64.

6.3K 676 81
                                    

🥀🥀🥀




Sungchan berdecak kecil saat Jeno memberhentikan mobilnya di depan rumah yang dia tak tau itu rumah siapa.

"Ngapain sih disini, gue bisa telat kak"
Omel sungchan pada Jeno.

Jeno masih menatap rumah itu dengan sekilas melirik sungchan, "bentaran doang, temen gue mau ikut" ucap Jeno.

Tak lama jaemin keluar dari rumahnya dan berjalan kearah mobil Jeno.

"Ck, submisive ini"
Ucap sungchan menatap jaemin.

Jeno menurunkan kaca mobilnya dan tersenyum pada jaemin, "aku ngajak adik aku gapapa ya Jen, adik aku baru datang dari China"
Ucap jaemin pada jeno

"Adik? Kamu punya adik?"
Jaemin membalas dengan anggukan cepat, "punya lah, adik sama kakak aku baru aja datang kemarin.. itu dia"

Jeno dan sungchan lantas melirik ke arah satu orang yang mendekat ke arah mereka dengan ransel yang bertengger di bahunya.

"Ayo.."
Ajak jaemin menarik sang adik untuk duduk di bagian belakang.

"Tumben kamu ajak sungchan?"
Ucap jaemin saat melihat kehadiran adik Jeno duduk di samping nya.

"Anaknya yang mau jaem, gue juga terpaksa"
Balas Jeno memutar bola matanya malas menatap sungchan kemudian melajukan mobilnya.

"Adik kamu diam aja jaem, gak mau di kenalin?"
Celetuk Jeno melirik kedua submisive itu dari kaca depan.

Adik jaemin, shotaro melirik ke arah kakaknya, submisive kecil itu memegang tangan jaemin. Dia merasa tak nyaman dengan tatapan kedua dominant yang berada di depannya.

"Namanya shotaro, dia emang pendiam jen. Dan tolong suruh adek kamu buat gak ngasih tatapan kayak gitu ke adik aku"
Balas jaemin dengan menatap tajam sungchan.

Sungchan yang merasa lantas langsung membuang pandangannya dari shotaro.
"Betina Lo galak kak, ganti aja"
Celetuk sungchan membuang pandangannya.

"Mulut Lo, diamuk jaemin ntar"
Balas Jeno terkekeh kecil.



Tak lama mobil yang Jeno kendarai berhenti di salah satu sekolah elit Seoul, sungchan turun dari mobil tanpa mengatakan sepatah katapun pada mereka.

"Sungchan sensi banget kayaknya"
Ucap jaemin yang berpindah posisi duduk menjadi di sebelah Jeno.

"Patah hati"
Balas Jeno menjalankan kembali mobilnya.

Mata shotaro terus melirik ke arah sungchan sampai tubuh dominant itu tak terlihat.










🥀🥀🥀




"Gangguan kecemasan, atau bisa di sebut anxiety tuan Jung. Putra anda tengah menghadapinya sekarang"

Jaehyun terdiam mendengar ucapan dokter di depannya, sekilas dia melirik taeyong yang masih setia di sisi beomgyu yang tengah berbaring di brangkar.

"Dalam kondisi seperti ini, putra anda butuh dukungan dari keluarga, jangan membuatnya cemas dengan kondisi sekitar atau bahkan stres"

"Kami juga menyarankan anak anda untuk melakukan terapi memulihkan mentalnya tuan"
Lanjut dokter keluarga Jung itu.

Jaehyun mengangguk mengerti dengan apa yang dokternya katakan dengan kondisi sang anak.

"Ya.. saya setuju.. tolong lakukan apapun untuk menyembuhkan kondisi putraku.."
Ucap jaehyun.

Dokter itu mengangguk kemudian menulis sesuatu pada kertasnya.
"Eumm.. ada satu lagi yang ingin saya informasikan kepada anda tentang kondisi beomgyu.. tapi ini menyangkut yang lebih intim"

"Apa?"
Jaehyun menatap dokter itu dengan rasa penasaran yang tinggi.

Sang dokter mengeluarkan selembar scan dari dalam amplop berwarna coklat dan menunjukkannya pada jaehyun.



"Apa ini?" Ucap jaehyun memandang foto yang diberikan dokternya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa ini?"
Ucap jaehyun memandang foto yang diberikan dokternya.

"Ini adalah scan rahim putra anda tuan, dan ini..."
Dokter itu menunjuk ke arah sisi foto itu. "kerusakan telah terjadi didalam rahim putra anda, dan dengan terpaksa kami katakan kami harus melakukan operasi pengangkatan rahim pada putra anda tuan"


Deg...!
Jantung jaehyun mendadak berhenti berdetak mendengar ucapan sang dokter.

"Tapi.. putraku submisive.. Jika itu di lakukan.. putraku tidak bisa mengandung?"

Dokter itu mengangguk membenarkan apa yang jaehyun ucapkan.
"Tapi sekali lagi tuan, ini demi kebaikan putra anda"



















Jaehyun duduk di depan ruangan beomgyu dengan memegang selembar kertas yang dokternya berikan tadi.

Pandangan dominant itu kosong menunduk, banyak hal yang ada di pikirannya sekarang.

Jika rahim beomgyu diangkat maka anaknya tidak akan bisa memiliki keturunan, bagaimana kedepannya? Beomgyu seorang submisive jika di nikahkan dengan wanita juga tidak bisa melakukan apapun.

"Jae..."
Suara taeyong membuat jaehyun menoleh ke arahnya, taeyong mendekat ke arah suaminya dan duduk di sampingnya.

"Ada apa? Apa kondisi beomgyu buruk?"
Tanya taeyong menatap suaminya dengan sendu.

Jaehyun tak menjawab, dia masih terus menatap wajah istrinya yang sangat mirip dengan anak bungsunya.

"Ada apa?"
Taeyong mengelus tangan suaminya dengan lembut.

Dengan sekali tarikan jaehyun membawa taeyong ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat.

"Maaf... Maaf Hyung... Aku gagal... Aku gagal hiks..."









TBC

putra kecil taeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang