Part 5

2.1K 199 3
                                    










~5 Desember 2014




          "Eomma, aku masih tidak dapat menemukan kebahagiaanku. Apa dengan mengikutimu aku bisa bahagia? Eomma apa kau kesepian disana? Apa kau ingin bersamaku?" Gumam Sena pada sebuah foto dihadapannya.


          "Eomma mianhaeyo.." Ucap Sena lirih hingga diakhiri oleh tangisannya yang pecah tanpa henti.


          Dengan pakaian sekolahnya Sena terlihat duduk dengan tatapan kosong di stasiun. Kereta yang berlalu cukup kencang ditambah lagi dengan kebisingan penumpang yang akan menaiki kereta tidak membuat Sena merasa terusik. Sena terus duduk di kursi tunggu itu hingga stasiun nya benar-benar hampir sepi. Sena melangkahkan kakinya kearah jalur kereta itu dengan lunglai. Langkah nya kadang terlihat berat dan wajahnya yang pucat menandakan jika ia benar-benar sedang tertekan. Saat itu tidak ada kereta yang akan lewat namun Sena masih tetap terus melangkahkan kakinya semampunya.



          Sebuah kereta diberitahukan akan datang sebentar lagi. Sena langsung menolehkan kepalanya kearah kereta yang akan datang itu. Tanpa sadar Sena meneteskan air matanya. Beberapa orang yang akan menaiki kereta itu juga berjalan kearah dekat tempat Sena berdiri. Sena menggengam tangannya ketakutan. Gelang ditangan Sena bahkan terlihat bergetaran sebagaimana gugup dan ketakutannya ia saat ini. Sena memajukan langkah nya satu langkah lagi ketika suara kereta hampir mendekat.


          Tak jauh dari sana terlihat seorang murid ber-sweater abu-abu beserta se-bucket lili putih ditangannya tengah berlari-lari bolak-balik disekitar stasiun itu. Lelaki itu adalah Min Yoon Gi yang tengah mencari keberadaan Sena. Melihat Sena yang seperti akan menabrakan tubuhnya di kereta berlalu kencang membuat Yoongi shock tidak percaya dengan kenekatan Sena.


          "Hei nak berbahaya jika kau berdiri disana! Sebentar lagi kereta akan lewat dan salju juga akan turun. Kau ingin mati ketika salju pertama turun?" Tanya seorang kakek tua pada Sena namun tetap tidak membuat Sena memundurkan langkahnya. Suara kereta semakin mendekat. Sena memejamkan matanya dengan erat menggenggam tangannya kuat-kuat meyakinkan dirinya bahwa ini tidak akan apa-apa. Hanya terasa sakit hingga ia mati itu tidak terlalu berarti dari pada sakit seumur hidup, pikir Sena.

.

.

.

.




          "OH TUHAN!!!!!!!" sekelompok murid SMP berteriak histeris ketika seseorang telah tersenggol oleh kereta yang akan berhenti. Kelopak-kelopak bunga lili putih bercampur darah berterbangan karena angin dari kereta yang lewat.

Love In ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang