Bab 1

54 4 0
                                    

✨️TYPO EVERYWHERE✨️


Lalitha berjalan sambil tersenyum kecil mendengar suara seseorang dari seberang telepon yang dipegangnya. Mendengarkannya dengan seksama, Litha sesekali mengangguk saat orang itu mengoceh panjang lebar disana.

Cuaca telihat mendung dan berangin. Dapat ia rasakan rambutnya berabtakan karena angin. Namun langkah Lalitha tetap pada temponya seakan tak memedulikan langit yang menggelap.

“Iya, pah. Ita tau,” sahutnya gemas kala orang itu terus menceramahinya.

Rasa damai yang Litha rasakan menghilang seketika. Langkahnya berhenti kala telinganya mendengar suara motor kencang sebelum disusul dengan suara tubrukan. Segera ia memicing ngilu melihat bagaimana motor depan ditubruk dengan kencang dari belakang hingga pengendara terlempar begitu saja.

“Iya ada kecelakaan didepanku.” Kakinya tak berniat berjalan kesana saat ramai orang justru berlarian ke tempat kejadian. Ia berhenti lalu mengernyit sesaat sebelum kembali berucap, “Aku harus banget bantuin nih?”

Lalitha menghela napas sambil melangkahkan kakinya juga ke tempat kejadian. Ia pamit ke seseorang diteleponnya sebelum memasukkan ponselnya ke saku. Semakin mendekat semakin dapat ia dengar kericuhan antara dua suara. Dengan lincah ia menyalip orang-orang dan sampailah pada pusat keramaian.

Ia menatap bingung. Dilihatnya yang terluka cukup parah sedang ditodong oleh penabrak. Si korban meringis dikit sambil mengusap rambutnya kasar. Tak memedulikan orang yang ribut meminta ganti rugi itu, ia memilih mendirikan dahulu motor mogenya sebelum wajahnya terpental karena pukulan.

"Bangsat."

“Wow,” celetuk Lalitha spontan karena terkejut. Orang-orang segera bergerak cepat memisahkan kedua orang itu dengan cepat sebelum muncul kericuhan lainnya. Ditahannya pelaku yang marah-marah itu oleh beberapa pria. Sedangkan korban yang tadi memaki hanya diam mengusap bibirnya sambil matanya menatap tajam pelaku.

Melihat korban yang masih bisa berdiri tegak sambil menatap tajam, ia sedikit meringis melihatnya. Sudah dipastikan tubuhnya luka parah. Hal itu bisa dilihat dari lututnya yang sobek, juga lengan kanannya yang tampak membengkak. Belom lagi jalannya yang terlihat sedikit pincang. Duh, melihatnya dipukul membuat Lalitha sadar akan niatnya kemari.

“Ini ada apa ya?”tanyanya dengan nada pelan ke orang sebelahnya.

“Itu mbak. Ada kecelakaan, kayaknya dia nabrak si cowo ini kenceng. Tapi malah dia yang minta ganti rugi gitu sih mbak. Kasian dah cowoknya, udah ditabrak kenceng sampe motornya kacau gitu, eh dimintain duit ganti rugi,” jelasnya panjang. “Udah mana motornya keliatan mahal juga mbak. Berapa coba tuh biaya perbaikannya.”

Lalitha mengangguk dengan wajah seriusnya. Memang benar. Sial betul nasib pria moge ini.

“Saya minta ganti rugi sama nih anak, tapi bocahnya malah diem aja gak mau ganti, bang. Coba liat motor gue tu ancur. Pokoknya ganti rugi gue gak mau tau. Jangan halangin gue buat ngasih dia pelajaran bang”

Bibir Lalitha berkedut menahan tawa. Jelas-jelas tadi ia lihat si moge ini ditabrak dari belakang olehnya, tapi malah pelaku yang meminta ganti rugi. “Ribet banget dah. Jelas-jelas keliatannya lukanya si mas ini lebih banyak dari dia. Terus motornya juga itu hancur belakangnya. Kok malah dia yang minta ganti rugi ya? Jelas banget nyari duitnya.”

My Universe Where stories live. Discover now