Gelapnya malam dengan air laut berwarna biru berkilauan, terkena sinar rembulan penuh tidak seperti biasanya. Suara dari nyanyian-nyanyian menggema indah di tengah lautan.Menciptakan utopia.
Menggema untuk malam lautan.
Terus membujuk mendekap.
Dari dekatnya pandangan menuju permukaan lautan. Ekor-ekor panjang ikan dengan siripnya berwarna-warni sedang mengayun-ayun. Mata yang berkilau menatap rembulan bersamaan, tidak ada kehidupan manusia yang bisa tinggal dalam lautan namun sosok menyerupai manusia mungkin bisa berkeliaran di berbagai tempat. Nyanyi nyanyi lautan yang indah dimalam ini secara misterius di nyanyikan oleh mahluk bernama duyung. Sosok yang menyerupai setengah ikan dan setengah manusia.
Saga adalah salah diantara duyung tersebut, dia sangat mengagumi nyanyian dari kedua orangtuanya yang termasuk bangsa duyung.
Beberapa saat Saga melihat ikan pari melintasinya, ikan pari tersebut berwarna terang sehingga Saga tertarik untuk mengikutinya. Diam-diam dia mengejar ikan pari tersebut sampai menjauhi bangsanya. Saga terus berenang cepat untuk mengejar ikan pari yang semakin lama terlihat mengecil dari pandangannya.
Namun beberapa saat kemudian Saga mendengar teriakan bangsanya dari pikirannya. Teriakan teriakan terlihat penuh kesakitan, deburan barang-barang di jatuhkan ke dalam lautan. Saga segera berenang ke atas permukaan laut, dia menyaksikan dari kejauhan sebuah perahu menceburkan bom ikan kedalam lautan. Dengan tragis Saga melihat bangsanya terus berjuang melawan para manusia yang telah menceburkan bom ikan tersebut.
Tidak hanya itu para manusia juga melempar tombak yang entah kenapa ketika tombak tersebut menancap ke tubuh duyung, maka duyung tersebut seperti kaku dan mulai tenggelam ke dasar lautan. Duyung-duyung telah mencoba menyerang manusia bahkan mencoba mendorong dorong perahu agar perahunya terjatuh. Namun sekeras apapun mencoba, para manusia lebih unggul dengan jumlah yang lebih banyak.
Orang tua Saga juga ikut menyerang para manusia, sayangnya ibu Saga terkena tombak dan akan jatuh ke dalam lautan sebelum tubuhnya di tangkap oleh ayahnya Saga. Saga mulai berenang dengan cepat dan merasa sedih yang teramat tidak bisa dikatakan. Dia terus berenang sampai mendengar ucapan dari ibunya dalam pikiran.
"Saga, anakku mungkin saat ini adalah saat di mana mengucapkan perpisahan. Jangan mendekat! Jangan berenang kemarin! aku tidak ingin dirimu terluka, seandainya terjadi sesuatu terburuk pada kami tetaplah jangan kemari, kumohon Saga."
Tubuh Saga serasa seperti membeku dan pikirannya mulai kewalahan untuk berpikir. Dia ingin sekali menyelamatkan orang tuanya, bangsanya dan keinginan mereka untuk tetap hidup. Namun ibunya telah melarangnya untuk mendekati mereka. Ingin sekali Saga menolak dan melanjutkan untuk berenang mendekati mereka. Sebelum akhirnya telepati dari suara ibu Saga segera memasuki pikirannya kembali.
"Berhenti Saga! Kumohon Saga patuhilah apa yang di perintahkan ibumu sekarang. Ini adalah permintaan terakhirku. Pergi dan jangan tengok ke belakang, teruslah berenang ke depan dan jangan pandang kami ke belakang. Pergilah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Rose In The Ocean
FantasySejak kecil, Sagara melihat kenyataan pahit kehilangan keluarga dan bangsanya. Tentunya aksi itu dilakukan oleh para manusia kejam.