1

35.5K 344 0
                                    

Maid

by Andinisr ©2015

******

Makan malam keluarga Nadine berjalan seperti biasa, kecanggungan, keformalan, dan etika yang tinggi selalu di terapkan saat mereka makan bersama.

Ayah Nadine, William, berdeham. Memecahkan hening yang berkepanjangan. "Bagaimana dengan sekolah kalian, anak-anak?" tanyanya.

Nathan, saudara kembar Nadine, berdeham. "Baik, bahkan saya mendapatkan nilai sempurna pada fisika kali ini, Dad."

William mengangguk, begitupula Arianti-- ibu si kembar. "Bagaimana denganmu, Nadine?" tanya Arianti.

Nadine mengangguk. "Seperti biasa, nilai saya masih diatas rata-rata."

Selalu seperti itu. Makan malam. Menanyakan sekolah. Lalu selesai. Mereka tidak akan bertemu sampai malam berikutnya, jika mereka tidak keluar kota maupun negeri.

****

"Ah, gue capek, Nat." ucap Nadine saat mereka selesai makan malam.

"Capek ngapain coba," ucap Nathan.

Mereka masih ditempatkan dalam satu kamar yang sama, orang tuanya akan memberikan kamar sendiri-sendiri jika mereka telah lulus SMP, yang artinya, pertengahan tahun ini.

Nadine bangkit dari tempat tidurnya, duduk di tepian. "Hello, gue udah capek banget hidup kayak gini. Monoton. No family life in here." ucap Nadine.

Nathan pun bangkit dari tempat tidurnya yang berada di seberang tempat tidur Nadine. "Ngeluh mulu hidup lo, tau gak?" dengusnya.

Walaupun Nathan juga merasakan apa yang Nadine rasakan, tapi tetap saja, ia tidak boleh bersikap seperti adiknya. Ia harus jadi contoh yang baik.

Nadine menggeram. "Lo gemes nggak sih? Tiap makan malem, pasti deh gimana-sekolah-kalian. Halah,"

Nathan merebahkan dirinya lagi. "Udah, mending sekarang lo tidur,"

Nadine mendengus. "Gue haus, pengen ke dapur." Lalu ia keluar dari kamarnya.

*

"Loh, Non. Ada disini? Belom tidur toh?" tanya Mbak Jannah, pengurusnya.

Nadine mengangguk malas. "Aku belum bisa tidur, Mbak." jawabnya.

"Kenapa toh, Non? Non mau Mbak bikinin susu coklat? Biar bisa tidur?" tawar Mbak Jannah.

Nadine mengangguk, dan malam itu, Nadine lagi-lagi tertidur di ruang keluarga karena kelelahan cerita dengan Mbak Jannah.

Mbak Jannah pergi ke kamar Nathan. Dan mengetuk pintunya.

"Ada apa, Mbak?" tanya Nathan khas bangun tidur.

"Anu, Den. Maaf ganggu, itu Non Nadine ketiduran di bawah lagi," jelasnya.

Nathan mendengus. "Dia abis cerita lagi ya, Mbak?" tanya Nathan.

Dan lagi, Nathan pun bercerita tentang apapun kepada Mbak Jannah, sama seperti yang dilakukan Nadine. Setelah itu, Nathan menggendong Nadine menuju kamarnya.

Selalu seperti itu, sejak kecil mereka hanya diurusi oleh Mbak Jannah. Sejak umur mereka 5 tahun. Yang berarti Mbak Jannah sudah 10 tahun bersama mereka. Mbak Jannah selalu menjadi pelarian mereka tentang apa-apa saja yang terjadi di hari mereka. Di saat orang tua mereka tidak bisa.

***

Hari ini mereka sekolah, seperti biasa, sarapan hanya berdua ditemani Mbak Jannah yang mempersiapkan makanannya.

"Mbak, Mommy masih tidur?" tanya Nadine.

Jannah menggeleng. "Ibu udah pergi sama Bapak tadi pagi, Non. Ke Bandara."

Nadine menghembuskan nafas malas.

"What do you expect, girl? Wake up." celetuk Nathan.

"Ha, ya harusnya gue tau untuk nggak perlu berharap apa-apa sama keluarga yang terlanjur indah ini." ucap Nadine sarkas.

Mbak Jannah dan Nathan hanya menggeleng-geleng.

Setelah sarapan, mereka menuju ke sekolahnya, Tirta Bakti.

Setelah turun dari mobil, mereka berpisah karena kelasnya yang berbeda. Nadine IX-5 dan Nathan IX-7.

***

MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang