luna . Aku bahkan mengirimkan fotoku berdandan seperti wanita dan juga foto Luna yang berdandan seperti wanita. Aku meminta maaf karena tidak memberitahukan hal ini kepadanya dan meminta ia menghubungiku agar kami berdua bisa membicarakan hal ini lebih baik lagi. Hanya satu hal yang tidak aku beritahukan kepadanya, yaitu fantasy-fantasy-ku yang menyangkut berhubungan sex dengan seorang pria.



Menjadi TiffanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang