3. Gunung Papandayan

1.3K 345 122
                                    

Haiii ... selamat malam minggu. Apa kabar kalian semua?👋 Semoga kita dalam keadaan sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta. Amin. 😇🤲

Seharian tempat mami panasnya poll tiba-tiba jam 4.30 sore petir trus hujan deras sampe malem. Padahal seharian itu mami kena migren sampe muntah-muntah dan baru reda setelah makan obat dan tidur.

Tapi mami bersyukur sekarang udah agak enakan dan bisa update malam ini. Semoga kalian terhibur ya. 🙏💛

Happy reading ...

🌹🌹🌹

Audrey Latisha Dimitri: Joey King

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Audrey Latisha Dimitri: Joey King

"Sepertinya kita nggak mungkin pacaran, Od!" ucap Christo dengan tegas.

Aku mengernyit mendengarnya.

"Selamanya!" lanjut Christo.

Aku hanya terdiam menatapnya. Setahuku cowok yang menyukai kita akan mengatakan, "Gue suka lo, Od. Mau nggak jadi pacar gue?"

Itu cara laki-laki normal menyatakan perasaannya tapi sepertinya Christo nggak normal deh karena dia mengatakan, "Sebenernya gue naksir lo tapi ..."

"Sepertinya kita nggak mungkin pacaran, Od!"

Rasanya ingin tertawa terbahak-bahak tapi wajah serius Christo membuatku menjawab, "Ya udah, nggak apa-apa, Bang. Santai aja kali. Gue juga nggak naksir Abang kok!"

Aku tertawa kecil melihat wajah kaget Christo. Dia sepertinya tidak percaya kalau aku nggak naksir dia. Pengen ngakak tapi kasihan. Demi tidak menurunkan harga dirinya, aku merebut bola basket dari tangannya dan mulai mendribel bola itu menuju ring.

Setelah kupikir-pikir ini cowok nggak ada romantisnya. Masa iya ngomong naksir dan nolak sambil main basket? Kurasa hanya Christo satu-satunya cowok aneh di dunia ini ditambah ketiga sahabatnya yang berdiri di pinggir lapangan dengan berkacak pinggang.

Christo berbalik dan mengejarku sambil berteriak, "Tapi kita harus jadi best friend, Od. Lo nggak akan bisa hidup tanpa gue, Od."

Aku berhasil memasukkan bola ke dalam ring sambil berteriak, "Abang ngomong apa sih? Gue nggak paham dah!"

Aku sengaja berlari ke arah ketiga sahabatnya Christo dan dengan napas terengah-engah aku berhenti di depan mereka. Aku menggerakkan tangan kananku dan berkata, "Gue nggak ngerti maksud lo, Bang."

"Maksud gue, kita sahabatan seumur hidup, Od. Gue bisa pacaran sama siapa aja tapi kita tetep bareng kemana-mana."

Aku menatap ketiga sahabat Christo. Ketiganya sama-sama mengangkat sebelah alis mereka.

"Trus gue gimana? Boleh pacaran sama yang lain juga kan, Bang?"

Christo terdiam dan akhirnya dia mengangguk dengan sangat lambat. "Tapi gue harus scanning dulu calon pacar lo, oke atau nggak? Sesuai sama kriteria gue nggak?"

FriendLove (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang