パート-6

79 65 81
                                    

Hello guys. Eren's wife in here ✽

Berhubung ini cerita pertama aku, kalau ada typo tandain, yaa ^.^

Harus pokoknya mah. Aku paksa, hihi. So, supaya aku tau, mana yang harus aku benahin.

Udah ah, gitu ajaa. Buona lettura, amici miei ^.^

★★★

Hujan rintik-rintik perlahan turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan rintik-rintik perlahan turun. Malam hari, tepatnya di jalanan yang sangat sepi. Hanya bermodal penerangan dari lampu jalanan yang tak seberapa terang, berdiri seorang gadis yang tengah mencengkeram kuat dagu pemuda yang duduk bersimpuh dibawahnya.

Pemuda itu menatap nyalang gadis angkuh dihadapannya yang berdiri dengan sorot mata meremehkan.

"Lepasin gue, jalang!" desisnya.

Melihat tatapan nyalang yang dilayangkan kepadanya, ia tertawa. "Lepasin lo, ya, hm? Oke. Gue bakalan lepasin lo, tapi—" Ia kemudian duduk bersimpuh menyamai pemuda itu.

Bibir tipis itu mendekat. "—tapi ada syaratnya."

Mengalihkan pandangannya, lalu berdecih. Pemuda itu kembali menatap gadis didepannya nyalang. "Apa?"

Sudut bibir gadis itu terangkat. "Bunuh Praya. Kalau lo mau bebas! Pilihan ada ditangan lo."

Refleks, tangan pemuda itu terulur mendorong keras gadis tersebut hingga jatuh terduduk. Dapat ia dengar, gadis itu tertawa renyah. Namun, berhasil membuat bulu kuduknya meremang.

"Gila. Dia sahabat lo!" Pemuda itu menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.

"Gue nggak mau!" ucapnya penuh penekanan.

Gadis itu terkekeh.

"Munafik kalau lo nggak tergoda sama tubuh gue," ucapnya ketika berhasil berdiri secara sempurna.

Melipat tangannya didepan dada, gadis itu melangkah pelan ke arah pemuda yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

Setelah jaraknya hanya tersisa satu jengkal saja, hampir tidak ada celah. Bahkan, ujung jari kaki mereka berdua sudah bersentuhan. Gadis itu tersenyum miring. "Gue bisa kasih apapun yang lo mau. Termasuk—" ia menjeda kalimatnya.

Netra gadis itu melirik tubuh miliknya sendiri.

Ya! Bohong kalau pemuda itu tidak tergoda oleh tubuh milik gadis yang berdiri dengan senyum licik dihadapannya.

SIDE THE OTHER SIDE PRAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang