Ritual Malam Minggu

2K 30 0
                                    

Seperti ritual wajib setiap akhir bulan di malam Minggu, Aku memulai dengan mandi di bathtub. Berendam di air hangat sambil sekaligus mencukur bulu-bulu di seluruh tubuhku. Aku sengaja tidak terburu-buru dan teliti dalam mencukur. Aku menikmati setiap tarikan silet yang mengikis habis bulu-bulu tubuhku. Setiap gerakan mendekatkanku dengan tujuan yang aku inginkan.....kecantikan yang sempurna. Aku meluangkan waktu lebih khusus di area kemaluan-ku. Aku mencukur bagian bawah, dan sekeliling kemaluanku dengan menyisakan sedikit rambut kemaluan di bagian atas, tipis, dan aku rapihkan dengan hati-hati.

Setelah membersihkan seluruh tubuhku aku berhenti sejenak dan membiarkan diriku bersantai, berendam dalam bathtub selama 10 menit. Menikmati keheningan dan kesendirian di hari Sabtu, di apartemenku, saat aku tidak merasa perlu untuk terburu-buru dalam pekerjaan, saat aku bisa dengan nyaman rileks menikmati hari dan menjadi diriku sendiri apa adanya.

"Riingg.....Riinggg...." telpon berbunyi.

Aku dengan agak malas keluar dari bathtub dan melilitkan handuk sekenanya sekedar untuk menutupi tubuh, sesuatu yang sebenarnya tidak perlu kulalukan karena aku tinggal sendirian di apartemenku. Kalau mau aku bisa jalan-jalan dalam apartemen telanjang bulat tanpa peduli ada yang melihat, pikirku sambil tersenyum.

"Riingg......" telpon terus berbunyi. Aku segera mengangkat dan menjawab, "halo......iya......iya, aku ingat koq.......pasti say.....ok.....daahhh"

Ternyata tunanganku, memastikan rencana nanti malam untuk pergi bersama. Tunanganku.....hmm.....aneh juga rasanya memikirkannya. Tunanganku....kami baru seminggu ini bertunangan setelah berpacaran selama 7 tahun. Berawal dari saat kuliah, waktu aku pertama melihat dia sedang menunggu di halte depan kampus, aku bisa merasakan hatiku terlonjak melihatnya. Tak terasa hal itu sudah 7 tahun berlalu dan kini kami bertunangan, setahun lagi kami akan menikah.

Aku berjalan menuju kamar dan melanjutkan "ritual" hari Sabtu-ku. Aku mempersiapkan bra berenda berwarna hitam, panties hitam dengan potongan frech cut, garter belt dan stocking yang juga berwarna hitam, mengaturnya di ranjangku sambil aku mengeringkan badanku dengan handuk lebar. Untuk gaunnya aku sengaja memilih gaun cocktail dress berwana pink juga aku siapkan di atas ranjangku.

Lalu hanya dengan berbalut handuk lebar aku mulai duduk di meja rias. Aku senang memulai "ritual" ku dengan membedaki seluruh tubuhku dengan bedak bayi beraroma mawar. Aku merasa kulitku menjadi lebih halus dan wangi. Kemudian aku mulai mengeringkan rambutku dan mengenakan pita bando untuk menahan rambutku agar tidak mengganggu saat aku mulai merias wajahku.

Setelah secukupnya merapikan alis supaya bentuknya feminin tapi tidak terlalu tipis, aku mulai membubuhkan concealer untuk menutup bercak-bercak pada wajahku. Aku kemudian membubuhkan foundation berwarna kuning langsat dan diikuti oleh bedak berwarna kuning langsat, sesuai dengan warna kulit wajahku. Aku memang memiliki kulit berwarna kuning langsat sesuai dengan latar belakang keluargaku. Ayahku seorang Chinese sementara ibuku blasteran melayu - manado sehingga aku memiliki kulit wajah kuning langsat dengan mata yang tidak terlalu sipit dan hidung yang mancung.

Bedak dan foundation tersebut menyebabkan wajahku menjadi berkesan halus dan tidak memiliki bercak-bercak apapun. Aku kemudian melanjutkan dengan mulai menata mataku. Aku membubuhkan eye-shadow berwarna coklat orange di pelupuk mataku diikuti dengan warna kuning emas di sudut atas mataku agar alisku berkesan makin tinggi dan sexy. Eye liner kububuhkan untuk membentuk mataku sehingga berkesan seperti gadis polos dengan mata lebar tapi sayu.

Mengenakan bulu mata palsu menjadi salah satu "ritual" yang senantiasa aku lakukan setelah aku selesai merias mataku. Ini tahap yang agak rumit tetapi aku selalu berusaha hati-hati dan teliti saat memasangnya. Tidak lupa aku membubuhkan maskara sebagai pelengkap riasan mata dan diakhiri dengan membentuk alisku lebih feminin dan melengkung. Hasilnya mataku kini tampak seperti mata seorang gadis yang sexy.

Ah, kecantikanku mulai makin tampak, tinggal tahap akhir riasan. Aku mulai membentuk kontur wajahku dengan membubuhkan blush-on berwarna pink di tulang pipiku, dan diakhiri dengan lipstick merah serta lip liner berwarna gelap di garis bibirku. Selesai, aku memandang cermin mengamati apakah masih ada kekurangan yang harus aku perbaiki. Ah....sedikit highlight di pelupuk mata, dan...sempurna !

Masih ada tahap terakhir sebelum aku mulai beranjak ke hal yang berikutnya.....rambut palsu berwarna hitam dengan panjang sebahu. Setelah aku mengenakannya, aku memandang cermin dan merasa sangat puas. Bayangan cermin menampilkan sosok wajah seorang wanita yang sangat cantik dan sexy. Seorang wanita yang feminin. Aku kemudian mulai mengenakan bra, panties, garter belt dan stocking. Tidak lupa aku mengenakan breast form berukuran C-cup supaya bra-ku lebih kelihatan berisi. Setelah itu aku mulai mengenakan gaun berwarna hitam dan menyempurnakannya dengan high heels tipe mule berwarna hitam dengan highlight perak. Sempurna! Benar, sempurna, tidak akan ada yang menyangka bahwa bayangan di cermin itu bukan bayangan seorang wanita. Bayangan di cermin itu adalah bayangan seorang pria.....ya aku adalah seorang pria bernama Tian.

Saat berdandan seperti ini aku lebih senang dipanggil Tiffany. Nama ini kudapat dari internet juga, saat itu ada yang mensharing kompetisi kecantikan waria tahunan yang nama kompetisinya adalah Miss Tiffany Universe. Aku memang senang berdandan seperti wanita dan memang tubuhku menunjang untuk hal ini. Badanku tidak terlalu besar bahkan cenderung kurus, tubuhku juga halus dan tidak banyak memiliki bulu seperti pria pada umumnya. Aku juga tidak ingat kenapa aku senang mengenakan baju dan berdandan seperti wanita tapi aku ingat pertama kali aku mencoba mengenakan bra dan celana dalam ibuku saat aku masih SD awalnya hanya karena iseng-iseng saja. Namun akhirnya jadi kebiasaan dan ketagihan. kemudian jadi sering mencuri-curi pakai perlengkapan wanita milik ibuku saat beliau tidak di rumah. Tidak berhenti di sana, saat SMA aku mulai melengkapinya dengan mengenakan makeup, kemudian makin tumbuh keinginan untuk tampil sesempurna mungkin sebagai wanita, lengkap dengan wig dan semua yang berhubungan dengan wanita. Seperti gaun, rok, high heels, aksesoris bahkan parfum.

Sesekali Aku mematut-matutkan berpose bagaikan seorang model sambil menikmati tampilan bayangan diriku di cermin, beberapa kali aku memfoto diriku sendiri dalam berbagai pose. Sekitar jam 10.00 aku mulai membuka facebook. Aku memang sangat senang chatting dengan teman-teman sesama crossdresser atau dengan admirer – yaitu pengagum crossdresser sambil berdandan seperti wanita. Sesekali aku menghidupkan webcam sambil saling bertukar info tentang fashion dan makeup. aku mengingat-ingat betapa "hobiku" ini telah begitu "menguasai" kehidupanku.


Menjadi TiffanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang