ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 3

2.3K 259 7
                                    

"Kau sudah menikahi pria yang mengerikan ya, mama. "

Tok! Tok!

Pandangan Halilintar langsung teralihkan kepintu yang diketuk.

"Buka saja! Tidak dikunci! "Seru Halilintar.

Mendengar seruan Halilintar, pintu itu terbuka setengah, dan memperlihatkan wajah seorang pria dengan mata berwarna biru, dan topi mengarahkan kesamping kanan.

"Pangeran Taufan? Kenapa kau kesini? " Tanya Halilintar.

"Hehe.. "Taufan hanya berdekah pelan, lalu masuk kekamar Halilintar.

"Jadi begini, kami semua ingin bermain ke taman bunga, apa kakak pertama ingin ikut?. "Ucapnya dengan semangat, dari matanya saja dapat dilihat kalau dia ingin sekali kakak satu-satunya ini menerima ajakannya.

'Dari dulu Taufan selalu mengajakku untuk ikut bermain bersama mereka, tapi aku tidak pernah menerima ajakannya karna pekerjaanku, jika bukan karna pekerjaanku aku selalu menolaknya dengan alasan berlatih. Aku ingat, satu hari sebelum aku membunuh Kaisar, Taufan sempat mengajakku untuk main bersama mereka, tapi aku menolak, dan Taufan tidak langsung pergi saat itu, dia terus memaksaku untuk ikut. Aku yang sudah tidak tahan langsung membentaknya. Saat makan malam dia tidak menyapaku sama sekali, dan mereka berenam tampak tidak bersemangat, padahal biasanya mereka tidak begitu. Tapi mau bagaimana lagi, hari esok sudah kuputuskan untuk memusnahkan Kaisar, jadi akau butuh persiapan untuk itu, dan aku belum pernah menerima ajakannya mereka, aku takut nanti hanya ada canggung disana. '

"Kak! Kau mau tidak! " Sepertinya Taufan sudah bosan menunggu jawaban dari kakaknya itu.

'Tapi aku harus berlatih, tidak Halilintar, ingat! Kau harus memperbaiki hubunganmu dengan adikmu! '

"Hari ini aku tidak ada pekerjaan, jadi, aku rasa aku akan ikut. "

"... EHH!!... KAU SERIUS?! KAU TIDAK SEDANG BERCANDAKAN?! "

"Tidak. "

『••✎••』

"Hei semua! Maaf membuat kalian menunggu lama! "Ucap Taufan sambil berlari kecil menuju kelima adiknya.

"Kau lama sekali kak! Sudah kubilang tidak usah mengajaknya! Dia tidak akan mau! Kau hanya membuang-buang waktu jika menga-.... "Ucapan si bungsu terhenti ketika melihat pria yang sedang berjalan dibelakang kakak keduanya.

" EEHHH!!! "Teriak mereka serentak ketika melihat kakak pertama mereka ada dibelakang kakak keduanya. Sebelumnya Taufan tidak pernah berhasil mengajak kakak pertamanya untuk ikut bermain bersama mereka, tapi apa yang mereka lihat sekarang?! Apa dia berhasil untuk pertama kalinya?!.

" P-pangeran Halilintar? Kenapa kau disini? "Tanya Gempa yang mewakili semua yang ada disana.

"Hari ini aku tidak ada pekerjaan, dan aku rasa sesekali aku harus libur latihan. " Balas Halilintar.

Mereka yang disana semakin terkejut, bagaimana bisa seorang Halilintar libur dari latihannya?!

"Sepertinya kiamat benar-benar sudah dekat... " Ucap Blaze yang diangguki mereka semua.

"Bagaimana? Aku keren kan! Aku berhasil mengajak si maniak kerja dan latihan ini untuk bermain! "Ucap Taufan dengan bangga.

" HAH!! MANIAK APA KATAMU??!! "

"Ampun kak! Jangan dibawa ke hati" Sekali lagi Halilintar dibuat geram dengan jawaban Taufan.

Sebenarnya Halilintar ingin jitak kepala Taufan, tapi niat nya harus terhenti karna tangannya yang tiba-tiba ditarik oleh Thorn.

"Ayo cepat kita ketaman! Thorn sudah tidak sabar untuk bermain bersama kak Hali! " Ucap Thorn sambil memegang tangan Halilintar lalu berlari menuju taman. Halilintar yang ditarik hanya bisa pasrah, dan yang lain mengikuti mereka berdua dari belakang.

Sesampainya ditaman mereka langsung mulai kegiatan mereka, Taufan dan Blaze yang sedang bermain bola, Thorn dan Solar yang sedang membuat Mahkota dari bunga, Gempa yang sibuk menasihati Taufan dan Blaze yang terlalu bersemangat mainnya sampai bolanya terbakar, dan Ice yang sedang tertidur dikursi sebelah Halilintar.

Halilintar yang melihat itu tersenyum tipis, saking tipisnya sampai tidak ada yang menyadarinya. Halilintar memejamkan matanya dan menikmati angin sepoi-sepoi. Tiba-tiba ia merasa ada sesuatu diatas kepalanya, sadar kalau dia sedang melepas topinya, ia langsung membuka matanya dan melihat apa yang ada di kepalanya, ternyata itu adalah Thorn yang sedang memakaikan Mahkota bunga dikepala Halilintar.

"Ini tanda Terima kasihku untuk kakak yang selama ini sudah lelah berjuang untuk melindungi kami semua! " Ucap Thorn dengan senyum khasnya.

Halilintar yang mendengar itu matanya langsung terbuka lebar, ia tidak pernah menyangka akan mendengar kata-kata ini dari adiknya. Selama ini ia berpikir adiknya membenci dia karna lebih memperdulikan pekerjaan daripada bermain bersama mereka. Ternyata pikirannya salah selama ini.

"Terimakasih Thorn, aku sangat senang.. " Ucap Halilintar sambil tersenyum lebar, dapat terlihat sedikit rona merah di pipi nya, dan sedikit air mata dikelopak matanya. Ia tidak bisa menahan rasa senangnya!.

Thorn yang melihat senyuman Halilintar mukanya langsung memerah, bukan hanya Thorn, semua yang melihat kejadian itu mukanya langsung memerah, bagaimana tidak memerah? Sejak mama mereka meninggal, senyuman seperti itu tidak pernah terlihat lagi di wajah kakak pertama mereka.

Thorn langsung memeluk erat Halilintar.

"Thorn rindu kak Hali yang dulu.. Hiks!.. Kak Hali yang selalu tersenyum dan menemani Thorn main.. Hiks!.. Thorn nak kak Hali balik macam dulu!!.." Keluhan Thorn sambil menangis dipelukan Halilintar.

"Jika itu keinginan Thorn, akan ku usahakan. "Ucap Halilintar sambil membalas pelukan Thorn. Jawaban Halilintar sontak membuat Thorn kaget sekaligus senang.

"Kak Hali berjanji? " Tanya Thorn untuk memastikan yang kakak nya katakan benar atau tidak.

"Hm! Tentu! "

Untuk kedua kalinya Thorn memeluk erat Halilintar. Halilintar hanya tersenyum sambil membalas pelukan Thorn. Tapi pandangan Halilintar langsung teralihkan, Halilintar memegang rambut Thorn, Thorn yang menyadarinya langsung mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah halilintar.

"Ada daun menempel dikepala mu. " Ucap Halilintar sambil menunjukan daun ditangannya.

Halilintar sekali lagi memegang rambut Thorn, tapi kali ini ia mengelusnya.

"Rambutmu halus sekali Thorn, pantas saja daun itu betah berada di kepala mu. " Ucap Halilintar dengan kekehan kecil diakhir kalimat nya.

Thorn yang mendengar itu wajahnya memerah kembali. Saat ia merasa tangan Halilintar berhenti mengelusnya dan mulai menjauhkan tangannya dari kepala Thorn, Thorn mencegahnya dan menaruh kembali tangan Halilintar ke kepala Thorn.

"Kak Hali tetap elus rambut Thorn ya, ini nyaman. " Ucap Thorn dengan rona merah di pipi nya, dan mata belo nya yang menatap dengan tatapan penuh harap, ditambah bibirnya yang sedikit di manyunkan menambah kesan imut nya. Halilintar yang melihat itu tidak bisa menolak. Siapa coba yang bisa menolak permintaan Thorn ketika Thorn sudah menggunakan jurus andalan nya ini?!

"Hah.. Baiklah, dasar manja. "

"Kalau bisa Thorn ingin selalu bermanja - manja dengan mu selama nya kak! "

Sedangkan kelima saudara nya yang melihat kegemasan adik kakak itu hanya bisa menahan rasa cemburu nya terhadap Thorn yang bisa bermanja - manja dangan Halilintar.

Rasa kesal mereka bertambah ketika Thorn melihat kearah mereka lalu menjulurkan lidah nya sambil memasang wajah meledek.

To be counted

     ═════════•°•⚠️•°•═════════

Gimana chapter kali ini?
Klo suka dengan ceritanya tolong di vote ya, biar author makin semangat buat upload.
Oh ya, sedikit info Hali dan adek²nya tinggal bareng ya di istana kaisar.
Udh segitu aja, mksh dah baca ceritanya.
Babay.

ᴘᴏᴏʀ ᴄʀᴏᴡɴ ᴘʀɪɴᴄᴇ//ʙᴏʙᴏɪʙᴏʏ ʜᴀʟɪʟɪɴᴛᴀʀ//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang