·
·
·
23. Apartment Number 61
Sooyeol dan Jinyoung langsung masuk begitu Jongin membuka pintu apartemen bernomor enam puluh satu itu. Jongin yang datang terlambat tadi langsung membawa Jinyoung dan Sooyeol ke apartemen Chanyeol sesuai perintah Chanyeol.
"Kenapa kami di bawa ke sini?" akhirnya Jinyoung mengutarakan rasa penasarannya.
"Ayahmu yang memintaku membawamu ke sini, ini apartemen yang ditinggalinya saat masih muda dulu." Jongin jadi tersenyum saat mengingat masa mudanya dengan Chanyeol belasan tahun lalu. "Ya disini aman, kalian bisa beristirahat malam ini di sini. Kau bisa ke kamar itu, dan Sooyeol bisa gunakan kamar yang di sana." jelas Jongin kemudian sembari menunjuk dua pintu kamar yang berdampingan.
Kedua remaja itu mengangguk dan segera masuk ke kamar masing-masing yang ditunjuk Jongin tadi. Kamar yang ditempati Sooyeol adalah kamar tamu, sementara kamar yang titempati Jinyoung merupakan kamar milik Chanyeol.
Jinyoung memasuki kamar yang ditempati ayahnya sewaktu muda itu, dapat terlihat jelas jejak-jejak peninggalan masa muda Chanyeol masih utuh berada di sana. Sebuah gitar kayu bertanda tangan, koleksi piringan hitam serta alat pemutarnya, dan sejumlah buku tersusun rapih di rak.
Setelah cukup mengamati isi kamar itu, Jinyoung kemudian mendudukkan bokongnya di tepi kasur. Dia baru tahu ayahnya pernah tinggal di tempat seperti ini, sejak dulu dia tidak tahu bagaimana masa lalu ayahnya karena memang Chanyeol dan dirinya tidak sedekat itu untuk saling berbagi cerita. Hanya beberapa waktu belakangan ini sang ayah itu telah mulai berubah. Entahlah, rasanya ada perasaan aneh yang melingkupi diri Jinyoung saat ini.
Tok tok tok..
Baru saja ingin merebahkan tubuh ke atas kasur, Jinyoung sudah terinterupsi oleh suara ketukan di pintu. Ia segera beranjak untuk membukanya.
Itu adalah Jongin ... dan Sehun.
"Boleh kami masuk?" tanya Jongin mejaga kesopanan.
Jinyoung mempersilahkan kedua pria dewasa yang dikenalnya itu untuk masuk.
"Kudengar kau tadi pingsan, benarkah?" Sehun bertanya untuk memastikan. Jinyoung lalu mengangguk untuk mengiyakan.
***
Sementara itu Sooyel hanya diam tak tahu harus melakukan apa setelah selesai mencuci wajah dan menggosok gigi, ingin bermain ponsel tapi ponselnya hilang entah kemana. Cukup lama Sooyeol duduk di atas tempat tidur memandangi boneka kelinci pemberian Ryu.
Setelah cukup lama memainkan bonekanya ia teralihkan oleh kalung pemberian Jinyoung di lehernya. Jujur saja Sooyeol tidak pernah mau menerima hadiah mahal sejenis ini, tapi setelah melihat ketulusan dan kesungguhan Jinyoung membuatnya tak sanggup menolak. Hari ini merupakan hari ulang tahunnya, yang juga berarti hari ulang tahun Jinyoung. Sooyeol juga ingin memberikan hadiah pada pemuda itu, walaupun bukan benda mahal seperti yang dihadiahkannya.
***
Setelah membuat kehebohan di mansionnya dengam membawa pulang seorang wanita dalam kondisi seperti itu, Chanyeol memutuskan menyepi di ruang kerjanya, selain karena tadi dia tanpa sadar membawa Kyungsoo ke kamarnya.
Chanyeol mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya, menopang dagu dengan kedua tangannya. Ekspresi wajahnya sendiri semakin lama semakin menggelap. Cukup lama tenggelam dalam pikirannya sendiri, Chanyeol mendengar suara ketukan di pintu.
Itu adalah kepala pelayan Choi. "Tuan, Dokter Oh ada disini." serunya dari luar.
"Biarkan dia masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
비밀 [Secret]
FanficSepandai-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga. Serapih apapun bangkai ditutupi, tetap saja bau busuknya akan menyebar kemana-mana. Begitupun dengan rahasia dan kebohongan, meski disembunyikan suatu saat akan terbongkar...