Lenoa (4)

58 13 5
                                    

" WHAT "

Mata dinda membulat, kini pipinya mulai memanas, degup jantungnya pun seakan tiba2 berhenti saat Noa berbisik di telinganya, itu sangat dekat dan dinda merasakan suara lembut noa mengalun indah di telinganya.

Dia tertunduk dan menutup wajahnya dengan tangan kirinya, sedangkan noa masih memegang tangan kanan dinda.

Dinda melihat noa... " ini tanggal berapa?"
Alis noa terangkat... " 17 " jawabnya singkat.

" begoo.. Kenapa gua bisa lupa tgl dateng bulan gua..." Dinda mengetuk kepalanya. " pantes aja td pagi sakit perut gua.."

Secara reflex tangan noa kini berpindah ke kepala dinda yg masih diketuk2 oleh sipemilik kepala itu sendiri. Menghalangi tangan dinda untuk terus menyakiti dirinya sendiri.

" udaah..jangan digetok2 terus kepalanya, ntar otak lu geser gimana..."  Satu perlakuan manis tapi tak sesuai dengan ucapannya.

" padahal udh lembut suaranya " batin dinda.

Lalu dinda mulai bingung, bagaimana caranya dia keluar dr cafe ini tanpa memperlihatkan kan bagian belakang rok nya. Dia celingak celinguk... " duhh mana rame lagi..."

" lu mau keluar kan.., yaudah bareng aja sm gua, gua jalan di belakang lu supaya nutupi  bagian belakang lu itu..."

Dinda menatap noa, dia mendongak karna noa sudah dalam posisi berdiri.

" yaudah lu tutupin gua ya... "

" iyaa... Ayo.."

Dinda berdiri perlahan,berusaha untuk tetap elegan dan noa segera berdiri di belakangnya untuk menutupi bagian belakang dinda. Mereka jalan perlahan, dinda sedikit menunduk karena mungkin dia malu, dia berjalan agak cepat dan noa berusaha mengimbanginya.

Setalah tinggal beberapa langkah lagi dinda sampai pd mobilnya dia lebih cepat lagi berjalan berharap ingin cepat sampai tapi sayangnya kakinya membentur batu dan dia siap untuk jatuh namun ditahan oleh noa... " again " .

" yaaakkkk"  teriak dinda...

Noa reflex mengambil pinggang dinda dan kini posisinya noa memeluk dinda dr belakang..

" hati2 sedikit kenapa sih? Untung gua pegangin..." Kembali noa berbicara tepat di telingan dinda.., kini bagian telinga kirinya yang merinding dibuatnya.

Dinda masih kaget dan untuk beberapa detik dia tidak bergerak dan masih dalam pelukan noa. Sampai noa melepas pelukannya perlahan dan dinda baru tersadar.

" sorry "  ucap keduanya bersamaan.  Entah apa yg harus dimaafkan disini. Tapi ini berhasil membuat keduanya salah tingkah atas kelakukan masing2.

Dinda segera memasuki mobilnya, duduk di bangku kemudi lalu membuka kaca mobilnya.

" makasih ya noa.., sorry jadi ngerepotin.."

Noa mendekat, " its oke..., jangan lupa kabarin jam brp gua harus ke kampus lu lusa..."

" oke " hanya jawaban singkat dr dinda dan dia masih terlihat salting.

Sebelum dinda menutup kaca mobilnya, noa kembali memanggil dinda.

" dinda..."

" ah.. Ya no, kenapa?"

" take care... " ucap noa santai

Dinda hanya mengangguk dan tersenyum. Sedangkan noa langsung menuju motornya.  Dinda menutup kaca mobilnya dan dia menekan cukup keras dada kirinya.

" fu*k... What wrong with me..., kenapa terasa sesek disini.. Gua deg2an banget td di peluk noa.., bisa2nya gua gak menolak atau menepis tangan noa,tapi malah membiarkan tangannya melingkar di perut gua.., kenapa gua merasa dilindungi sama dia.., shit.. gak beres nih..." 

LENOA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang