Hugo namanya, anak kecil yang siang ini sedang senang berlari larian di taman istana, ia senang karena telah menyelesaikan tugasnya, sekarang waktunya ia bermain. Hugo memang tipe anak yang aktif, tapi dia juga penurut dan sopan.
Sebenarnya tidak jarang ia bermain seperti ini, bahkan jika harus berkata jujur pun, Hugo hampir setiap hari bermain, selalu setelah selesai mengerjakan tugasnya. Tugas sebagai murid.
Tapi ia selalu bersemangat setiap bermain, ya, setiap anak memang begitu kan.
Hugo bermain bersama beberapa pelayan yang ikut melayani nya bercanda gurau, berlarian-walau pelayannya tidak ikut berlari, mengobrol, dan masih banyak hal lainnya.
Mereka adalah pelayan kepercayaan yang memang khusus diutus sang raja—ayah dari Hugo, untuk menjaga Hugo, bermain bersama Hugo agar tidak bosan.
Istilah modern nya sih, BabySitter.
Tapi, saat lengah, Hugo tidak sengaja berlari hingga danau istana yang letaknya berada tepat dibelakang istana. Danau yang indah dengan lahan luas dipenuhi beberapa pohon rindang, membuat pemandangan menjadi adem, ditambah dengan angin yang berhembus pelan.
Hugo benar-benar tidak sadar dirinya berlari pergi dibawa kakinya kemana. Hugo juga baru tau kalau ada tempat seindah ini di istananya.
Hugo jarang sekali berkeliling istana, atau setidaknya berjalan jalan biasa, jadi dirinya kurang paham lokasi lokasi halaman rumah keluar, tapi untuk bagian rumah dalam, dia hafal, hafal sekali. Salahkan rumahnya yang begitu besar.
Tapi bukankan begitu? Istana memang selalu berukuran besar bukan?
Dirinya berhenti saat sadar bahwa ia tak berada di tempat yang seharusnya—taman istana. Langkah kakinya ingin berbalik, tapi kedua netra matanya tak sengaja melihat sosok anak seusianya sedang berjongkok tepat di samping danau.
Tunggu, bukankah tidak ada anak seusia-nya di istana ini? umur yang paling dekat dengannya adalah kakaknya sendiri, itupun masih terpaut 5 tahun perbedaannya, apakah itu anak dari tamu ayahnya? mengapa ia tidak tahu? tumben sekali.
Hugo memang sedikit lebih dekat dengan ayahnya, yah, terkadang. Dirinya suka ikut menyambut tamu yang datang dari luar kerajaan, entah itu bangsawan lainnya, raja lainnya, atau hanya pekerja yang dipekerjakan sang ayah.
Hugo sendiri bisa mengetahui kapan tamu sang ayah akan datang karena ayahnya sendirilah yang memberitahu.
Maka dari itu saat ia berfikir kalau sosok anak itu adalah anak dari tamu ayahnya, ia terheran. Tumben sekali dirinya tidak mengetahui akan ada tamu yang datang hari ini.
Lalu, dari rasa penasarannya yang tinggi, Hugo mulai membalikkan langkah kaki yang seharusnya menuju taman istana tempatnya bermain tadi mengarah ke dekat danau, menghampiri anak yang berjongkok tadi.
"Hai! kamu siapa? kok jongkok disini sendirian? nggak takut?" Tanya Hugo beruntun dengan muka gemas penasarannya, yang ditanya bedehem lalu menjawab,
"Bukannya aku ya yang harusnya nanya? kamu siapa? kenapa mau tau banget sih?" Jawab ketus dari anak itu.
Wajah tenang yang pertama kali Hugo lihat diawal berubah menjadi wajah kesal yang menggemaskan.
"Ih kok gitu, aku kan nanya karena ini masih tempat aku tinggal! tapi tiba-tiba ada kamu, aku gatau kamu siapa!" Balas Hugo sedikit berteriak, dirinya tak terima karena anak yang berjongkok itu menjawabnya dengan ketus, sebelumnya dia tidak pernah diketuskan siapapun.
"Tapi ini Danau keluargaku tau! berarti kamu ngambil danau ini dong! huuu pencurii!" balas si anak itu tadi, yang membuat keduanya berdebat, perdebatan yang lumayan panjang, membuat Hugo bosan harus terus berdebat dengan si kecil menggemaskan didepannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphuistic ; Hyuckren
Fiksi Penggemar"Raven, Aku mencintaimu" Ujarnya saat menemukan sosok yang hilang belasan tahun. "Apa kita pernah kenal sebelumnya?" A Hyuckren Story by janesteroid From April 10, 2023