Chapter 17 End

76 3 0
                                    

Warning ⚠
Typo bertebaran dimana-mana

***

Flashback

Farzan masih menatap dingin Kenan, yang ditatp hanya tersenyum.

"sudahlah kak. Mari bicarakan masalah ini dengan santai"

"kau masih bisa mengatakan kata itu? Ini serius!" walau nada Farzan sedikit keras saat mengakhiri kalimat nya, tapi dia tetap berjalan kearah sofa yang terletak didekat jendela. Kenan mengikuti pria itu, dan duduk tepat didepan Farzan

"cepat katakan.."

"ok. Tapi kak, aku ingin memperingati satu hal. Jangan pernah memotong perkataanku" Farzan mengangguk pelan

"saat hari kematian paman dan bibi, Alexa mendatangiku" Farzan mengangkat sebelah alisnya

"dia memperlihatkan masadepan padaku. Dan itu semua berbeda dengan apa yang kau bayangkan kak"

"apa..." Kenan mengangkat tangannya, Meminta agar Farzan tidak menghentikannya

"jalan itu Bercabang, bukan hanya dua atau tiga.. Tapi sangat amat banyak. Hingga kau tidak akan bisa mengingatnya dengan pasti" Farzan terlihat sedikit berfikir.

"begitu juga yang dilihat oleh paman Mahveen... Saat Alexa memperlihatkan Masa depan saat itu, apa kau tidak merasakan kejanggalan?"

"Ayah sempat mengatakan agar Alexa tidak memperlihatkan masadepan ku"

"alasannya.. Karena paman Mahveen melihat masa depanmu lebih dulu" Farzan mengerutkan kening bingung "paman melihat kematianmu dimasadepannya. Itulah mengapa, dia memilih jalan untuk melindungi kalian"

Degg..

"berhenti membuat"

"aku mendengar papa mengatakan semuanya. Alexa bahkan sampai histeris saat sadar dulu, tepatnya setelah dia memperlihatkan masadepan paman Mahveen"

"tidak.. Kau pasti salah. Paman Sakhasara pasti salah"

Kenan mengeluarkan berkas penyelidikan kasus pembantaian keluarga Mahveen yang dia peroleh dari sang papah. Dengan tangan bergetar, Farzan membuka lembar demi lembaran.

"semua ini adalah kebenarannya kak. Apa kau tidak pernah berfikir, mengapa paman Mahveen melarang Alexa memperlihatkan Masa depanmu? Semua ini terkoneksi dengan tepat"

"tidak. Kau pasti salah, tidak!! Tolong katakan semua ini salah"

"kak..."

"katakan ini semua salah! KEN!" Kenan terpejam dengan erat.

"ini kenyataannya kak!"

"aakkkhhhj!!!"

Brugghh (suara buku berjatuhan)

"kenapa.."

Brakk

Aludra masuk dan dengan cepat memeluk Farzan lembut, menenangkan pria itu. Kenan terlihat sedikit panik, dia meminta Andres yang ikut masuk untuk memanggil dokter.

"Aludra.. Ternyata akulah yang telah membunuh Ayah dan mama. Tolong katakan semua itu tidaklah benar... Tolong katakan Aludra"

"tidak Farzan. Semua tidak benar, ini bukan salahmu"

"tapi.. Tapi..."

"dengar! Dengarkan aku" Aludra menangkup wajah Farzan "semua ini sudah ditakdirkan tuhan, kita tidak bisa mengubahnya"

"kita bisa.. Ayah saat itu bisa.. Tapi.."

"tapi.. Itu semua adalah pilihan Ayah. Itu takdir yang tuhan Gariskan untuk Ayah. Kita tidak bisa mengubahnya" Farzan terdiam.

Fake Maid (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang