5. Kesal

861 57 6
                                    


Cup

1 detik

2 detik

3 detik

4detik

5 detik

Lama juga ya.

P'fa men men—ciiumku? P'FA MENCIUM BIBIR SUCIKU? FIRST KISS KUUUU HUAAAAAAAAAA.

Tapi aku— aku tidak bisa menghindar, jantungku berdetak keras dan kupu-kupu? Sejak kapan aku memelihara kupu-kupu di perutku.

Normal pov

Setelah beberapa detik bibir mereka saling menempel, yaa hanya menempel. Engfa melepaskan bibirnya dan menjauhkan sedikit wajahnya. Skarang ia teramat gugup dan merasa bersalah, ia takut akan reaksi Charlotte.

"Char aku—-"

Brakkk

Suara pintu mobil di tutup keras dari pintu tempat duduk samping kemudi. Charlotte segera berlari memasuki rumahnya tanpa berpamitan lagi kepada Engfa, dia sangat syok dengan kejadian barusan.

Engfa pov

" Apa yang ada didalam pikiran bodohmu ini Engfaa, berani skali kau mencium nya tanpa izin dan kau gilaaa. Pasti Charlotte akan menjauhiku setelah ini"

Sesampainya dirumah aku segera memarkirkan mobil dan masuk. Kluarga ku mungkin sudah tidur dikamar mreka masing-masing. Hanya ada beberapa asisten rumah yang menyambut ku. Aku menuju ke kamar ku diatas.

Setelah dari kamar untuk berganti baju, aku menuju halaman belakang. Tepatnya menuju kolam renang.

Byurrrr

Aku menceburkan diri di kolam dan mulai berenang hingga beberapa lap. Entahlah yang aku pikirkan sekarang hanya kebodohan ku yang dengan lancangnya mencium Charlotte. Memikirkannya membuat ku semakin stress.

Aku membenamkan kepalaku di dasar kolam.

Sampai aku merasakan....




TAK

Sebuah tongkat alumunium panjang menggetok kepalaku, aku berenang ke permukaan kolam untuk mencari tau pelakunya.

"Siapa yang berani-beraninya memukulku???!" Bentakku marah.

Seorang wanita yang dibilang muda ya engga, tua juga ga tua-tua amat, menatapku dengan sinis sambil memegang tongkat jaring sampah kolam.

"Ehhh, mama hehe aku salah apa ya ma?" Dengan tampang polos aku bertanya.

"Baru juga skripsi udah bikin kamu mau matii huhhhh??? Apa mau mama bantu skalian gantung kamu di pohon toge!!! Cepat naik dan ganti baju mu, mama tunggu di ruang tengah". Mama berlalu masuk kerumah.

Aku hanya menggaruk kepalaku yang sama skali tidak gatal, yaa gapapa biar keren aja. Mengambil handuk lalu naik kekamar untuk membersihkan diri.

Normal pov

Engfa menuruni tangga rumahnya, terlihat Camilk sudah menunggu nya sambil menonton tv. Ia kemudian duduk disebelah Camilk sambil mengambil setoples camilan di atas meja.

"Ma, aku bukan mau mati kok apalagi gara-gara skripsi, cuma mau nge tes ilmu dikit hehe"

TAKKK

Sekali lagi, nyonya besar Waraha memberi tanda kasih sayang kecil di kepala anak tengahnya yang sebenarnya ga banyak tingkah tapi agak betingkah lah malam ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Language (englot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang