7

12.2K 1K 41
                                    

Sesuai rencana nya, Zilo  menginap di rumah ibu nya selama satu minggu, agar Marvin fokus dalam proses membuahi Samuel.

Kini di rumah itu, hanya ada Samuel dan juga Marvin.

Bahkan Samuel terus menonton you tube untuk melihat tutorial masak, jujur saja ia tak pintar dalam hal itu.

Selama ini yang selalu bekerja di dapur adalah ibu nya, ia hanya tau makan dan memberi uang belanja bulanan.

Samuel mulai mempelajari menu makanan dari yang mudah, seperti nasi goreng, membuat pasta dan juga membuat sayur sop.

Ia mulai menyiapkan bahan masakan, rencana nya ia akan membuat pasta, Zilo bilang Marvin sangat menyukai pasta.

Ia menyimpan ponsel nya dekat wastafel, lalu segera melancarkan aksi nya.

Sesekali Samuel bersenandung ria, saat membuat pasta.

Hanya membutuhkan waktu hampir satu jam, dan itu cukup membuat nya kewalahan, wajar saja ia baru pemula 'kan?

Samuel tersenyum senang, saat selesai menata nya di meja.

Ia melepas celemek, bersiap akan menyambut Marvin pulang.

Samuel berharap Marvin akan menyukai pasta buatan nya, ini pertama kali dia belajar memasak, ayolah butuh perjuangan besar walau hanya membuat pasta.

"Aku pulang!"

Samuel segera menghampiri Marvin, saat mendengar suara sang suami, ia berusaha se lemah lembut mungkin menyambut Marvin.

"Kau akan makan langsung, atau eumm..mandi mungkin?" tanya Samuel gugup.

"Tak baik mandi malam-malam, Zilo selalu memarahi ku, aku akan langsung makan saja," ucap Marvin.

Samuel menelan saliva nya, ia benar-benar bodoh, sudah tahu Marvin suami seorang dokter sudah sangat jelas Zilo selalu melarang apa yang mengganggu kesehatan.

"Ini buatan mu?" tanya Marvin, yang di angguki Samuel.

"Cobalah, aku baru saja belajar."

Marvin menyendokan pasta yang sudah di alas oleh Samuel.

Damn!

Rasanya jauh dari kata baik, bahkan terlalu baik jika ia menyebut nya buruk, ini benar-benar jauh dari kata lezat.

Marvin memuntah kan kembali pasta nya, sontak membuat wajah samuel berubah drastis.

"Bahkan hewan sekali pun tak akan sudi memakan nya," celetuk Marvin, tak peduli dengan perasaan Samuel.

Ia meminum segelas air minum sampai tandas.

"Mulai besok lebih baik kau memesan makanan saja, aku tak ingin mati konyol karena memakan masakan mu,"

"Apa seburuk itu?" tanya Samuel, ia berharap mendapat pujian walau hanya sedikit atau satu kata.

"Ya, bahkan aku rasa hewan pun akan merasa jijik, aku merasa ingin muntah saat ini, sebenarnya kau mau memberi ku makan, atau ingin meracuni ku,"

"Zilo bilang kau pilihan terbaik?" Marvin terkekeh sinis.

"Sungguh aku merasa kau pilihan terburuk, tak berpendidikan, pekerja bar, dan jangan lupakan kau si haus uang," Marvin berdecih setelah nya.

"Tak bisakah kau berhenti memaki ku, aku sudah tak bekerja di bar untuk saat ini, lagipula..."

"Tutup mulut mu, cepatlah bersiap jalang, aku akan merasakan mu malam ini, agar semua nya cepat selasai, setelah kau melahirkan anak ku, enyahlah dari kehidupan ku!"

Astrophile  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang