5.Kolam renang.

1.3K 38 12
                                    

Spoiler, sisanya bisa kalian baca di karyakarsa.

Dissclaimer : Nsfw, porn word, blowjob, handjob, bdsm, 21+, bullying, fetish, publik seks, masochist.

PERINGATAN: BOCIL DI LARANGAN BACA, KARENA ADA ADEGAN PLUSNYA.

.

.

.

.

.

Seolah tidak pernah terjadi apapun kelimanya serta semua orang di kelas itu terlihat tenang, dan bahkan sama sekali tidak membahas mengenai hal tadi. Tentu karena mereka tidak ingin mencari masalah dengan Arunda cs, kelompok berisi 4 orang itu sangat mengerikan terutama Arunda sendiri yang bisa menjadi begitu kejam jika berurusan dengan seseorang tidak di sukainya.

Kini mereka semua tengah berganti dengan kelas renang pada siang hari, semua orang juga sudah berganti melepaskan seluruh seragam mereka. Dan mulai menggunakan celana dalam renang untuk lelaki, serta pakaian renang yang mirip dengan bikin untuk wanita.

"Anjing! Lo sange?" Tanya Jemian begitu melihat tonjolan pada selangkangan Jizan, tatapannya menatap temannya itu dengan pandangan bertanya.

"Siapa yang gak sange ngeliat dia, setelah udah ngerasain tuh kontol?" Gerutu Jizan sembari menatap sinis ke arah Jemian yang sekarang tertawa kecil. "Lo mah enak, udah dapet jatah tadi kan di semprot spermanya sampe nangis kaya jalang. Goblok banget emang kalian berdua, bisa-bisanya ngewe di kelas sambil ngedesah kenceng begitu."

"Dihh.. Kalau iri tinggal bilang aja, enak lo ngewe di depan orang lain. Lo godain aja Jagat, ajakin dia ngewe di sini kayaknya seru tuh," ucap Arunda sembari tersenyum miring dan memberikan tatapan penuh maksud, ke arah Jizan serta Kavi yang memang belum kebagian melakukan seks hari ini.

"Boleh juga tuh," ucap Kavi setuju sambil menatap ke arah Jagat yang berdiri lumayan jauh dari mereka, dan bersiap mengambil nilai dalam praktek kali ini.

Tubuh tinggi, dengan otot yang bisa di bilang bagus meskipun menurut Jizan anak itu jarang sekali berolahraga. Tapi sepertinya gen Jagat memang bagus, jadi meskipun anak itu tidak melakukan olahraga rutin tubuhnya masih tetap terbentuk sempurna.

Terlebih warna kulitnya yang terlihat tan hingga menampilkan kesan jauh lebih sexy, dan kelebihan yang sudah mereka lihat berada pada bagian tengah pemuda itu. Kejantanan besar, panjang, dengan urat besar yang mengelilinya tampak semakin membuat benda itu terlihat begitu gagah.

"Anjir ngeliat dia basah-basahan kaya gitu, gue jadi pengen di ewein lagi," ucap Jemian dengan wajah yang terlihat bergairah, membuat Jizan serta Kavi segera menatap sinis ke arah temannya itu.

"Enak aja gak bisa, jatah lo dah abis ya. Tunggu giliran, tadi aja gue sama Kavi tahan kok sama desahan jalang kalian berdua di kontolin sama si culun. Sekarang gantian gue sama Kavi dulu yang pengen di mentokin sampe nangis," gerutu Jizan sembari menoyor kepala Jemian yang membuat sang empunya cemberut.

"Iya iya gue juga ngerti anjir, lo galak banget heran gue," balas Jemian kesal sendiri dengan sikap galak Jizan, tangannya juga mengelus kepalanya yang lumayan sakit oleh toyoran pemuda itu.

"Ck.. Berisik! Gak perlu berantem segala, ayo Jae kita dah di panggil itu buat ambil nilai," decak Arunda sembari menarik Jemian yang masih sibuk menggerutu sembari mengelus kepalanya, mengabaikan Jizan yang hanya memutar bola matanya bosan akibat gerutuan temannya yang satu itu.

"Culun sini lo," perintah Jizan begitu Jagat telah selesai mengambil nilai, tangannya memberikan kode agar Jagat pergi menuju ke arahnya yang berada sedikit di ujung pada kolam lain yang tidak di gunakan.

The history of bullyingWhere stories live. Discover now